Pengujian Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik

bahwa nilai cronbach`s alpha dari masing-masing variable yang diteliti lebih besar dari 0.6. Hal ini menunjukkan bahwa instrument tersebut reliabel. Seperti yang digambarkan pada table 5.7 Tabel 5.7 Uji Realibilitas Variabel Variabel Alpha Batas Keterangan Croncbach,s Reliabilitas Akuntabilitas X 1 0,707 0,6 Reliabel Transparansi X2 0,765 0,6 Reliabel Pengawasan X3 0,785 0,6 Reliabel SAP X4 0,767 0,6 Reliabel Pengelolaan keuangan Y 0,745 0,6 Reliabel Sumber : Data Primer Diolah Lampiran.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari pengujian normalitas, multikolinearitas, dan pengujian hetroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-section. Oleh karena itu pengujian auto korelasi tidak diperlukan.

5.2.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Melihat hasil uji normalitas dapat digunakan uji one-sample Kolmogrov- Smirnov. Pada tabel 5.8 dapat dlihat nilai yang diperoleh sebesar 0,894 0,05 Universitas Sumatera Utara dengan demikian dapat disimpulkan hasil pengujian menunjukkan residual berdistribusi normal. Tabel 5.8 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Mean .0000000 Normal Parameters a,b Std. Deviation 3.88446177 Absolute .129 Positive .070 Most Extreme Differences Negative -.129 Kolmogorov-Smirnov Z .894 Asymp. Sig. 2-tailed .401 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Selain One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes untuk menguji normalitas juga dilakukan dengan Analisa Grafik. Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal seperti terlihat pada gambar 5.1 Pada gambar histogram memberikan pola distribusi normal tidak menceng ke kiri atau ke kanan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1 Grafik Histogram Uji Normalitas Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik P- P Plot untuk melihat apakah nilai residual yang diperoleh mengikuti distribusi normal atau tidak. Pada gambar 5.2 dapat dilihat titik titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebaran tidak menjauh dari garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2 Pengujian Normalitas Data b. Uji Hetroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki kesamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain maka disebut homoskedastisitas, dengan kata lain tidak terjadi hetroskedastisitas. 1. Analisis Grafik Scatterplots Untuk memprediksi ada tidaknya hetroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatter plot model tersebut. Bila titik-titik menyebar secara acak, Universitas Sumatera Utara tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi hetroskedastisitas. Ghozali 2006. Pengujian asumsi hetroskedastisitas menyimpulkan bahwa model regressi tidak terjadi hetroskedastisitas. Seperti gambar 5.3 berikut ini. Gambar 5.3 Uji Hetroskedastisitas. 2. Uji Statistik. Uji statistik dilakukan dengan uji Glejser, jika variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut Universitas Sumatera Utara AbsUt, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 5.9 Uji Glejser yakni probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Tabel 5.9 Uji Glejser Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF Constant 4.551 4.187 1.087 .283 TTL.AK .032 .118 .057 .269 .789 .499 2.004 TTL.TP -.021 .088 -.049 -.242 .810 .559 1.788 TTL.P .066 .111 .104 .595 .555 .743 1.346 1 TTLSAP -.162 .169 -.172 -.955 .345 .697 1.435 a. Dependent Variable: AbsUt 3. Uji Multikolinearitas. Berdasarkan pengujian multikolinearitas yang dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas karena tidak ada nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Ringkasan pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10 Uji Multikolinearitas Variabel Colinearitay Statistik Tolerance VIF Keterangan Akuntabilitas Publik X 1 0,499 2,004 Tidak ada Multikolonieritas Transparansi Publik X2 0,559 1,788 Tidak ada Multikolonieritas Pengawasan X3 0,743 1,346 Tidak ada Multikolonieritas SAP X4 0,697 1,435 Tidak ada Multikolonieritas Sumber : Data Primer Diolah lampiran 5.3. Pengujian Hipotesis 5.3.1 Pengujian Hipotesis 1

Dokumen yang terkait

PENGARUH AKUNTABILITASPUBLIK, TRANSPARANSI PUBLIK, DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN APBD STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG.

0 5 28

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, PARTISIPASI MASYARAKAT, TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK, DAN PENGETAHUAN Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik, Dan Pengetahuan Dewan Terhadap Pengawasan Anggaran Keuangan Daera

1 2 16

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, PARTISIPASI MASYARAKAT, TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK, DAN PENGETAHUAN Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik, Dan Pengetahuan Dewan Terhadap Pengawasan Anggaran Keuangan Daera

0 1 19

PEN Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) dengan Variabel Moderator Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat dan Transparasi Kebijakan Publik.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) dengan Variabel Moderator Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat dan Transparasi Kebijakan Publik.

0 4 10

PENGATER Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) dengan Variabel Moderator Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat dan Transparasi Kebijakan Publik.

1 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) Dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik (Studi Empiris Pada DPRD Provinsi Ja

0 0 9

PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PROVINSI SUMATERA UTARA

1 7 9

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 16

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK,TRANSPARANSI PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN APBD DENGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH SEBAGAI VARIABEL MODERAT PADA PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - STIE Widya Wiwaha Repository

0 3 91