Percaya Adanya Wali Allah Berikhtiar

otomatis tokoh dalam cerita sudah mempercayai akan adanya hari kiamat kelak. Pernyataan tersebut diperkuat pada kutipan berikut. Riuh rendah sangat idhomat rupa seperti akan kiamat gelap gulita memandang umat raja banyak berhati hormat SPJ, hal.44 Jangan dikata rakyat Srigala di dalam hutan berlari pula seperti kiamat di hutan pula tempik soraknya seperti tiga gila SPJ, hal.4-5 Pada kutipan di atas diilustrasikan bagaimana kondisi dunia ketika kiamat datang. Kondisi rakyat rimba yang semrawut, ribut, dan gelap gulita merupakan pengumpamaan dari kondisi ketika kiamat datang. Dengan adanya pengumpamaan seperti ini, berarti sang tokoh telah meyakini adanya hari kiamat.

4.6.1.3 Percaya Adanya Wali Allah

Wali Allah merupakan manusia terpilih yang memiliki karomah, yakni sejenis kekuatan ajaib yang diberikan Allah SWT kepada seorang wali. Manusia terpilih tersebut bertugas untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada seluruh umat manusia. Biasanya, manusia terpilih ini memiliki keimanan yang sempurna dan bekal ilmu yang sangat luas, terutama ilmu agama. Kepercayaan terhadap keberadaan wali Allah ini merupakan hal yang penting untuk ditanamkan di hati setiap muslim. Kepercayaan ini akan mengukuhkan keyakinan dalam menerima ajaran yang dibawa oleh wali Allah tersebut. Hal ini juga ditekankan dalam SPJ. Pengukuhan pernyataan di atas dapat dilihat pada kutipan berikut. Aku bertemu dengan wali Allah terlalu besar ilmu itulah pada hari ini kiamat tentulah tuan hamba doaku Kambing terkamlah SPJ, hal.12 Kutipan di atas menggambarkan bagaimana tokoh dalam cerita percaya akan adanya wali Allah. Hal tersebut diperjelas dengan penggambaran pada kutipan di atas bahwa sang tokoh ‘aku’ telah bertemu dengan wali Allah pada hari yang semrawut, yang diumpamakan sebagai hari kiamat. Wali Allah merupakan manusia terpilih, sehingga doanya dianggap mustajab. Oleh karena itu, ketika dalam kondisi yang semrawut itu sang tokoh berdoa supaya Kambing yang menjadi musuhnya, segera diterkam. Pertemuan tersebut membuat semakin yakin bahwa wali Allah sangat besar ilmunya.

4.6.1.4 Berikhtiar

Ikhtiar merupakan suatu usaha yang harus dilakukan setiap manusia dalam melakukan segala hal. Ikhtiar dilakukan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan. Dalam ajaran agama Islam, ikhtiar sangat dianjurkan. Hal ini mengingat nasib dan takdir manusia merupakan rahasia Allah SWT. Namun demikian bukan berarti manusia harus pasrah menunggu nasib, melainkan harus tetap berikhtiar atau berusaha. Tampaknya ajaran tentang berikhtiar juga ditekankan dalam SPJ. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Inilah maka hamba berperi bagaimana ikhtiar tuan jauhari boleh melawan Pelanduk bestari Gajah pun marah tiada terperi SPJ, hal.25 Kutipan di atas menggambarkan bagaimana ikhtiar itu juga ditekankan dalam usaha melawan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Pelanduk yang memiliki tubuh kecil dan lemah mencoba melawan Gajah yang bertubuh besar dan otomatis memiliki kekuatan yang sangat besar. Secara logika, si Pelanduk pasti akan kalah. Namun Pelanduk tidak putus asa dan terus berikhtiar untuk menjadi pemenang. Hal ini tentu membuat sang Gajah menjadi marah karena merasa diremehkan. Kiasan di atas mengingatkan kita bahwa ikhtiar itu merupakan suatu hal yang positif. Semangat berikhtiar harus ditanamkan pada diri setiap manusia sebagai bekal dalam menghadapi segala macam rintangan hidup. Segala yang tidak mungkin bisa saja menjadi mungkin. Oleh karena itu, ikhtiar sangat penting dilakukan kita sebagai manusia. Ajaran ikhtiar juga terlihat pada kutipan berikut. Rakyat tuanku banyak yang fana dibinasakan oleh Buaya yang hina apa ikhtiar duli yang ghona berkata mustajab doa Maulana Syah Alam di rimba berdiri menghadap pula ke matahari menadah ke langit berperi-peri itupun tunduk berdiam diri SPJ, hal.41-42 Pada kutipan di atas digambarkan bagaimana usaha atau ikhtiar Syah Alam dalam mengatasi masalah Buaya yang semena-mena. Banyak rakyat binasa atau mati karena ulah Buaya. Mengetahui hal itu Syah Alam segera bertindak. Usaha pertama yang dilakukan Syah Alam adalah melakukan doa dengan menengadah ke langit. Hal ini dilakukan untuk menenangkan rakyatnya, karena mereka percaya bahwa doa Syah Alam sangat mustajab. Usaha Syah Alam selanjutnya terdapat pada kutipan berikut. Berkata pula duli Sekraba kepada segala teman dan hamba carikan aku akarnya tuba seorang sepikul jangan tiada SPJ, hal.42 Usaha atau ikhtiar selanjutnya Syah Alam menyuruh seluruh rakyat untuk mencari akar tuba. Bahkan kalau bisa seorang membawa sepikul. Hal ini dilakukan untuk mengatur siasat dan strategi dalam melawan Buaya, sebelum benar-benar melakukan penyerangan secara fisik.

4.6.1.5 Berdoa dengan Kesungguhan Hati