Harmonisasi Hukum KEDUDUKAN PASAL 504 DAN PASAL 505 KUHP DALAM

dirumuskan dalam UUD 1945, sehingga dalam pelaksanaannya hukum harus dijadikan sebagai fondasi penegakan hukum.

B. Harmonisasi Hukum

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa dalam negara hukum, maka konstitusi baca: UUD 1945 harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan warga negara. Dalam hal ini, maka sistem pemerintahannya perlu menghadirkan adanya suatu tata hukum, yang menjadi bingkai norma-norma hukum agar saling terkait dan tersusun menjadi sebuah sistem. Di mana setiap norma hukum dalam sistem tersebut tidak boleh mengesampingkan atau bahkan bertentangan norma hukum yang lainnya. 130 Dengan demikian dalam negara hukum, sistem hukumnya harus tersusun dalam tata norma hukum secara hirarkis dan tidak boleh saling bertentangan di antara norma-norma hukumnya baik secara vertikal maupun horizontal. Sehingga jika terjadi konflik antar norma-norma tersebut maka akan tunduk pada norma-norma logisnya, yakni norma-norma dasar yang ada dalam konstitusi. Karakteristik dari norma hukum yang bersumber pada norma dasar itu meliputi prinsip konsistensi dan legitimitas. Di mana suatu norma hukum tetap akan berlaku dalam suatu sistem hukum sampai daya lakunya diakhiri melalui suatu cara yang ditetapkan dalam sistem hukum, atau digantikan norma lain yang diberlakukan 130 http:djjp.depkumham.go.idhtn-dan-puu64-politik-hukum-perundang-undangan.html. diakses Tgl. 14 Pebruari 2011 Universitas Sumatera Utara oleh sistem hukum itu sendiri. Dalam karakteristik tersebut maka berlaku prinsip- prinsip, antara lain lex posterior derogate legi priori norma hukum yang baru membatalkan norma hukum yang terdahulu, lex superior derogate legi inferiori norma hukum yang lebih tinggi tingkatannya membatalkan norma hukum yang lebih rendah, dan lex specialis derogate legi generalis norma hukum yang bersifat khusus membatalkan norma hukum yang bersifat umum. Dengan demikian harmonisasi setiap peraturan perundang-undangan sangat diperlukan dalam rangka penegakan hukum. 131 Pembangunan materi hukum legal substance atau peraturan perundang- undangan di Indonesia hingga kini terus berlansung never ending process karena peraturan perundang-undangan merupakan salah satu sendi utama dari sistem nasional, namun demikian masih saja ditemukan perundang-undangan bermasalah baik karena substansi, proses dan prosedur, maupun aspek legal drafting-nya. Paling tidak ada tiga permasalahan utama di bidang ini yaitu: a tumpang tindih dan inkosistensi perundang-undangan; b perumusan perundang-undangan yang kurang jelas; c implementasi undang-undang terhambat peraturan pelaksanaanya. 132 Sedangkan yang dimaksud harmonisasi peraturan perundang-undangan ialah upaya atau proses untuk merealisasi keselarasan dan keserasian asas dan sistem 131 Ibid 132 Ahmad M. Ramli, Koordinasi dan Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan, Makalah Disampaikan Pada Semiloka Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2008 diselenggarakan oleh Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Jakarta Tanggal 11-13 Maret 2008, hlm. 1 Universitas Sumatera Utara hukum sehingga menghasilkan peraturansistem hukum yang harmonis. Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN memberikan pengertian bahwa harmonisasi hukum adalah kegiatan ilmiah untuk menuju proses pengharmonisasian hukum tertulis mengacu baik pada nilai-nilai filosofis, sosiologis, ekonomis, maupun yuridis. Dalam pelaksanaannya kegiatan harmonisasi adalah pengkajian yang konfrehensif terhadap suatu rancangan peraturan perundang-undangan, dengan tujuan untuk apakah rancangan peraturan tersebut dalam berbagai aspek telah mencerminkan keselarasan atau kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan nasional lain, dengan hukum tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat atau konvensi-konvensi dan perjanjian-perjanjian internasional, baik bilateral maupun multilateral yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. 133 Harmonisasi hukum dalam pergertian yang lain diartikan sebagai upaya atau proses penyesuaian asas dan sistem hukum, agar terwujud kesederhanaan hukum, kepastian hukum dan keadilan. Harmonisasi hukum sebagai suatu proses dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, mengatasi hal-hal yang bertentangan dan kejanggalan diantara norma-norma hukum di dalam peraturan perundang- undangan, sehingga terbentuk peraturan perundang-undangan nasional yang 133 Ibid, hlm. 4-5 Universitas Sumatera Utara harmonis, dalam arti selaras, serasi, seimbang, terintegrasi dan konsisten, serta taat asas. 134 Langkah sistemik harmonisasi hukum nasional, bertumpu pada paradigma Pancasila dan UUD 1945 yang melahirkan sistem ketatanegaraan dengan dua asas fundamental, asas demokrasi dan asas negara hukum yang diidealkan mewujudkan sistem hukum nasional dengan tiga komponen, yaitu substansi hukum, struktur hukum beserta kelembagaannya, dan budaya hukum. Langkah sistemik tersebut di satu sisi dapat dijabarkan dalam harmonisasi peraturan perundang-undangan dan di sisi lain diimplementasikan dalam rangka penegakan hukum. 135 Ada 3 tiga alasan mengapa perlu dilakukan pengharmonisasian hukum peraturan perundang-undangan, yaitu: 136 1. Undang-undang sebagai salah satu jenis peraturan perundang-undangan merupakan subsistem dari sistem hukum nasional. Sebagai salah satu subsistem dari sistem yang lebih besar, peraturan perundang-undangan harus ada saling keterkaitan dan saling ketergantungan serta merupakan satu kebulatan yang utuh dengan subsistem yang lain; 134 http:kgsc.wordpress.com20100207gaya-moral-penegakan-hukum-yang-baik, diakses Tgl. 14 Pebruari 2011 135 Ibid 136 Ahmad M. Ramli, Koordinasi dan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan, Op.Cit, hlm. 10-11 Universitas Sumatera Utara 2. Undang-undang dapat di uji judicial review baik secara materil maupun formil. Mahkamah Konstitusi berdasarkan Pasal 24 c ayat 1 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia, antara lain berwenang menguji undang-undang dengan Undang-Undang Dasar, berhubung dengan itu, pengharmonisasian peraturan perundang-undangan sangat strategis fungsinya sebagai upaya preventif untuk mencegah diajukannya permohonan pengujian peraturan perundang-undangan kepada kekuasaan kehakiman yang kompeten. Putusan Mahkamah Konstitusi dapat menyatakan bahwa suatu materi muatan pasal, ayat danatau bagian dari peraturan perundang-undangan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat atau tidak mempunyai dampak yuridis, sosial dan politis yang luas, karena pengharmonisasian hukum perlu dilakukan dengan cermat. 3. Menjamin proses pembentukan perundang-undangan dilakukan secara taat asas demi kepastian hukum. Melalui harmonisasi hukum, akan terbentuk sistem hukum yang mengakomodir tuntutan akan kepastian hukum dan terwujudnya keadilan. Begitu pula dalam hal penegakan hukum, harmonisasi hukum akan dapat menghindari tumpang tindih bagi badan peradilan yang melakukan kekuasaan kehakiman, dengan badan-badan pemerintah yang diberi wewenang melakukan fungsi peradilan menurut peraturan perundang-undangan. Dasar dan orientasi dalam setiap langkah harmonisasi hukum adalah tujuan harmonisasi, nilai-nilai dan asas hukum, serta tujuan hukum itu Universitas Sumatera Utara sendiri, yakni harmoni antara keadilan, kepastian hukum dan sesuai tujuan doelmatigheid. Pada akhirnya, pelaksanaan penegakan hukum perlu memperhatikan aktualisasi tata nilai yang terkandung dalam konstitusi dan prinsip-prinsip penegakan hukum yang baik good law enforcement governance. 137

C. Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebagai Wujud Perlindungan