BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti mengidentifikasi 3 variabel independent variable X yaitu akuntabilitas publik X
1
, transparansi publik X
2
, pengawasan X
3
dan standar akuntansi pemerintah sebagai variabel moderator yang diperkirakan mempengaruhi baik simultan maupun parsial
terhadap pengelolaan APBD variabel Y. Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel IndependenX Variabel
DependenY
Gambar 3:1 Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian maka peneliti mengembangkan
kerangka penelitian ini yang diuji secara simultan dan parsial yaitu Pengelolaan APBD Y diperkirakan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi
oleh variabel Independen X yaitu Akuntabilitas Publik X
1
, Transparansi Publik X
2
, Pengawasan X
3
, dan Standar Akuntansi Pemerintah sebagai Variabel Moderator.
Transparansi publik
Pengelolaan APBD
Standar Akuntansi
Pemerintahan X
4
Pengawasan Akuntabilitas
publik
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan keuangan daerah dapat dipahami sebagai penggunaan keuangan daerah untuk pelayanan publik yang sudah ditetapkan dalam APBD melalui kegiatan-
kegiatan atau tindakan tindakan untuk dilakukan berdasarkan prinsip Value for Money. Kegiatan pengelolaan APBD dapat dilakukan dengan prinsip value for
money yaitu : 1.
Ekonomi, adalah hubungan antara pasar nilai uang dan masukan input. Ekonomi adalah praktek pembelian barang dan jasa pada kualitas yang diinginkan
dan yang memungkinkan. Sesuatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang dianggap tidak perlu. Oleh
sebab itu pada hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya menghendakimenurunkan biaya.
2. Efisiensi, berhubungan erat dengan konsep efektivitas, yaitu ratio yang
membandingkan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan dilakukan secara efisien apabila suatu
target kinerja outcome dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan biaya yang serendah-rendahnya.
3. Efektifitas, merupakan kaitan atau hubungan antara keluaran suatu pusat
pertanggungjawaban dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapainya. Efektifitas dalam pemerintahan dapat diartikan pnyelesaian kegiatan tepat pada waktunya dan
didalam batas anggaran yang tersedia, dapat berarti pula mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang telah direncanakan.
Universitas Sumatera Utara
Agar kegiatan pengelolaan APBD dapat berjalan dengan ekonomis, efisien, dan efektif pihak pemegang amanah pengelolaan keuangan harus dilakukan secara
akuntabilitas. Akuntabilitas pengelolaan APBD dapat dilihat dari kewajiban pemerintah
daerah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan melaporkan segala aktifitas dan kegiatan yang terkait dengan menggunakan uang publik, kepada pihak
yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut DPRD, Aspek penting dalam akuntabilitas pengelolaan APBD adalah aspek
legalitas yaitu setiap transaksi pengeluaran yang dilakukan harus dapat dilacak otoritas legalnya dan aspek pengelolaan atas pengeluaran Negara yang baik,
perlindungan asset fisik dan financial, mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus. Maka dengan demikian semakin baik dan buruk akuntabilitas publik, maka
semakin tinggi atau semakin rendah pengelolaan APBD. Selain latar belakang akuntabilitas publik, latar belakang transparansi publik
juga dapat mempengaruhi pengelolaan APBD. Transparansi publik merupakan prasyarat untuk terjadinya partisipasi masyarakat. Transparansi pengelolaan APBD
sangat penting karena terciptanya keterbukaan transparency informasi bagi publik dapat berdampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi, serta menjadi salah satu
penunjang kontrol masyarakat atas kinerja pemerintah. Maka semakin baik atau buruk transparansi, maka semakin baik atau buruk pengelolaan APBD.
Pengawasan keuangan daerah diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah disusun dapat berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis.
Pengawasan menurut keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang tata cara
Universitas Sumatera Utara
pengawasan penyelengaraan pemerintah daerah. Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa : pengawasan daerah adalah proses kegiatan yang di tujukan untuk menjamin agar
pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka dari itu semakin baik atau buruk
pengawasan keuangan daerah, maka semakin baik atau buruk APBD. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan Negara atau daerah adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah di terima secara umum. Standar akuntansi pemerintah dimaksud dibutuhkan dalam rangka
penyusunan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBNAPBD berupa laporan keuangan yang setidak tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan keuangan. Standar Akuntansi Pemerintah, selanjutnya disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar akuntansi pemerintah penting karena standar akuntansi pemerintah merupakan
pedoman dalam menyusun laporan keuangan pemerintah dengan demikian penyusunan laporan keuangan pemerintah yang penyusunannya jauh menyimpang
dari SAP adalah tidak wajar. Maka semakin dipahaminya dan ditaatinya SAP, maka laporan pertanggungjawaaban pengelolaan APBD dilakukan secara akuntabilitas,
transparan dan diawasi.
3.2 Hipotesis