Nilai dalam Naskah Lama

hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

2.5.3 Nilai dalam Naskah Lama

Naskah lama merupakan warisan budaya bangsa yang mengandung informasi yang sangat berharga Lubis 2001:22. Informasi itulah yang harus disampaikan kepada generasi penerus. Melalui penelitian-penelitian naskah lama, penyampaian informasi yang sangat berharga dalam naskah lama dapat terealisasikan. Informasi yang sangat berharga itulah yang disebut nilai-nilai luhur yang disampaikan nenek moyang sebagai penyusun kepada generasi penerusnya. Naskah lama mengemban isi yang sangat kaya. Kekayaan itu dapat ditunjukkan oleh aneka ragam aspek kehidupan yang dikemukakan, misalnya masalah sosial, politik, ekonomi, agama, filsafat, kebudayaan, bahasa, dan sastra. Apabila dilihat sifat pengungkapannya, dapat dikatakan bahwa kebanyakan isinya mengacu kepada sifat-sifat historis, didaktis, dan religius. Sementara itu, jika dilihat dari kandungan maknanya, wacana yang berupa teks klasik atau lama itu mengemban fungsi tertentu yaitu membayangkan pikiran dan membentuk norma yang berlaku, baik bagi orang sezaman maupun bagi generasi mendatang Baried 1985:4-5 Sudjiman dalam Mulyadi 1991:41 mengemukakan bahwa isi naskah mencakup rentangan yang luas tentang kehidupan spiritual nenek moyang kita serta memberikan gambaran yang memadai tentang alam pikiran dan lingkungan hidupnya. Menggali warisan nenek moyang yang agung nilainya itu perlu dalam rangka membina dan mengembangkan kebudayaan kita. Dengan pengkajian naskah-naskah itu kita dapat memahami dan menghayati pandangan serta cita-cita yang menjadi pedoman hidup mereka. Melalui pengkajian inilah nilai-nilai luhur dari leluhur dapat tersampaikan kepada generasi penerusnya. Pada umumnya karya sastra mengandung sifat dulce et utile, yakni menghibur dan mengandung pengajaran. Termasuk juga naskah kesusastraan Melayu klasik yang merupakan sebuah karya sastra. Sifat dulce diwujudkan dalam kemerduan permainan bunyi, keteraturan irama, serta gaya bahasa atau majas, yang disajikan memikat, menyejukkan perasaan, dan menimbulkan rasa keindahan sehingga pembaca dapat terhibur dan melupakan sejenak kenyataan hidup yang kurang menyenangkan. Semantara itu, sifat utile diartikan sebagai sesuatu yang mengandung nilai pengajaran dan keteladanan terutama tentang kearifan hidup, hidup bermasyarakat, dan kehidupan beragama. Hal tersebut sama artinya dengan sifat didaktis instruktif, yaitu mengandung nilai pengajaran dan bimbingan moral Sudjiman 1995:15. Pada umumnya, nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah teks lebih mudah diterima jika disajikan dengan cara yang memikat. Bahkan teks yang sifat menghiburnya dominan secara tersirat, sering mengandung nilai-nilai luhur atau nilai-niali teladan. Teks yang demikian itu kebanyakan beredar dalam bentuk lisan yang kemudian dibukukan untuk menghindari kepunahan. Seperti halnya naskah Syair Pelanduk Jenaka SPJ ini. Selain sebagai cerita pelipur lara atau hiburan dalam bentuk syair, SPJ juga mengandung nilai-nilai luhur. Penyampaian nilai-nilai luhur itu dilakukan pengarang secara tersirat. Oleh sebab itu nilai-nilai luhur tersebut harus digali agar sampai kepada pembaca sebagai masyarakat modern sekaligus sebagai generasi penerus. Penggalian nilai-nilai yang terkandung dalam naskah dianggap perlu karena nilai-nilai tersebut masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini, sehingga nilai-nilai tersebut dapat menjadi teladan bagi generasi penerus. Selain itu, secara tidak langsung penggarapan naskah juga merupakan salah satu upaya melestarikan khazanah pernaskahan di Nusantara.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara atau sistem kerja, sedangkan metodologi dapat dikatakan pula sebagai pengetahuan tentang apa saja yang merupakan cara untuk menerangkan atau meramalkan variabel konsep maupun definisi konsep yang bersangkutan dan mencari konsep tersebut secara empiris. Untuk itu metode filologi berarti pengetahuan tentang cara, teknik, atau instrumen yang dilakukan dalam penelitian filologi Lubis 2001:70

3.1 Data dan Sumber Data

Data yang diteliti dalam skripsi ini adalah teks Syair Pelanduk Jenaka SPJ yang berwujud kata atau kalimat yang mengandung nilai-nilai luhur warisan nenek moyang kita. Teks tersebut merupakan hasil transliterasi peneliti dari aksara Arab menjadi aksara Latin. Adapun sumber data penelitian ini berupa naskah Syair Pelanduk Jenaka dengan tebal 53 halaman, berbahasa Melayu aksara Arab. Naskah dengan nomor Br 169 merupakan koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jalan Salemba Raya 28A Jakarta. Naskah SPJ ini merupakan naskah turunan dari masa Dr. Brandes di Bataviaasch Genootschap pada tahun 1890-an Masehi. Berdasarkan kolofon, naskah ini pertama kali disalin oleh Al-Haj Abdul Karim di Kampung Pasir Kemayor Singapura selama 22 hari bulan Syawal pada tahun 1308 H atau tahun 1890 M.