mereka percaya bahwa doa Syah Alam sangat mustajab. Usaha Syah Alam selanjutnya terdapat pada kutipan berikut.
Berkata pula duli Sekraba kepada segala teman dan hamba
carikan aku akarnya tuba seorang sepikul jangan tiada
SPJ, hal.42
Usaha atau ikhtiar selanjutnya Syah Alam menyuruh seluruh rakyat untuk mencari akar tuba. Bahkan kalau bisa seorang membawa sepikul. Hal ini
dilakukan untuk mengatur siasat dan strategi dalam melawan Buaya, sebelum benar-benar melakukan penyerangan secara fisik.
4.6.1.5 Berdoa dengan Kesungguhan Hati
Berdoa merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan permohonan dan harapan-harapan seseorang kepada Tuhannya. Berdoa ini merupakan perintah dari
Tuhan karena bila tidak berdoa kepada-Nya, menunjukkan bahwa orang itu dalam kesombongan. Berdoa merupakan kegiatan hubungan antara Tuhan dengan
hamba-Nya. Perintah untuk berdoa kepada Tuhan sangat dianjurkan mengingat Allahlah penentu nasib. Seberapa besar usaha kita dalam meraih sesuatu, kalau
Allah tidak menghendaki maka gagal semua rencana. Namun, Allah SWT Maha Pengasih. Manusia pun diberi kesempatan untuk memohon agar dikabulkan apa
yang diinginkan. Cara inilah yang disebut berdoa. Di dalam teks SPJ, berdoa sangat dianjurkan. Bahkan rakyat rimba
percaya bahwa doa orang yang dekat dengan Allah sangat makbul. Namun berdoa bukan hanya mulut komat-kamit dengan menengadahkan kedua tangan,
melainkan harus dengan kesungguhan hati. Dengan cara inilah Allah akan
tersentuh dan doa pun akan dikabulkan. Hanya saja kapan waktu pengabulannya, hanya Allah yang maha tahu. Anjuran berdoa dengan kesungguhan hati dalam SPJ
dapat dilihat pada kutipan berikut. Baik bertapa bulan dan hari
supaya makbul doa bestari amalkan dengan bersungguh hati
supaya mustajab doa jauhari SPJ, hal.12-13
Pada kutipan di atas digambarkan bagaimana doa itu harus dilakukan dengan kesungguhan hati. Ini dilakukan supaya Allah tersentuh dan mengabulkan
doa kita. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk berdoa secara terus-menerus hingga doa itu dikabulkan. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
Hamba pun segera menadahkan tangan ke atas langit ayuhai tuan
jangan dimakan tuan hamba sekalian meminta doa sehari-harian
SPJ, hal.13
Kutipan di atas menjelaskan bahwa berdoa itu harus diusahakan dengan gigih. Bukan hanya sekali saja melainkan harus dilakukan berulang-ulang sampai
doa itu dikabulkan. Diilustrasikan pula bagaimana cara berdoa, yakni dengan menengadahkan tangan ke atas lalu berdoa dengan kesungguhan hati.
4.6.2.6 Bertaubat
Manusia pada kodratnya adalah makhluk yang banyak memiliki kesalahan. Sebagai puncak dari pengampunan atas segala kesalahan adalah dengan cara
bertaubat. Taubat merupakan sikap sadar dan menyesal akan perbuatan yang salah dan berniat memperbaiki perbuatan tersebut dengan kembali kepada jalan yang
benar. Tentunya taubat yang dilakukan dengan sepenuh hati atau biasa disebut
dengan taubatan nasuha. Anjuran bertaubat dalam SPJ sangat ditekankan mengingat manusia tempat salah dan lupa. Adapun anjuran bertaubat tersirat pada
kutipan berikut. Tidaklah lagi hamba berani
melawan tuanku keramat wali taubatlah hamba tidaklah lagi
biarlah pendek umur sekali Hamba di bawah perintah tuan
ampunkan dosa patik sekalian menyerahkan diri nyawa dan badan
kepada tuanku minta kasihan Ampunkan dosa yang telah lalu
harap ampun jiwa tuanku apa-apa perintah patik mengaku
sepatuh-patuh di bawah cerpu SPJ, hal.22
Kutipan di atas menggambarkan seorang hamba yang hendak bertaubat. Sebelumnya hamba ini telah melakukan kesalahan kemudian bertaubat menyesali
perbuatannya yang membangkang dan semena-mena. Sebagai wujud penyesalannya, sang hamba menyerahkan nyawa dan badannya untuk diabdikan
sepenuhnya kepada tuannya. Hal ini dilakukan sang hamba semata-mata untuk memperoleh pengampunan dari tuannya. Pernyataan lain tentang anjuran
bertaubat juga dapat dilihat pada kutipan berikut. Taubatlah patik beribu-ribu
mohonkan ampun di bawah cerpu tidak sekali membuat laku
sampai kepada anak dan cucu SPJ, hal.39
Bertaubatlah tuanku beribu-ribu serta dengan di bawah cerpu
taubatlah patik anak dan cucu tidak berbuat demikian
SPJ, hal.47
Kedua kutipan syair di atas memiliki kandungan makna yang sama. Yaitu menggambarkan bagaimana pernyataan seorang hamba beserta keluarga dan
teman-temannya yang hendak bertaubat. Mereka berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang diperbuat sampai anak dan cucu mereka. Hal ini merupakan
sebuah bukti kesungguhan mereka untuk bertaubat.
4.6.2 Nilai Budaya