ESTIMASI BESAR SAMPEL CARA KERJA

dalam syringe 5 cc dan dimasukkan kedalam amplop sesuai kelompok yang dirandom.

3.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

a. Kriteria Inklusi: 1. Bersedia ikut dalam penelitian. 2. Usia 15 - 60 tahun. 3. Berat badan ideal dengan BMI 18,5-24,9 4. PS ASA 1 dan 2. 5. Operasi elektif dengan anestesi umum dan induksi anestesi dengan propofol b. Kriteria Ekslusi: 1. Pasien dengan kontraindikasi pemberian ketamin riwayat hipertensi terkontrol maupun tidak terkontrol, kelainan jantung, penyakit serebro-vaskular, hipertiroidisme, tekanan intra kranial tinggi, glaukoma. 2. Pasien dengan riwayat alergi atau hipersensitif terhadap obat yang digunakan dalam penelitian propofol dan ketamin. 3. Pasien yang mendapatkan terapi obat vasoaktif. 4. Pasien hamil. c. Kriteria putus drop-out Apabila dengan dosis yang telah ditentukan pasien belum tersedasi optimal sehingga perlu penambahan dosis obat induksi anestesi.

3.5. ESTIMASI BESAR SAMPEL

Besar sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis terhadap 2 proporsi 46 : { Z α √2 P 1-P + Z β√P 1 1-P 1 + P 2 1-P 2 } 2 n = ---------------------------------------------------------- Universitas Sumatera Utara P 1 - P 2 2 n = besar sampel minimum Z α = kesalahan tipe I pada α = 0,05, hipotesis dua arah 1,96 Z β = kesalahan tipe II pada β = 20, power 80 0,842 P = 1 2 P1 + P2 P 1 = proporsi pada kelompok A = 13 P 2 = proporsi pada kelompok B = 33 27 n1=n2 = 40 Total sampel 2 kelompok = 80 orang.

3.6. CARA KERJA

a. Setelah mendapat persetujuan dari komite etik, penelitian mulai dilakukan. b. Setiap pasien dilakukan informed consent dan setelah disetujui semua sampel yang akan menjalani operasi dimasukkan dalam kriteria inklusi dan eksklusi. c. Sampel dibagi secara random menjadi 2 kelompok. d. Randomisasi tersamar ganda dilaksanakan oleh relawan yang sudah dilatih dengan memakai cara randomisasi blok sebagai berikut : dengan memakai tabel angka random pena dijatuhkan di atas tabel angka random, angka yang terkena ujung pena merupakan urutan untuk memulai penelitian. e. Kelompok A mendapat ketamin 0,5 mgkgBB IV dan kelompok B mendapat Ketamin 0,7 mgkgBB IV. Universitas Sumatera Utara Randomisasi dilakukan satu kali, urutan A atau B dibuat dan disimpan daftarnya oleh relawan yang melakukan randomisasi yang telah dilatih. Obat disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi peneliti dan pasien tidak mengetahui komposisi obat dalam spuit. Setelah melakukan randomisasi dan menyiapkan obat oleh relawan yang melakukan randomisasi, obat tersebut diberikan ke peneliti di dalam amplop putih. f. Setelah semua sampel terkumpul relawan memberikan daftar identitas pasien dan jenis perlakuan yang diberikan pasien selama penelitian. g. Kedua kelompok menjalani prosedur persiapan operasi elektif yaitu dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan tidak mendapat premedikasi. Kebutuhan cairan selama puasa telah dipenuhi sebelum operasi dengan infus RL 2cckgBBjam di ruangan. h. Pada hari penelitian obat disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi. i. Setelah memasuki kamar operasi, dipasang alat pantau monitor pada tubuh pasien dan dicatat data mengenai tekanan darah, laju nadi dan laju nafas dengan alat ukur tekanan darah standard non invasif otomatis merek Omron yang telah ditera. j. Pasien dipremedikasi dengan midazolam 0,06 mgkgBB IV dan petidin 1 mgkgBB IV. k. Sepuluh menit kemudian diberikan injeksi ketamin 0,7 mgkgBB IV untuk kelompok A dan injeksi ketamin 0,5 mgkgBB IV selama 30 detik dalam syringe tanpa diketahui oleh pasien dan si peneliti yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh sukarelawan. l. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah, laju nadi dan laju nafas. m. Satu menit kemudian diberikan injeksi propofol 2 mgkgBB IV selama 15 detik, sampai hilangnya kesadaran yang ditandai dengan hilangnya refleks bulu mata. n. Lalu dilakukan pencatatan tekanan darah, laju nadi dan laju nafas. o. Intubasi dilakukan setelah injeksi rokuronium 1 mgkgBB IV. Universitas Sumatera Utara p. Tekanan darah dan laju jantung dicatat setelah intubasi, dan 5 menit setelah intubasi. q. Rumatan anestesi dilakukan dengan isofluran 0,5-1, N 2 O : O 2 = 50 : 50 r. Rumatan pelumpuh otot dengan injeksi rokuronium 10 mg setiap 30 menit. s. Dilakukan pencatatan efek samping yang timbul seperti mual, muntah, halusinasi, sedasi, dan depresi nafas. Derajat sedasi pada penelitian ini menggunakan skala modifikasi Ramsay : 1. Cemas, agitasi, tidak dapat tenang. 2. Koperatif, orientasi baik dan tenang. 3. Diam, hanya respon terhadap perintah verbal. 4. Tidur, respon yang cepat terhadap ketukan pada glabella atau rangsangan verbal yang keras. 5. Tidur, respon lambat terhadap ketukan pada glabella atau rangsang verbal keras. 6. Tidak ada respon terhadap rangsang. t. Saat observasi bila terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20 dari tekanan darah sistolik basal ditetapkan sebagai kejadian hipotensi dan di atasi dengan pemberian infus cepat Ringer Laktat. Bila tidak menolong dilakukan injeksi efedrin 10 mg. u. Hasil pencatatan kedua kelompok dibandingkan secara statistik. v. Penelitian dihentikan bila subjek menolak berpartisipasi, kegawatan jalan nafas, jantung, paru dan otak yang mengancam jiwa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.7. ALUR PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

1 74 94

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 Mg Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 Mg Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 74 97

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 MG Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 MG Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 46 97

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 1 13

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25