1. Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN dan penetapan UU-APBN oleh DPR. 2. Pembahasan dan pengesahan RUU- APBN dan penetapan UU- APBN oleh DPR.
3. Pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan Negara oleh
Pemerintah. 4. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan laporan keuangan oleh BPK.
5. Pembahasan dan persetujuan Laporan pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dan penetapan UU-Laporan Pertanggungjawaban APBN oleh DPR.
Mardiasmo 2002 : 70 Prinsip-prinsip pokok siklus anggaran perlu diketahui dengan baik oleh penyelenggara pemerintahan. Pada dasarnya prinsip-prinsip dan
mekanisme penganggaran relatif tidak berbeda antara sektor swasta dengan sektor publik. Mardiasmo dalam bukunya Henley 1990. Siklus anggaran meliputi empat
tahap yang terdiri atas : 1 Tahap persiapan anggaran preparation, 2 Tahap ratifikasi ratification, 3 Tahap implementasi implementation dan 4 Tahap
pelaporan dan evaluasi reporting and evaluation.
2.1.2 Pejabat Pengguna AnggaranPengguna Barang.
Menurut Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 bagian ke empat pasal 10, bagian ke lima pasal 11,
bagian keenam pasal 12, bagian ketujuh pasal 13, dan bagian kedelapan pasal 14 bahwa Pejabat Pengguna AnggaranPengguna Barang terdiri dari : 1 Kepala SKPD
2. Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Barang 3 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD 4 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD 5
Bendahara Penerima dan Bendahara Pengeluaran. Masing – masing pejabat pengelola
Universitas Sumatera Utara
anggaranpengguna barang tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
2.1.3 Good Governance Kepemerintahan yang Baik
Pengertian good governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan- urusan publik. Good governance dapat tercapai apabila beberapa hal dibawah ini
dipedomani dalam pengelolaan APBD. Selanjutnya Mardiasmo 1999, 2006 mengemukakan elemen manajemen keuangan daerah yang diperlukan untuk
mengontrol kebijakan keuangan daerah tersebut meliputi, akuntabilitas, value for money, kejujuran, transparansi dan pengawasan.
Konsep Good Governance, Good Financial Governance merupakan konsep baru yang di adopsi dari luar diperkenalkan di Indonesia oleh lembaga-lembaga donor
World Bank, Asian Developmen Bank ADB dan United Nation Developmen Program UNDP. Good Governance sebagai suatu kesuksesan pemerintah dalam
mengelola keuangan untuk pelayanan umum yang baik. World Bank dalam Maryono, Warella, Kismartini 2007 mengusung tiga
indikator yang perlu diperhatikan dalam good governance yaitu : 1 bentuk rejim politik, 2 proses dimana kekuasaan digunakan dalam manajemen-manajemen
sumber daya social dan ekonomi bagi kepentingan pembangunan, 3 kemampuan pemerintah untuk mendesain, mempormulasikan, melaksanakan kebijakan, dan
melaksanakan fungsi-fungsinya. ADB mengartikulasikan empat elemen penting dari good governance yaitu:
1 akuntabilitas, 2 partisipasi, 3 terprediksi, 4 transparansi. UNDP
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan enam indikator kesuksesan good governance yaitu: 1 mengikut sertakan semua, 2 transparan dan bertanggung jawab, 3 efektif dan adil 4
menjamin adanya supremasi hukum, 5 menjamim bahwa priortas-prioritas politik, sosial ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat, 6 memperhatikan
kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.
Saragih 2003 dalam Maryono, Warella, Kismartini 2007 mengatakan terdapat lima prinsip dasar dalam mengelola keuangan publik yaitu : 1 transparansi,
2 efisisen, 3 efektif, 4 akuntabilitas, 5 partisipasi. World Bank dalam Mardiasmo 2002 menetapkan prinsip-prinsip pokok
dalam penganggaran dan manajemen keuangan daerah antara lain : 1 Komprehensip dan displin, 2 fleksibilitas, 3 terperediksi, 4 kejujuran 5 informasi, 6
Transparansi dan akuntabilitas. ADB memberikan indicator ataupun prinsip-prinsip good financial governance yaitu : 1 transparansi of financial reporting, 2
Reliability of financial reporting, 3 accounting and auditing standards, 4 strength of the accounting and auditing profesinal, 5 legal and regulatory framework.
Karakteristik Good Governace menurut UNDP dalam Mardiasmo 2002 1 participation, 2 rule of law, 3 transparency, 4 responsiveness, 5 consensus
orientation, 6 equity, 7 efficiency and effectiveness, 8 Accountability, 9 strategic vision.
Dari berbagai elemen manajemen keuangan daerah dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas, transparansi, pengawasan dan akuntansi diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengontrol kebjikan keuangan daerah tersebut. Pencapaian good governance, good financial governance juga tidak terlepas dari hal tersebut diatas.
2.1.3.1 Akuntabilitas
Secara umum dalam setiap pengelolaan APBD selalu di kaitkan dengan akuntabilitas publik. Hal ini dapat dilihat dari defenisi akuntabilitas yang merupakan
hal yang penting untuk menjamin efisiensi dan efektivitas. Keterkaitan atau pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan APBD dapat dilihat bahwa akuntabilitas
dengan seberapa baik prosedur hukum yang diikuti untuk membentuk keputusan administrasi publik yang harus dihormati oleh para pegawai sipil dan otoritas publik.
Akuntabilitas mencakup eksistensi dari suatu mekanisme yang meyakinkan politisi dan pejabat pemerintahan terhadap aksi perbuatannya dalam penggunaan sumber-
sumber publik dan kinerja prilakunya. Akuntabilitas juga berkaitan erat dengan pertanggungjawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau
target kebijaksanaan atau program. Mardiasmo 2002 Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang
amanah agent untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya
kepada pihak pemberi amanah principal yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Mardiasmo 2002 dalam bukunya Ellwood 1993 menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu :
1 Akuntabilitas kejujuran dan hukum Accoutability for probity and legality, 2
Universitas Sumatera Utara
Akuntabilitas proses process accountability, 3 Akuntabilitas program program accountability 4 Akuntabilitas kebijakan policy accountability
Menurut Sulistoni 2003 pemerintah yang accountabel memiliki ciri ciri sebagai berikut : 1 Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan secara terbuka,
cepat, tepat kepada masyarakat, 2 Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi publik, 3 Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam
proses pembangunan dan pemerintahan, 4 Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan 5
Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Melalui pertanggung jawaban public, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program
dan kegiatan pemerintah. Akuntabililtas pengelolaan APBD adalah kewajiban Pemerintah Daerah
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dengan penerimaan dan
penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut DPRD dan masyarakat. Aspek penting yang
harus dipertimbangkan ialah : 1 Legalitas penerimaan dan pengeluaran daerah. Setiap transaksi yang dilakukan harus dapat dilacak otoritas legalnya 2 Pengelolaan
stewardship keuangan daerah secara baik, perlindungan asset fisik dan financial, mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus. Prinsip prinsip keuangan daerah
meliputi : 1 Adanya suatu system akuntansi dan system anggaran yang dapat menjamin bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara konsisten sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku 2 Pengeluaran daerah yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan berorientasi pada pencapaian visi, misi, tujuan sasaran dan hasil manfaat yang akan dicapai.
Mursyidi 2009 Akuntabilitas. Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2.1.3.2 Transparansi
Selain adanya akuntabilitas dalam siklus anggaran, transparansi anggaran juga diperlukan untuk meningkatkan pengawasan. Transparansi merupakan salah satu
prinsip good governance. Mardiasmo 2006. Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi
perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat di mengerti dan dipantau.
Transparansi bermakna tersedianya informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu tentang kebijakan public, dan proses pembentukannya. Informasi adalah suatu
kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daerah. Dengan ketersediaan informasi, masyarakat dapat ikut sekaligus mengawasi sehingga
kebijakan publik yang muncul bisa memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat, serta mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi yang hanya akan
menguntungkan salah satu kelompok masyarakat saja secara tidak proporsional. Menurut Sopamah dan Mardiasmo 2003 anggaran yang disusun oleh pihak
eksekutip dikatakan transparansi jika memenuhi kriteria berikut : 1 Terdapat
Universitas Sumatera Utara
pengumuman kebijakan anggaran, 2 Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses, 3 Tersedia laporan pertanggungjwaban yang tepat waktu 4
Terakomodasinya suarausulan rakyat 4 Terdapat system pemberian informasi kepada publik.
Menurut Hadi Sumarsono 2003 Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan kebijakan keuangan daerah, sehingga dapat
diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi pengeloalan keuangan daerah pada akhirnya akan menciptakan horizontal accountability antara
pemerintah daerah dengan masyarakatnya, sehingga tercipta Pemerintah Daerah yang bersih, efektif, efisien, akuntabel dan responsip terhadap aspirasi dan kepentingan
masyarakat. Menurut Mursyidi 2009 Transparansi. Memberikan informasi keuangan
yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang undangan.
Dengan demikian dapat dikatakan transparansi merupakan yang tidak terpisah dalam pencapaian pengelolaan keuangan pemerintah dan pemerintahan yang
baik.
2.1.3.3 Pengawasan
Pengawasan adalah pengukuran kinerja dan pengambilan tindakan untuk menjamin hasil yang diinginkan. Merupakan peran penting dan positif dalam proses
Universitas Sumatera Utara
manajemen. Menjamin segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai waktunya.
Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah disusun dalam APBD dapat berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis.
Memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan mandat, visi, misi, tujuan serta target-target operasi organisasi. Mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja
tiap instansi yang akan dijadikan parameter penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Dari sisi akuntabilitas, system pengawasan akan memastikan bahwa dana pembangunan digunakan sesuai dengan etika dan aturan hukum dalam rangka
memenuhi rasa keadilan. Pengawasan menurut Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 Tentang Tata
Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa Pengawasan Pemerintah Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Berdasarkan ruang lingkup pengawasan Fatchurrochman 2002 membedakannya menjadi dua yaitu : 1 Pengawasan internal yang terdiri dari
pengawasan melekat dan pengawasan fungsional, dan 2 Pengawasan Eksternal. Intruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 menyebutkan adanya dua jenis pengawasan
yaitu pengawasan atasan langsung dan pengawasan fungsional. Pengawasan Melekat WASKAT adalah suatu pengawasan yang merupakan bagian integral dari suatu
manajemen yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1 Penggarisan struktur
Universitas Sumatera Utara
organisasi dengan pembagian tugas beserta uraiannya yang jelas. 2 Rincian kebijakan pelaksanaan yang dituangkan secara tertulis dan dapat menjadi pedoman
bagi yang menerima pelimpahan wewenang dari atasan. 3 Rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan, bentuk hubungan kerja antar
kegiatan tersebut dan hubungan antara berbagai kegiatan beserta sasaran yang harus dicapai. 4 Prosedur kerja yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang jelas dari
atasan kepada bawahan. 5 Pencatatan hasil kerja serta pelaporan yang merupakan alat bagi atasan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan bagi pengambilan
keputusan serta penyusunan, baik mengenai pelaksanaan tugas maupun mengenai pengelolaan keuangan. 6 Pembinaan personel yang terus menerus agar pelaksanaan
menjadi unsur yang mampu melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan maksud serta kepentingan
tugasnya. Pengawasan fungsional yang berasal dari lingkungan internal organisasi pemerintah,
atau juga yang dikenal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah APIP. APIP terdiri dari BPKP Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan IRJEN
Inspektorat Jendral Departemen atau Unit Pengawas Lembaga Non Departemen, IRWIL Inspektorat Wilayah, Badan Pengawas Daerah Bawasda, SPI Satuan
Pengawas Intern. Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atau
atasan langsung suatu organisasi terhadap kinerja bawahan dengan tujuan untuk mengetahui atau menilai apakah kerja yang telah ditetapkan telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan atau peraturan perundang undangan yang berlaku. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan fungsional adalah pengawasan internal yang dilakukan oleh aparat fungsional baik yang berasal dari lingkungan internal departeman, lembaga Negara
atau BUMN termasuk pengawasan dari lembaga khusus pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan dapat berupa pengawasan secara
langsung dan tidak langsung serta preventip dan reprentive. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri
ditempat pekerjaan dan meminta secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengwasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari
laporan yang diterima dari pelaksana. Pengawasan preventive dilakukan melalui pre audit yaitu sebelum pekerjaan dimulai. Pengawasan represif dilakukan melalui post
audit dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan ditempat inspeksi. Pengawasan legislatif dilakukan oleh DPRD terhadap penyelenggaaraan
Pemerintahan sesuai dengan tugas, wewenang dan haknya melalui dengar pendapat, kunjungan kerja dan pembentukan Panitia Khusus Pansus dan atau Panitia Kerja
Panja agar terdapat jaminan terciptanya pola pengelolaan anggaran daerah yang terhindar dari praktik kolusi, korupsi dan nepotisme KKN, baik mulai proses
perencanaan, pengesahan, pelaksanaan serta pertanggungjawaban. Disamping DPRD mengawasi secara langsung tentang mekanisme anggaran, DPRD juga menggunakan
aparat pengawasan eksternal pemerintah, yang independent terhadap lembaga eksekutif di daerah yaitu Badan Pemeriksa Keuangan BPK.
2.1.3.4 Value for Money.
Universitas Sumatera Utara
Tuntutan baru transparansi dan akuntabilitas dalam organisasi sektor publik harus memperhatikan value for money VfM dalam menjalankan aktivitasnya.
Renyowijoyo 2008, Mardiasmo 2006 menyatakan Value for Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga jenis
elemen utama yaitu, ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi, merupakan perolehan masukan input dengan kualitas dan
kuantitas tertentu dengan harga terendah. Ekonomi merupakan perbandingan antara masukan yang terjadi dengan nilai masukan yang seharusnya. Ekonomi terkait
dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir sumber daya yang digunakan, dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
Efisiensi, merupakan pencapaian keluaran output yang maksimum dengan masukan tertentu dengan penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran
tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan keluaranmasukan outputinput yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Efektifitas, merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan
output. Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, sedang tambahannya dua elemen lain yaitu keadilan equity dan pemerataan atau kesetaraan
equality. Keadilan mengacu pada adanya kesempatan social social opportunity yang sama untuk mendapatkan pelayanan public yang berkualitas dan kesejahtraan
ekonomi. Selain keadilan perlu dilakukan distribusi secara merata equality. Penggunaan dana publik hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok
tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja anggaran pada dasarnya adalah system penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja
tersebut harus dapat memanfaatkan uang sebaik mungkin dengan konsep value for money yang berorientasi kepada kepentingan publik. Hal ini berarti dalam
pengelolaan keuangan daerah tersebut harus mencerminkan tiga pilar utama yaitu ekonomis, efisien, efektifitas. 1 Ekonomis, merupakan ukuran pengunaan dana
masyarakat sesuai kebutuhan sesungguhnya 2 Efisien, merupakan ukuran penggunaan dana masyarakat public money yang dapat menghasilkan output
maksimal berdaya guna. 3 Efektifitas, merupakan ukuran seberapa jauh tingkat out put, kebijakan dan prosedur dapat mencapai tujuan kepentingan publik.
Peran pemerintah daerah tidak lagi merupakan alat kepentingan pemerintah pusat, melainkan alat untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan daerah.
Konsep value for money VFM ini penting bagi pemerintah daerah sebagai pelayan masyarakat, karena implementasinya akan memberikan manfaat seperti : 1
Efektifitas pelayan public, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran 2 Meningkatkan mutu pelayanan public 3 Biaya pelayanan yang murah, karena
hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan resources 4 Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik 5 Meningkatkan public cost
awareness sebagai akar pelaksanaan pertanggungjawaban publik. Sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber
kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi.Tuntutan baru muncul agar organisasi sector public memperhatikan Value for money dalam menjalankan
Universitas Sumatera Utara
aktivitasnya. Ulum 2009 Pembahasan value for money menyangkut apa yang dikenal dengan 3E.
Ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan spending less. Pengertian ekonomi
hemattepat guna sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat prudency dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan
operasional dikatakan ekonomis apabila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
Efisiensi berhubungan dengan produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara autput yang dihasilkan terhadap input
yang digunakan cost of output. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan menggunakan
sumber daya dan dana yang serendah -rendahnya spending well Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target
kebijakan hasil guna. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila
proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan spending wisely. Dari uraian diatas, jelaslah bahwa ketiga pokok bahasan value for money
sangat terkait satu dengan yang lain. Dalam konteks otonomi daerah value for money merupakan jembatan untuk mengantar pemerintah daerah mencapai good
governance, yaitu pemerintah daerah yang transparan, ekonomis, efisien, efektif, responsip dan akuntabel. Vlaue for Money tersebut harus dioperasionalkan dalam
pengelolaan keuangan daerah atau APBD.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Pengawasan Terhadap
Pengelolaan APBD
Salah satu bagian dari literature akuntansi keprilakuan behavioral accounting adalah bagian yang membahas hubungan antara akuntabilitas,
transparansi, pengawasan dengan pengelolaan keuangan. Akuntabilitas, transparansi, pengawasan merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan mutu
pengelolaan APBD. Sulistoni 2003 menyatakan salah satu ciri akuntabilitas adalah mampu
memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan. Sopamah dan Mardiasmo 2003 APBD yang transparan jika
memenuhi terakomodasinya suarausulan rakyat. Sedangkan pengawasan APBD diperlukan agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana ketentuan
perundang undangan yang berlaku. Dengan demikian dapat disimpulkan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolan APBD, akan menciptakan pengelolaan APBD yang baik. Pengelolaan APBD yang baik adalah 1 penggunaan anggaran yang hemat, 2 sesuai dengan
kebutuhan publik, 3 adil dan merata 4 dapat dipertanggungjwabkan kepada publik.
2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah.
Standar Akuntansi Pemerintah SAP adalah prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah Indonesia.
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan NegaraDaerah adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang telah diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undag No.17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara
yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBNAPBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Karakteristik
kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan persyaratan normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki. 1.
Relevan. Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna, dengan membantu
mereka mengevaluasi masa lalu, memprediksi masa depan, mengoreksi hasil evaluasi mereka masa lalu.
Informasi yang relevan : a memiliki manfaat umpan balik, b memiliki manfaat prediktif, c tepat waktu, d lengkap.
2. Andal. Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur serta
Universitas Sumatera Utara
dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik : a Penyajian jujur, b dapat diverifikasi, c netralitas.
3. Dapat dibandingkan. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas pelaporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya. 4.
Dapat dipahami. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan
yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dan penyusunan standar akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan
kegiatannya, serta oleh pengguna keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah adalah sebagai berikut : a basis akuntansi, b prisip nilai historis, c prinsip realisasi, d prinsip substansi mengungguli bentuk formal, e prinsip
periodisitas, f prinsip konsistensi, g prinsip pengungkapan lengkap, h prinsip penyajian wajar.
Laporan realisasi anggaran menyajikan ihktisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah pusatdaerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode laporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan realisasi anggaran terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan. Masing-masing unsur mempunyai defenisi yang ditentukan.
Keberhasilan seorang
pemimpin daerah selalu diukur dengan pendekatan
makro. Wujud dari keberhasilan pemerintah yang menggunakan pendekatan makro adalah pembangunan secara fisik semakin meningkat. Ada satu pendekatan yang
jarang diperhatikan oleh masyarakat adalah kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD Budiarta 2008. LKPD dianggap baik jika mendapat wajar tanpa
pengecualian. Sejak diperlakukannya otonomi daerah setiap pemerintah provinsi maupun kabupatenkota diwajibkan untuk menerbitkan laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban telah berakhirnya tahun anggaran.
2.1.5 Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Menurut Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Bab I Tentang Ketentuan Umum pasal 1 poin 14 mengartikan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaranbarang. Poin 17 mengartikan pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan pengguna
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Point 18 mengartikan Kuasa pengguna anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa
untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD merupakan instrumen manajemen pembangunan daerah. Aspek – aspek dalam manajemen pembangunan daerah
Universitas Sumatera Utara
terwadahi dalam satu atau beberapa SKPD. Penyusunan kebijakan dan koordinasi di wadahi dalam satu wadah sekretariat, pengawasan di wadahi dalam bentuk
inspektorat, perencanaan diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di wadahi dalam
lembaga teknis daerah. Kinerja SKPD menentukan kinerja pada tiap aspek manajemen pembangunan daerah, yang pada gilirannya, menentukan kinerja daerah
dalam mewujudkan kesejahtraan rakyat di daerah. PP. Nomor : 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Peragkat Daerah.
Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No. 10 Tahun 2007 Tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah perangkat pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaranbarang.
2.2 Review Peneliti Terdahulu Theoritical Mapping
Sopanah dan Wahyudi 2004 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik
Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah APBD Kota Malang, diperoleh hasil dari berbagai hipotesis bahwa dari
sample masyarakat , pengetahuan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. Sampel Dewan, pengetahuan anggaran juga
berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. Sementara
sampel masyarakat
intraksi pengetahuan anggaran dengan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD. Sampel
Universitas Sumatera Utara