Iman Kepada Hari Kiamat

4.6.1.2 Iman Kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat adalah meyakini kedatangannya. Dengan demikian akan melahirkan jiwa yang hati-hati dan selalu melakukan perbuatan yang bermuatan ganda yaitu untuk kehidupan dunia dan akhirat. Perbuatan tersebut nantinya akan menciptakan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat. Iman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Rukun iman yang kelima ini sangat penting ditumbuhkan dalam hati setiap muslim mengingat akan datangnya hari kiamat sebagai hari akhir kehidupan di dunia. Kehidupan setelah kiamat itulah yang disebut dalam Al- qur’an sebagai kehidupan yang sebenarnya. Penggambaran keimanan atau keyakinan terhadap hari akhir ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Kambing ke luar beribu-ribu hendak memakan tuan hamba itu kepada hari ini kiamat tentu semuanya mati kita di situ SPJ, hal.12 Kutipan di atas menggambarkan bagaimana kondisi dunia ketika kiamat tiba. Dunia menjadi semrawut, porak-poranda, dan seluruh makhluk hidup akan binasa. Dengan adanya penggambaran hari kiamat seperti itu, sudah jelas bahwa sang tokoh telah percaya dan meyakini adanya hari kiamat. Bukan hanya itu saja, pelukisan kondisi pada saat hari kiamat tampaknya sudah terkonsep dalam pikiran umat muslim. Hal ini mengingat dalam ajaran Islam pun membahas masalah hari kiamat, tanda-tanda kedatangannya, dan kondisi dunia kelak. Dengan adanya konsep kepercayaan seperti itu, secara otomatis tokoh dalam cerita sudah mempercayai akan adanya hari kiamat kelak. Pernyataan tersebut diperkuat pada kutipan berikut. Riuh rendah sangat idhomat rupa seperti akan kiamat gelap gulita memandang umat raja banyak berhati hormat SPJ, hal.44 Jangan dikata rakyat Srigala di dalam hutan berlari pula seperti kiamat di hutan pula tempik soraknya seperti tiga gila SPJ, hal.4-5 Pada kutipan di atas diilustrasikan bagaimana kondisi dunia ketika kiamat datang. Kondisi rakyat rimba yang semrawut, ribut, dan gelap gulita merupakan pengumpamaan dari kondisi ketika kiamat datang. Dengan adanya pengumpamaan seperti ini, berarti sang tokoh telah meyakini adanya hari kiamat.

4.6.1.3 Percaya Adanya Wali Allah