3. Manifestasi model sikap Inisiator
Komponen Manifestasi Komponen Sikap
Sumber: Del Hawkins et al 2001:395 Gambar 2.2 Manifestasi model sikap
D. Tinjauan Mengenai Brand Merek 1 Pengertian Brand Merek
Menurut Kotler 2002:357, merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk
atau jasa dari suatu kelompok penjual dan membedakannya dari produk
Stimuli:
Produk, situasi
outlet retail, produk dan
objek lain Afektif
Kognitif
Konatif Emosi atau perasaan
mengenai atribut khusus atau
keseluruhan objek
Kepercayaan mengenai atribut
khusus atau keseluruhan objek
Niat prilaku yang berkaitan dengan
atribut khusus atau keseluruhan objek
Keseluruhan orientasi
terhadap objek
Universitas Sumatera Utara
pesaing. Sedangkan menurut pendapat Kartajaya 2005:182, merek tidak sekedar nama. Bukan juga sebuah logo atau symbol. Merek adalah paying
yang mempresentasikan produk atau layanan. Merek merupakan cerminan value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat baik
bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.
2 Brand Loyalty Loyalitas Merek
Oliver dalam Tjiptono 2005:387 mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau
berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara
berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
Menurut Assael 1992:28, istilah loyalitas lebih mengimplementasikan sebuah komitmen daripada sekedar pembelian berulang. Fakta menunjukkan
bahwa dengan sikap dan perilaku akan menghasilkan suatu gambaran loyalitas merek yang diterima. Namun demikian terdapat beberapa karakteristik umum
yang bias diidentifikasikan apakah seorang konsumen mendekati loyal atau tidak. Selanjutnya dikemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan
konsumen loyal yaitu sebagai berikut: a.
Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung percaya diri terhadap pilihannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang lebih
tinggi dalam pembeliannya. c.
Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal terhadap tempat produksi barang atau jasa.
d. Kelompok yang minoritas cenderung untuk loyal terhadap merek.
3 Tingkat Loyalitas Merek
Menurut Durianto 2001:28 tingkatan loyalitas merek mulai dari yang terendah sampai yang tertinngi adalah sebagai berikut:
a. Switcher berpindah-pindah
Pembeli yang berada pada tingkatan loyalitas switcher ini dikatakan sebagai pembeli yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi
frekuensi pembeli yntuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek lain mengindikasikan pembeli tersebut sebagai pembeli yang
sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun pembeli anggap memadai serta memegang peranan yang
sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pembeli ini adalah pembeli tersebut membeli suatu produk karena harganya
yang murah. b.
Habitual Buyer pembeli yang bersifat kebiasaan Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas habitual buyer ini dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya pembeli tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi merek produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alas an yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli
produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut
Universitas Sumatera Utara
memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas
kebiasaan pembeli selama ini. c.
Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan Pada tingkatan satisfied buyer ini, pembeli merek masuk dalam kategori
puas jika pembeli mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja pembeli memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan
menanggung switching cost biaya peralihan yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan pembeli beralih merek.
Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung
oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya.
d. Liking the Brand menyukai merek
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas liking the brand ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada
tingkatan liking the brand dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli ini bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait
dengan symbol rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun yang dialami kerabatnya ataupun disebabkan
oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan
cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik. e.
Commited Buyer pembeli yang berkomitmen
Universitas Sumatera Utara
Pada tahapan ini pembeli merupakan pambeli yang setia. Pembeli memiliki sesuatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan
merek terebut menjadi sangat penting bagi pembeli tersebut, dipandang dari segi fungsinya maupun ekspresi mengenai siapa sebenarnya pembeli tersebut.
Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
pihak lain.
E. Corporate Social Responsibility