69 yang sewanya tergolong murah sehingga memberikan kebebasan ruang untuk
menyalurkan hasrat seksual. Murahnya sewa penginapan atau hotel memberikan peluang bagi mahasiswa untuk memilih hotel sebagai salah satu tempat untuk
melakukan hubungan seks.
4.3.4 Faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan seks bebas
Kenakalan remaja di kota-kota besar sangat memprihatinkan sekali, semuanya ini bukan hanya disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri tetapi ada faktor lain yang
mendasarinya. Jika dalam keluarga seorang remaja tidak memperoleh perhatian yang diinginkan, mereka cenderung mencarinya di luar lingkungan keluarga. Cukup tidaknya
kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang
menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan
di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak dapat tumbuh di lingkungan pergaulan bebas. Jika para orang tua lebih memberikan perhatian pada
anak-anaknya maka, anak-anak mereka tidak akan terjerumus dalam pergaulan bebas yang bisa merusak sang anak. Dari pergaulan bebas ini para remaja bisa mengenal seks
bebas, narkoba, dugem, alkohol dan lain-lain. Menurut Surbakti 2009 salah satu penyebab terbesar rusaknya moral dan kehidupan spiritual remaja dewasa ini adalah
karena merosotnya pendidikan, pengetahuan, dan penerapan nilai-nilai agama secara benar di dalam praktik kehidupan mereka.
Selain itu, tayangan televisi, media-media berbau porno VCD dan DVD porno
Universitas Sumatera Utara
70 yang begitu mudah diperoleh sehingga semakin mendekatkan mahasiswa melakukan
hubungan seks di luar nikah. Semua media informasi tersebut menyerbu generasi muda yang dikemas sedemikian rupa sehingga perbuatan seks itu dianggap lumrah dan
menyenangkan. Mulai dari berciuman, berhubungan seks sebelum nikah, menjual keperawanan, gonta-ganti pasangan, seks bareng, homo atau lesbi, semuanya tersedia
dalam berbagai media informasi. Melalui hasil wawancara di lokasi penelitian dengan para informan maka
diperoleh data bahwa berbagai faktor menyebabkan para informan melakukan perilaku seks bebas. Seperti penuturan yang di sampaikan oleh informan berikut ini:
“saya melakukan seks karena saya suka dan cinta sama cowok saya. Namanya anak kost hidup sendiri pasti kesepian, kalau ada pacar kan
ada tempat mengadu dan ada yang memperhatikan, lagian udah keenakan” Wawancara dengan informan LW, 2011.
Awalnya mungkin diajak pasangan hanya sekedar untuk nonton film biru yang banyak dijual di lapak kaki lima. Setelah kenal internet, mulai berani ke situs porno
yang merajalela di dunia maya. Dan ketika teknologi ponsel makin canggih, mulai tukar-tukaran ‘produk pembangkit syahwat’ melalui via bluetooth atau infra red dengan
teman sehingga banyak remaja yang terpancing untuk jadi pelaku seks bebas. Pornografi memberikan kepuasan tersendiri, sehinga mereka semakin terdorong untuk
lebih dekat
mengenal lika-liku seks sesungguhnya. Ketika immajinasi seks ini memperoleh tanggapan yang sama dari pasangannya, maka tidak mustahil kalau
harapan-harapan indah yang termuat dalam konsep seks ini benar-benar dilakukan.
Gambaran ini seperti yang dikatakan informan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
71 “Saya awalnya melakukan hubungan seks karna nonton video porno.
Awalnya pacar saya mengajak untuk main ke tempat kostnya, akhirnya sampai disana kami main komputer, kemudian pacar saya memutar film
porno yang sudah di simpannya sejak lama di komputernya. saya dan pacar saya nonton dan akhirnya dia merayu-rayu saya berhubungan
intim. Saya mau melakukannya kerna saya sangat mencintai pacar saya trus karna saya memang sudah terangsang melihat film yang diputarnya
awalnya kami pacarannya biasa-biasa aja paling-paling ciuman- ciuman, pelukan tapi kadang-kadang saya gak sadar kalo pacar saya
meraba bagian-bagian sensitif, itu yang membuat saya gak bisa menahan makanya lama-lama kita berhubungan badan, apalagi waktu
nonton video porno. Memang video porno ini yang bikin kita rusak, belum lagi melihat gaya pacaran orang yang ada di sekeliling udah
kayak suami istri, jadinya kami ikut-ikutan jadinya Wawancara dengan informan HL, 2011.
Dalam perburuan seks, kaum pria cenderung bersifat lebih independen dan interaktif dalam posisi meminta dan menekan memaksa, sehingga tanpa disadari
terjadi eksploitasi perilaku seks yang kemudian mengaburkan makna cinta dan seks. Pihak wanita sendiri memberikan reaksi seks dalam posisi terikat dependen dan tak
mampu menolak tuntutan seks. Karakteristik pria lebih merupakan gejala badaniah yang didorong oleh gemuruh seks yang dangkal, sementara wanita cenderung
memberikan peluang, maka meskipun pria sebagai sumber inisiatif penekan dalam melakukan pendekatan seks melalui pegangan tangan, ciuman, memeluk dan
mencumbu bukan berarti sebagai satu-satunya pihak yang bertanggungjawab, tetapi pihak wanita juga menentukan tingkat intimitas batas kepantasan hubungan seks
mereka. Oleh karena itu pria untuk memenuhi tuntutan seksnya, lantaran ia pun sesungguhnya mempunyai gelora nafsu seks tersendiri. Sebab jika puncak birahi
keduanya telah seimbang, maka tidak ada orang yang sanggup menolak keinginan hubungan seksnya, baik dengan alasan-alasan rasional maupun alasan-alasan moral,
dosa ataupun sanksi sosial.
Universitas Sumatera Utara
72 Keterikatan wanita dalam perilaku seks masa kini cenderung salah kaprah
menanggapi makna mitos cinta sejati yang berarti rela memberikan segalanya. Hal ini justru diartikan sebagai proses kompromi seks yang saling merelakan segala yang
berharga demi sebuah kenikmatan seks. Oleh karena itu nilai pengorbanan, harga diri dan penyesalan, akibat hubungan seks tersebut semaksimal mungkin ditiadakan.
Artinya kebebasan seks cenderung dipandang sebagai perilaku pemuasan nafsu yang melahirkan kenikmatan belaka, dan melupakan realitas negatif akibat dari seks itu
sendiri. “saya sering menonton video porno dari hp, saya kan punya pacar jadi
saya ajak aja pacar saya berhubungan intim, lama juga saya baru bisa meluluhkan hatinya tapi akhirnya saya berhasil juga. Tapi kalo
sekarang udah gampang ngajaknya karna dia udah kena” Wawancara dengan informan AL, 2011.
Secara teoritis memang hubungan cinta ada yang bersifat platonis, yaitu cinta tanpa unsur nafsu badaniah terhadap kekasihnya. Cinta semacam ini pada prinsipnya
mengandung semangat apa yang dapat aku lakukan untukmu. Akan tetapi secara umum dalam perkembangannya, seks lebih didambakan secara fisik, ketimbang
hubungan cinta dan kasih sayang. Sebagian pihak menganggap hubungan cinta dianggap sebagai alasan untuk memperoleh kepuasan seks semata. Di sinilah seks
menjadi kepanjangan dari perasaan cinta. Kisah cinta yang konvensional dianggap tidak variatif, cengeng, ketinggalan jaman dan tidak jantan. Menanggapi perkembangan
pemahaman pola kehidupan seks tersebut, dapat diasumsikan bahwa orang masa kini cenderung lebih cepat jatuh seks ketimbang jatuh cinta. Cinta dan seks dikondisikan
sebagai wujud sikap dan perilaku majemuk yang sekaligus mengandung unsur nilai persahabatan, pergaulan intim, menikmati kebersamaan, kasih sayang, hubungan seks,
Universitas Sumatera Utara
73 dan saling mempercayai antar sesama lawan jenisnya tanpa batas yang tegas.
Dalam hubungan seks pada umumnya terdapat proses kesepakatan bahwa masing masing berbuat secara sukarela dan bebas dari ikatan norma atau jaminan resiko
jangka panjang. Semua perilaku seks disepakati sebagai sebuah kemerdekaan yang bebas dari tuntutan moral. Hubungan cinta cenderung tidak konsisten, tergantung kapan
datangnya letupan perasaan kebutuhan seksual. Keperdulian terhadap kepentingan dan kegelisahan orang lain sering diwujudkan dalam kata-kata dan tindakan yang semu
sebagai dalih atau muslihat untuk memperoleh hubungan seks. Kata-kata yang mengatasnamakan cinta sering dilontarkan sebagai jebakan yang sebenarnya
mengandung unsur pemaksaan. Berikut ini adalah penuturan informan yaitu:
“ya kalau saya melakukannya karena cinta. Tapi jujur aja kalo udah pernah melakukan kita jadi ketagihan. Makanya setelah putus saya cari
pacar lagi trus melakukan itu lagi sama pacar yang baru” Wawancara dengan informan BR, 2011
Pergaulan sangat dibutuhkan bahkan diharuskan bagi setiap mahasiswa. Pergaulan merupakan kesempatan untuk melatih kemampuan bersosialisasi, membina
relasi melalui interaksi dengan orang lain. Namun pergaulan bukan arena tanpa batasan karena pergaulan tanpa batasan akan mendorong mahasiswa melakukan pelanggaran
etika dan moral bahkan sangat berpotensi menimbulkan keresahan sosial seperti perilaku seks bebas. Gambaran di atas sesuai dengan yang di utarakan salah satu
informan berikut: “yang pasti karna cinta dan mungkin karena pergaulan saya yang
salah, terus terang saya lebih suka cowok yang gaul, agak bandel sedikit itu yang saya suka. Ya mungkin karna itu saya jadi rusak, gak
tau la…” Wawancara dengan informan ST, 2011.
Universitas Sumatera Utara
74 Namun ada alasan yang berbeda bila dibandingkan dengan pendapat dari
informan ST dan BR. Berikut ini adalah penuturan dari informan lain yang selain didasarkan atas bukti kasih sayang dan teknologi yang semakin canggih yakni
mudahnya mahasiswa mengakses berbagai video porno, juga disebabkan bentuk balas budi terhadap pasangan, seperti yang di ungkapkan informan berikut ini
“pacar saya sering menunjukkan video-video porno sama saya, awalnya iseng-iseng aja nonton tapi setelah beberapa kali nonton dia sering
merayu-rayu saya melakukan hubungan intim, karna saya cinta trus pacar saya itu omset buat saya, kalo bukan karna dia mungkin saya
udah gak bisa kuliah. Makanya saya mau diajak dia berhubungan badan, lagi pula orang tua saya jarang ngasi uang belanja, dalam tiga
bulan sekali saya paling-paling hanya dikirimi uang RP 500.000 aja. Sebagai seorang anak saya juga perlu perhatian, dengan pacaran saya
bisa mendapatkannya. Walaupun sebenarnya perhatiannya tidak sama yang penting kalau saya lagi ada masalah ada tempat untuk mengadu.
Kalau semua itu saya tunggu dari orang tua saya itu gak mungkin. Waktu saya merasa kesepian saya memilih menghabiskan waktu
bersama pacar” Wawancara dengan informan FZ, 2011.
Beragam pandangan masyarakat yang di dapat tentang faktor-faktor penyebab perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa. Seperti penuturan informan berikut ini:
“ menurut saya gak ada yang paling utama selain dari diri individu itu sendiri. Kalau agamanya kuat saya pikir semua itu bisa dihindarkan.
Agama itu kan benteng pertahanan yang paling kuat dari hal-hal negatif. Meskipun kita gak bisa pungkiri kalau lingkungan sangat
mempengaruhi seseorang. Tapi apa pun ceritanya semua tergantung diri seseorang itu”Wawancara dengan informan Kancil, 2011.
“ bisa lingkungan karena lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar, apalagi mahasiswa yang tinggal di kost-kostan, kan gak ada
aturan mau keluar malam jam berapa, mau balek ke kost jam berapa gak ada yang mengawasi. Makanya perhatian dari orang tua sangat
berpengaruh pada anak”Wawancara dengan informan Ros Marpaung, 2011.
Universitas Sumatera Utara
75 Hal yang sama juga dituturkan informan berikut ini:
“ kalau menurut saya, pengaruh lingkungan dan salah pergaulan membuat anak itu jadi rusak. Tempat kost yang kurang sehat kayak kost-
kostan yang ibu kost-nya gak ada trus peraturan dari ibu kost juga gak ada itu kan bahaya” Wawancara dengan informan Siti Munthe, 2011.
“ selain pergaulan yang salah, media ini la, internet trus film-film porno. Apalagi sekarang dari handphone orang udah bisa menonton
video porno. Ditambah kurangnya nilai-nilai moral yang ditanamkan orang tua dan yang pasti kekurangtaatan terhadap agama”
Wawancara dengan informan Maryam, 2011.
Perilaku seks bebas menjadi dekat dengan mahasiswa tidak terlepas dari kejiwaan mahasiswa yang mengalami fase ketidakstabilan emosional. Sifat agresifitas
yang tinggi, seringnya mengambil tindakan cepat tanpa pertimbangan yang matang menunjang mudahnya mahasiswa terjerumus pada lingkungan negatif. Ketika
mahasiswa menghadapi realitas hidup sering mengalami kebingungan akibat kelemahan prinsip hidup dan keterbatasan bekal hidup yang dimiliki. Kondisi lingkungan keluarga
dan masyarakat yang maladaptif menjadikan mahasiswa lebih aman bersama teman- temannya dan tinggal diluar rumah dari pada bercengkrama dengan keluarga dirumah.
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas dikalangan mahasiswa yaitu:
1. Dorongan kebutuhan nafsu seks, disamping karena rendahnya
pemahaman tentang makna cinta dan rasa keingintahuan yang tinggi tentang seks
2. Kekurangtaatan terhadap ajaran agama yang dianut.
3. Tekanan dari pasangannya sendiri
Universitas Sumatera Utara
76 4.
Kurangnya kontrol sosial baik orang tua yang di sebabkan mahasiswa tidak tinggal serumah dengan orang tua atau tinggal di kost-kostan dan
rendahnya pengawasan lingkungan yang terjadi akibat tidak adanya penjaga kost atau sikap yang cenderung tidak peduli terhadap lingkungan
5. Pergaulan yang semakin bebas antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat seperti banyak tempat kost yang campur dan jam malam untuk bertamu yang longgar
6. Kebebasan ruang untuk penyaluran hasrat seksual seperti banyaknya
tempat-tempat yang bisa dijadikan tempat untuk melakukan tindakan menyimpang tersebut
7. Perkembangan teknologi yang memberikan efek negatif karena salah
mempergunakan kecanggihan teknologi seperti teknologi internet, media ponsel, dan DVD yang berkeliaran di masyarakat.
8. Diberi uang oleh pacar sehinngga timbul rasa segan untuk menolak
ketika pasangan mengajak untuk melakukan hubungan seks.
4.3.5 Akibat Perilaku Seks Bebas Terhadap Informan Pelaku