Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebagai Wujud Perlindungan

sendiri, yakni harmoni antara keadilan, kepastian hukum dan sesuai tujuan doelmatigheid. Pada akhirnya, pelaksanaan penegakan hukum perlu memperhatikan aktualisasi tata nilai yang terkandung dalam konstitusi dan prinsip-prinsip penegakan hukum yang baik good law enforcement governance. 137

C. Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebagai Wujud Perlindungan

Masyarakat Sosial Defence Direktur utama PT. Jamsostek Persero Hotbonar Sinaga, yang juga ketua juga Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia, mengingatkan bahwa jaminan sosial berbeda dengan bantuan sosial. Hingga kini Indonesia belum melaksanakan jaminan sosial sesuai prinsip perlindungan sosial. Ketua YTKI Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, Awaloeddin Djamin prihatin jaminan sosial Indonesia tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, bahkan Vietnam. 138 Jaminan sosial berasal dari kata sosial dan security kata sosial menunjuk pada istilah masyarakat atau orang banyak society. Sementara security diambil dari bahasa latin securus yang bermakna “se” pembebasan atau liberation dan “curus” yang berarti kesulitan atau uneasiness. Dengan demikian, jaminan sosial secara 137 http:kgsc.wordpress.com20100207, Op. Cit 138 Harian Kompas, Tgl. 19 Oktober 2010, hlm.17 Universitas Sumatera Utara harfiah adalah pembebasan kesulitan masyarakat atau upaya untuk membebaskan masyarakat miskin. 139 Di Indonesia telah lama diselenggarakan program jaminan sosial yaitu oleh PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. Taspen, PT. Asabri, Badan Pelaksana jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat JPKM dan berbagai program jaminan sosial mikro, tetapi terbatas pada pekerja sektor formal. Badan-badan penyelenggaraan tersebut beroperasi secara parsial masing-masing berlandaskan undang-undang atau peraturan-peraturan yang terpisah, tumpang tindih, tidak konsisten, dan kurang tegas. Sementara itu, diketahi bahwa manfaat yang diterima peserta masih terbatas sehingga peserta tidak terlindungi secara optimal. Pengelolaan lembaga belum transparan dan dengan manajemen yang profesionalitasnya masih perlu ditingkatkan. Pengertian jaminan sosial mencakup aspek hukum, aspek politik dan aspek ekonomi. Aspek hukum jaminan sosial berkaitan dengan tanggung jawab negara untuk melaksanakan amanat Pasal 5 ayat 2, Pasal 20, Pasal 28H ayat 1, 2, dan 3, Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945, yaitu sistem perlindungan dasar bagi masyarakat terhadap berbagai resiko sosial ekonomi. Aspek politik jaminan sosial adalah upaya pembentukan negara kesejahteraan yang merupakan keinginan politik dari pemerintah. Aspek ekonomi jaminan sosial terkait dengan redistribusi pendapatan melalui mekanisme kepesertaan wajib dan implementasi uji kebutuhan untuk keadilan. Sistem jaminan sosial diperlukan untuk ketahanan negara dan 139 Emir Soendoro, Op.Cit, hlm. 50 Universitas Sumatera Utara sekaligus peningkatan daya beli masyarakat agar terwujud daya beli masyarakat dalam jangka panjang. Jaminan sosial merupakan salah bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan negara guna menjamin hak warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak, sebagaimana dalam Deklarasi Persatuan Bangsa-Bangsa PBB tentang Hak Asasi Manusia HAM Tahun 1948 dan Konvensi International Labour Organization ILO Nomor 102 Tahun 1952. Pengertian jaminan sosial menurut International Labour Organization ILO pada tahun 1998 adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat untuk masyarakat melalui seperangkat kebijaksanaan publik terhadap tekanan-tekanan ekonomi sosial bahwa jika tidak diadakan system jaminan sosial akan menimbulkan hilangnya sebagian pendapatan sebagai akibat sakit, persalinan, kecelakaan kerja, sementara tidak bekerja, hari tua dan kematian dini, perawatan medis termasuk pemberian subsidi bagi anggota yang membutuhkan. Tiga pilar yang mendasari sistem jaminan sosial yaitu: 140 1. Bantuanpelayanan sosial, sistem ini didanai dari sumber pajak oleh negara atau sumbangan dari pihak yang mempunyai status ekonomi yang kuat; 140 Emir Soendoro, Op.Cit, hlm. 52 Universitas Sumatera Utara 2. Tabungan wajib, setiap orang diwajibkan menabung untuk dirinya sendiri provident fund sebagaimana yang telah dilaksanakan dalam program jaminan hari tua Jamsostek atau program jaminan pensiun Taspen; 3. Asuransi sosial, dimana setiap peserta membayar iuran atau membayar premi yang sifatnya wajib. Bisa juga premiiuran atau dibayarkan oleh pihak lain atau oleh pemerintah, bagi mereka yang miskin. Sistem asuransi sosial ini paling baik, karena dana yang terkumpul memadai, dan tahan lama, sehingga paling banyak digunakan didunia. Sebagai sistem perlindungan dasar untuk masyarakat pekerja termasuk masyarakat luas yang mengalami musibah atau kemalangan baik yang disebabkan karena peristiwa yang berhubungan dengan kejadian industri misalnya kecelakaan kerja atau diluar hubungan industri seperti kemiskinan, maka manfaat jaminan sosial mencakup: pertama, santunan tunai untuk dukungan pendapatan pencari nafkah utama; kedua, kompensasi finansial untuk khusus kecelakan kerja dan kematian dini; ketiga, manfaat pelayanan kesehatan dan pemberian bantuan. Secara konseptual jaminan sosial beranjak dari amanat dan makna Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 3 yang menyebutkan bahwa: setiap orang mempunyai hak dasar untuk mendapatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya basic living need untuk mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Didalam pasal ini jelas Universitas Sumatera Utara dikatakan bahwa tidak adanya diskriminasi baik seseorang sebagai pengemis dan gelandangan dimata hukum, semua mempunyai hak yang sama serta perlindungan hukum yang sama pula. 141 Juga disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa: negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat serta memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta tercapainya kesejahteraan sosial. Jadi, Jaminan sosial tersebut tidak terbatas pada pekerja, pegawai negeri sipil, pejabat negara dan TNIPolri. Kesejahteraan sosial dalam berbagai bentuk kegiatan meliputi semua bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan atau kesejahteraan individu, kelompok, maupun masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat pula menncakup upaya dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan masalah sosial, misalnya masalah kemiskinan, penyakit dan disorganisasi sosial, serta pengembangan sumber-sumber manusia. Melihat konsepsi kesejahteraan sosial, ternyata masalah-masalah sosial dirasakan berat dan menganggu perkembangan masyarakat, sehingga diperlukan sistem pelayanan sosial 141 Emir Soendoro, Op.Cit, hlm. 53-54 Universitas Sumatera Utara yang lebih teratur. Dalam hal ini berarti bahwa tanggung jawab pemerintah semakin perlu ditingkatkan bagi kesejahteraan warga masyarakatnya. 142 Dalam membicarakan kesejahteraan masyarakat secara luas, maka tidak dapat dilepaskan dari peranan pemerintah. Pemerintah selaku penyelenggara negara sebenarnya mempunyai berbagai peran, diantaranya ada lima peran yaitu: 143 1. Selaku penyelenggara administrasi negara administrator 2. Selaku regulator 3. Selaku kreditor 4. Selaku pemegang saham 5. Selaku pemberi kerja Selaku Administrator, pemerintah terlibat dengan seluruh penduduk yang merupakan warganegara dan melaksanakan semua aktifitas penyelenggara negara sesuai dengan fungsinya, baik dibidang bisnis maupun kepemerintahan, dalam kaitannya dengan kesejahteraan yang menyangkut warganegara, maka pemerintah harus menyelenggarakan jaminan sosial bagi masyarakat umum, maka pemerintah mempunyai tugas untuk menyediakan fasilitas jaminan sosial dasar seperti yang telah 142 M. Fadhil Nurdin, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, Bandung: Angkasa, 1990, hlm. 27-28 143 Achmad Subianto, Sistem Jaminan Sosial Nasional Pilar Penyangga Kemandirian Perekonomian Bangsa, Jakarta: Gibon Books, 2010, hlm. 269-270 Universitas Sumatera Utara diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945. Diberbagai negara, hal ini diimplementasikan dalam bentuk social security system SSS. 144 Konteks jaminan sosial memang tidak dapat dilepaskan dari peranan pemerintah selaku administrator. Untuk itu, pemerintah selain melaksanakan berbagai aktifitas pelayanan publik dan program bantuan sosial, juga wajib membentuk badan penyelenggara jaminan sosial. Sebenarnya, pemerintah telah memperhatikan jaminan sosial, tapi baru sebatas untuk pekerja perusahaan. Badan yang telah dibentuk adalah PT. Jamsostek yang memberikan pelayanan jaminan sosial hanya untuk tenaga kerja perusahaan dan belum meliputi seluruh masyarakat. Padahal, jaminan sosial dasar bagi seluruh rakyat, itu wajib dilakukan oleh pemerintah sebagai amanat Undang- Undang Dasar 1945. 145 Praktek yang berkembang selama ini ternyata sistem jaminan sosial belum menyentuh kepada fakir miskin, gelandangan dan pengemis. kepedulian dan kepekaan akan nasib anak bangsa sekan menjadi semboyan di setiap kampanye- kampanye yang berlangsung dinegeri ini. Untuk tercapainya ketertiban dan keharmonisan dalam suatu negara maka harus ada pengaturannya, apakah itu tertuang dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keppres dan sebagainya. Agar semua tetap berada dalam suatu keharmonisan, maka pemerintah bertindak selaku Regulator dengan mengeluarkan 144 Ibid, hlm 270 145 Ibid, hlm 270-271 Universitas Sumatera Utara berbagai aturan sehingga kehidupan kenegaraan, kemasyarakatan dan usaha dapat berjalan dengan baik, sejahtera dan berkeadilan. Dalam hal tertentu pemerintah kerap kali bertindak dengan memberikan pendanaan atau Kreditor bagi suatu proyek atau usaha untuk masyarakat luas dengan mengeluarkan pinjaman baik dalam bentuk pinjaman lunak maupun komersial. Dalam hal pemberi kerja yang berkewajiban untuk antara lain menyelenggarakan kesejahteraan bagi para pegawainya, yakni PNS, TNI dan Polri serta aparatur negara lainnya. Dalam aktifitas tertentu, pemerintah juga sering menyelenggarakan aktifitas usaha yang semula merupakan bagian dari aktifitas pelayanan kepada masyarakat. Dengan pembentukan badan usaha yang dikenal sebagai BUMN, pemerintah bertindak sebagai Pemegang Saham. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan usaha perasuransian, negara memiliki beberapa BUMN yaitu: 1. PT. Taspen 2. PT. Asabri 3. PT. Askes 4. PT. Jasa Rahardja 5. PT. Jiwasraya, dan lain-lain. Sebagai suatu sistem, sistem jaminan nasional dapat memberikan energi bagi setiap warga negara dan penduduk dari suatu negara untuk membangun cita-cita negaranya menuju masyarakat yang adil dan makmur. Kenyataan membuktikan Universitas Sumatera Utara bahwa suatu jaminan sosial yang merupakan suatu sistem yang dibangun secara mikro maupun makro, akan berdampak positif bagi kehidupan setiap orang dari suatu negara, dan sekaligus membangkitkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat dan negara yang bersangkutan. Pengelolaan jaminan sosial yang sesuai dibangunnya sistem jaminan sosial akan membawa suatu negara ke arah kemakmuran serta dapat mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. 146 Sistem jaminan sosial yang dibangun atas dasar niat dan keinginan yang baik dari orang perorangan, yang dikelola secara amanah dan benar, itu akan memberikan manfaat yang signifikan bagi negara dan masyarakat yang bersangkutan. Melalui penempatan dana yang terkumpul secara berjamaah kolektif dan berakumulasi dalam bentuk tabungan, iuran atau premi, akan menjadi tabungan jangka panjang nasional dalam jumlah yang sangat besar yang merupakan bagian dari cadangan keuangan nasional negara. 147 Pasal 14 ayat 1, 2 dan 3 Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengatakan: 1 Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada badan penyelenggara jaminan sosial; 2 Penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah fakir miskin dan orang tidak mampu; 3 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 146 Achmad Subianto, Op. Cit, hlm. 86 147 Ibid Universitas Sumatera Utara Pasal 17 ayat 4 disebutkan: “iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang tidak mampu dibayar oleh pemerintah”. Penduduk miskin sebagai objek jaminan sosial. Penduduk miskin adalah sebagai obyek utama dalam perlindungan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kewajiban negara untuk melindungi orang-orang jompo termasuk anak-anak terlantar sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan harus berkelanjutan dan ditindak lanjuti dengan berbagai program pemberdayaan. 148 Melihat konsepsi kesejahteraan sosial, ternyata masalah-masalah sosial dirasakan berat dan menganggu perkembangan masyarakat, sehingga diperlukan sistem pelayanan sosial yang lebih teratur. Dalam hal ini berarti bahwa tanggung jawab pemerintah harus ditingkatkan bagi kesejahteraan warga masyarakatnya. 149 Menurut ajaran kesejahteraan demokrasi, kemakmuran dan membaiknya tingkat pendidikan akan menumbuh sikap kritis anggota masyarakat. 150 dan apa yang diharapkan rakyat sebenarnya sedehana yaitu kesejahteraan, bukan kesejahteraan para 148 Emir Soendoro, Op.Cit, hlm. 126 149 Walter A. Friendlander, Introduction To Social Welfare: Principles And Practice, Thomas. Y. Crowell., New York, 1965 dalam M. Fadhil Nurdin, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, Bandung: Angkasa, 1990, hlm. 29 Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan sekelompok untuk mencapai kehidupan yang standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. tujuan sistem tersebut ialah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan perumahan, kesehatan, dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. 150 Rahman Mulyawan, dkk, Sosialisasi Undang-Undang Tentang Pemilihan Umum Daerah Secara Langsung Bagi Tokoh Masyarakat Dan Aparat Desa Didesa Karang Tengaj Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Dalam Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran Bandung, Vol. 16 No. 10 Juni 2006, hlm. 41 Universitas Sumatera Utara pemimpinnya saja, kesejahteraan umum yang dicita-citakan oleh kita semua, tentunya tidak akan pernah terwujud ketika bangsa ini tidak memahami pijakan untuk berjalan. 151 Semestinya hal ini tidak perlu terjadi kalau seluruh lembaga negara yang ada, benar-benar mau menjalankan peran dan fungsi sebagaimana yang telah dimandatkan oleh undang-undang. Fenomena kemiskinan dan pengangguran sejatinya merupakan ironi bagi bangsa ini, Indonesia memiliki aneka sumber daya alam yang sangat melimpah, tidak hanya unggul dalam hal kualitas namun juga kuantitas, tapi karena salah kelola, rakyat tidak menikmati kekayaan itu, yang pada akhirnya banyak masyarakat menjadi pengemis dan gelandangan. Kita bukan bangsa yang anti asing, justru semua pihak harus bekerja sama untuk mencapai cita-cita kesejahteraan. Namun, yang paling utama adalah mendasarkan semua keputusan politik pada kepentingan nasional. Dalam banyak kasus, undang-undang yang ada hanya menguntungkan pihak asing saja apalagi sering kali mereka menjadi sponsor pembuatan undang-undang tersebut. Semua itu menunjukkan bahwa hampir seluruh aturan main di negara ini tak lepas dari cengkraman pihak asing. Dengan kata lain, produk kebijakan yang dihasilkan oleh elit dimasa lalu dan kini banyak yang keluar dari haluan Undang-Undang Dasar 1945. 151 Fadli Zon, Haluan Baru Pemimpin Baru, dalam Majalah Tani Merdeka Media Komunikasi Petani, Edisi 9 Juli-Agustus 2008, hlm. 58-59 Universitas Sumatera Utara Spirit yang ada bukan lagi spirit pembangunan nasional, melainkan spirit kepentingan asing yang menempel pada diri pemimpin bangsa ini. 152 Perlu diingat bahwa negara Indonesia tidak dibangun atas paham individualisme yang merupakan akar dari kepastian hukum. Negara ini dibangun atas paham kemanusiaan diatas dasar Pancasila yang justeru mempersatukan kita. Berhukum dalam pancasila berarti menjadikan Pancasila sebagai dasar filosofi implementasi hukum di tanah air. 153 Dari sudut sejarah hukum, suatu bangsa memasuki tahap negara kesejahteraan ditandai dengan berkembangnya hukum melindungi pihak yang lemah. 154 Dengan adanya peranan hukum untuk meningkatkan kesejahteraan indonesia diharapkan juga akan tersedia dana yang lebih wajar, 155 untuk menunjang pembangunan dalam penanganan gelandangan dan pengemis. Permasalahan kesejahteraan yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. akibatnya, masih ada 152 Ibid, hlm. 59 153 John Im Pattiwael, Hukum Untuk Si Miskin, Harian Kompas tgl. 15 Februari 2010 154 Erman Rajagukguk, Peranan Hukum Dindonesia: Menjaga Persatuan, Memulihkan Ekonomi dan Memperluas Kesejahteraan Sosial, Disampaikan Dalam Rangka Dies Natalis dan Peringatan Tahun Emas Universitas Indonesia 1950-2000 Kampus UI-Depok Tgl. 5 Februari 2000 155 Sofian Effendi.dkk, Membangun Martabat Manusia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996, hlm. 190 Universitas Sumatera Utara warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat. 156 Pasal 1 Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, mendefinisikan kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Selanjutnya pasal 4 menyebutkan: “Negara bertanggungjawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial”. Pasal 5 menyebutkan: 1 Penyelenggaran kesejahteraan sosial ditujukan kepada: a. Perseorangan; b. Keluarga; c. Kelompok; danatau d. Masyarakat. 2 Penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki criteria masalah sosial: a. Kemiskinan; b. Ketelantaran; c. Kecacatan; d. Keterpencilan; e. Ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku; 156 Penjelasan Umum dari Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara f. Korban bencana; danatau g. Korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Penjelasan Pasal 7 menyatakan bahwa, seseorang yang mengalami disfungsi sosial antara lain penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan HIVAIDS ODHA, korban tindak kekerasan, korban bencana, korban perdagangan orang, anak terlantar, dan anak dengan kebutuhan khusus. Pasal 25 menyatakan tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi: a. Merumuskan kebijakan dan program penyelenggaraan kesejahteraan sosial; b. Menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraan sosial; c. Melaksanakan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan; d. Memberikan bantuan sosial sebagai stimulant kepada masyarakat yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial; e. Mendorong dan memfasilitasi masyarakat serta dunia usaha dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya; f. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dibidang kesejahteraan sosial; g. Menetapkan standar pelayanan, registrasi, akreditasi, dan sertifikasi pelayanan kesejahteraan sosial; h. Melaksanakan analisis dan audit dampak sosial terhadap kebijakan dan aktifitas pembangunan; Universitas Sumatera Utara i. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial; j. Melakukan pembinaan dan pengawasan serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial; k. Mengembangkan jaringan kerja dan koordinasi lintas pelaku penyelenggaraan kesejahteraan sosial tingkat nasional dan internasional dalam penyelenggaraan sosial; l. Memelihara taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional; m. Melestarikan nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial; dan; n. Mengalokasikan anggaran untuk peyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam anggaran pendapatan dan belanjan negara. Berdasarkan penjelasan diatas sistem jaminan sosial merupakan instrumen negara untuk mencegah kemiskinan, memberdayakan komunitas penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan pengentasan kemiskinan. Sangat dibutuhkan sosiallisasi dan penjelasan kepada masyarakat Indonesia bahwa sebagai warga negara kita mempunyai hak untuk dilindungi, diayomi dan disejahterakan oleh negara. Keberadaan Pasal 34 UUD 1945 yang jelas-jelas berpihak pada program penegakan keadilan sosial berdimensi kerakyatan jelas menjadi modal awal yang sangat penting dalam melahirkan produk-produk perundang-undangan dibawahnya. Keberadaan pasal sekaligus pula memperlihatkan antara political will negara dalam membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kini, tinggal bagaimana pesan yang tercantum dalam konstitusi tersebut harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Tanpa upaya sungguh-sungguh bisa jadi pasal 34 tersebut hanya akan berhenti Universitas Sumatera Utara sampai tahapan pernyataan saja dan tidak akan pernah bisa diwujudkan dalam kehidupan yang sesungguhnya. 157 Seharusnya apabila gelandangan dan pengemis mau berusaha maka permodalan bisa diberikan atau di pinjamkan dari dana zakat, infak dan sedekah atau dana yang disediakan oleh pemerintah sehingga seseorang bisa berusaha dengan cara yang baik dan tidak menjadi gelandangan dan pengemis.

BAB IV DEKRIMINALISASI TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS