bekerja dan dijalankan. Sebagai konsekuensinya, hukum merupakan suatu proses yang secara terus menerus membangun dirinya menuju ideal tersebut. Inilah esensi
hukum progresif. Sebagai penggagas hukum progresif, Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa hukum progresif terpanggil untuk melindungi rakyat menuju kepada ideal
hukum karena hukum merupakan institusi yang progresif, hukum tidak pernah berhenti, stagnan, melainkan terus tumbuh berubah dan berkembang.
40
Hukum progresif mengajak masyarakat untuk memahami betapa keliru menerima hukum sebagai suatu status quo sebagai institut yang secara mutlak harus
diabadikan. Kata kunci dari gagasan hukum progresif tersebut adalah kesedian untuk membebaskan diri dan faham status quo tersebut.
41
Maka sangat diharapkan hukum progresif dapat diterapkan dalam berhukum, agar hukum dapat tegak bukan hanya melalui substansi hukum melainkan hukum
yang menghargai hak asasi individu didalam sebuah bangsa yang beradab, maka pengaturan mengenai gelandangan dan pengemis harus dicerna oleh pembuat undang-
undang untuk diatasi sebagai wujud tanggung jawab negara.
3. Teori Keadilan
Penegakan hukum di Indonesia harus sesuai dengan rasa keadilan masyarakat dengan tetap memperhatikan kepastian hukum pada setiap individu warga negara
yang merupakan ekspresi nilai-nilai demokratik dalam suatu negara demokratis.
40
Ibid, hlm. 2
41
Ibid, hlm. 91
Universitas Sumatera Utara
Keterkaitan antara nilai-nilai penunjang demokrasi dan elemen-elemen negara hukum, maka dapat dikatakan penegakan hukum yang berkeadilan dan memberi
manfaat serta melindungi hak-hak warga negara hukum yang demokratis.
42
Jhon Rawls menyatakan tujuan hukum menjadi adil bila dalam penerapannya sesuai dengan jiwa dari hukum positif. Jadi tujuan hukum adalah keadilan. Keadilan
terpenuhi bila institusi-institusi suatu masyarakat diaturdigunakan untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan dengan pertimbangan-pertimbangan moral dan
keadilan.
43
Secara garis besar, tuntutan keadilan yang diangkat oleh Rawls memberi peluang yang besar bagi setiap individu untuk mengekspresikan diri demi
terwujudnya situasi penuh keadilan. Dengan memberikan penghargaan pada setiap pribadi maka hak-hak yang menjadi milik setiap pribadi mendapat legitimasi untuk
dihargai. Rawls menentukan asas keadilan melalui semacam proses perjanjian diantara anggota-anggota masyarakat dengan mengindahkan antara lain kerjasama
manusia, rasa keadilan, pilihan yang rasional, dan apa yang dinamakan primary goods hal-hal utama yang ingin diperoleh seseorang.
44
Pelaksanaan hukum harus membuka jalan agar terciptanya keadilan sosial dan mengatur perbedaan sosial dan ekonomis warga masyarakat agar tujuan dari
42
Arbi Sanit, Perwakilan Politik di Indonesia, Jakarta: Rajawali, 1985, hlm. 25
43
R. Abdussalam, Prospek Hukum Pidana Indonesia Dalam Mewujudkan Rasa Keadilan Masyarakat, Jakarta: Restu Agung, 2006, hlm. 16
44
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Terhadap Korban Kejahatan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm. 134
Universitas Sumatera Utara
penerapan hukum memberi manfaat bagi mereka yang kurang beruntung, hal ini sebagai konsekuensi dari negara hukum.
Tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan bersama manusia. Hal tersebut tercapai dengan memasukkannya prinsi-prinsip keadilan dalam peraturan bagi
kehidupan bersama. Untuk mencapai keadilan, maka harus dipaksakan oleh negara untuk mengimbangi kebutuhan-kebutuhan sosial dan individu yang satu dengan yang
lain. Cita-cita keadilan yang hidup dalam hati rakyat dan yang dituju oleh pemerintah merupakan simbol dari harmonisasi yang tidak memihak antara kepentingan-
kepentingan individu yang satu terhadap yang lain.
45
Apapun teori keadilan yang digunakan dalam hal penegakan hukum, harus memperhatikan konsep-konsep kejujuran fairness, persamaan equality, tidak
memihak impartiality, serta pemberian sanksi dan hadiah yang patut appropriate reward and punishment. Keadilan harus dibedakan dari kebajikan benevolence,
kedermawanan generosity, rasa terima kasih gratitude dan perasaan kasihan compassion. Namun praktik yang terjadi kadang-kadang tidak konsisten dengan
pencapaian keadilan dan bahkan melanggar asas-asas hukum.
46
Dengan demikian tujuan hukum adalah untuk, ketertiban, kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan. Notohamidjojo menegaskan bahwa “tanggung jawab
jurist ialah merohaniahkan hukum”, dan penilaian scientia yuridis harus mendalam
45
R. Abdussalam, Op. Cit., hlm. 17
46
Nyoman Serikat Jaya Putra, Op.Cit, hlm. 140
Universitas Sumatera Utara
dan mendasar pada conscientia nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kasih sayang antar sesama.
47
2. Landasan konsepsi