30
2.2 Gaya Hidup di Perkotaan
Menurut Bagong Suyanto, salah satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus perubahan jaman adalah para remaja. Karena remaja memiliki karakteristik
tersendiri yang unik yakni labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa, dan sebagainya.
Secara sosiologis, remaja umumnya amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing,
dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil, remaja
mudah terpengaruh dan labil. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau memikirkan dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar yang
metropolitan, tidak heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan zat adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja Bagong Suyanto, 2004.
Remaja adalah suatu fase dalam kehidupan manusia dalam mencari jati dirinya dan biasanya dalam upaya pencarian jati diri tersebut ia mudah untuk terikut dan
terimbas hal-hal yang tengah terjadi disekitarnya, sehingga turut membentuk sikap dan pribadi mereka.
Gaya hidup lifestyle menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya Kottler dalam Sakinah, 2002. Menurut Chaney
dalam Idi Subandy, 1997 gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma
Universitas Sumatera Utara
31 yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di
masyarakat sekarang misalnya: a.
Gaya Hidup Hedonis Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari
kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang
yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian. b.
Gaya Hidup Instan Gaya hidup instan merupakan pola hidup ingin mendapatkan segala sesuatu
prestasi, ketenaran, kekayaan, popularitas, moral, dan sebagainya secara mudah tanpa proses yang panjang. Dalam hal ini pandangan hidup bisa
menyangkut perilaku, kebiasaan, etika, moral, hukum, adat istiadat yang mempengaruhi perilaku atau pandangan seseorang tentang dunia ini.
Merebaknya gaya hidup instan di kalangan remaja tidak bisa dilepaskan dari mentalitas sebagian mereka dan juga masyarakat yang ingin meraih segala
sesuatu dengan cepat dan mudah. Gaya hidup instan berkembang karena di dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua orang terlibat dalam prosedur,
metode, atau proses mencapai tujuan dengan jalan paling cepat, tepat namun dengan hasil optimum. Itulah sebabnya manusia berlomba menciptakan “mesin
pemercepat proses” untuk menghemat waktu, biaya, daya, dan tujuan kemudahan. Sebagai contoh, mesin kalkulator, telepon genggam, computer dan
lainnya. Kemudahan-kemudahan yang diusung alat-alat teknologi ini mempengaruhi perilaku, pola hidup, pandangan, falsafah hidup, tidak saja para
Universitas Sumatera Utara
32 remaja tetapi juga anak-anak, bahkan mungkin sebagian besar orang tua. Hal ini
terlihat dari perubahan perilaku masyarakat yang ingin mendapatkan sesuatu dengan mudah tanpa menghiraukan, apakah cara yang di tempuh wajar atau
tidak. c.
Gaya Hidup Permisif Masyarakat permisif merupakan masyarakat yang memaklumi perilaku
menyimpang dan menganggap kesalahan sebagai suatu kewajaran. Ungkapan yang muncul adalah “itu kan biasa”, “semua orang juga melakukan” terhadap,
misalnya seks bebas, pornografi, perjudian dan korupsi. Masyarakat Permisif terbentuk karena Individualisme Ekspresif dan Individualisme Utilitarianisme.
Individualisme Ekspresif menginginkan kebebasan dan bebas dari kontrol kelompok. Sedangkan Individualisme Utilitarianisme mengedepankan untung-
rugi dan persaingan. Kedua individualisme tersebut meski tidak saling terkait tetapi membuat anggota Masyarakat Permisif tidak peduli. Ketidakpedulian
berakibat permisif. Sebaliknya, kepedulian membuat orang lain terganggu. Padahal sebelumnya mereka tidak mengganggu orang yang peduli dengan
ketidakpeduliannya. Akibatnya nilai luhur terkikis dan dosa berkembang dengan cepat.
d. Gaya Hidup Bebas
Banyak generasi muda yang menuntut kebebasan dalam banyak hal. Batas-batas moral dilanggar, nasihat-nasihat bijak tidak mendapatkan tempat. Nilai-nilai
luhur yang terasa penuh aturan mereka dobrak, tergantikan dengan nilai-nilai baru dengan semangat liberalisme. Barangsiapa yang menentang semangat
Universitas Sumatera Utara
33 perubahan ini dicap sebagai berpikiran kolot, fanatik serta ketinggalan zaman.
Tidak jarang mereka yang menetang mendapat pengasingan diri. Seakan-akan kebebasan menjadi pandangan hidup dalam menyongsong masa depan. Pada
akhirnya, tidak sedikit generasi muda yang terjerumus dalam anomaly seperti yang paling nge-trend saat ini pergaulan bebas yang berlanjut pada sex bebas.
Banyak diantara mereka yang menjadikan ini semua sebagai gaya hidup masa kini.
Berdasarkan penelitian Lucky Lutvia dalam Astuti, 2007 mengenai gaya hidup remaja di kota Bandung, disimpulkan bahwa remaja saat ini dipengaruhi oleh hal-hal
berikut: 1. Transformasi budaya
Budaya massa atau budaya populer yang berkembang melalui media massa elektronik dan cetak sangat berpengaruh terhadap pilihan gaya hidup
seseorang,misalnya gaya berbicara atau bahasa, gaya berbusana, selera hiburan seperti musik dan film. Trend tersebut begitu bebas mengalir mempengaruhi setiap pemirsa
maupun pembacanya, ditambah lagi dengan acara musik dari luar negeri yang diolah dalam video klip televisi yang secara visual bisa kita lihat penampilan penyanyi dan
pemain musiknya. Cara mereka berdandan dan berbusana sudah pasti sesuai dengan budaya mereka Lutvia, 2001:34.
2. Mengadopsi dari Gaya Barat Ini banyak dipengaruhi oleh selebritis dalam negeri melalui iklan-iklan, film
dan sinetron yang dilihat dan akhirnya ditiru oleh remaja. Seperti istilah gaya funky, funk rock, metal, hip-hop, sporty, streetwear dan ska beserta penggunaan aksesorisnya
Universitas Sumatera Utara
34 yang mereka tiru sebagai usaha untuk mengaktualisasikan dirinya serta seolah-olah
ingin mensejajarkan diri dengan bintang idolanya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup
dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan
gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB III METODE PENELITIAN