Kejadian Hipotensi Akibat Induksi Propofol. Perubahan pada Laju Jantung.

5.2.2. Kejadian Hipotensi Akibat Induksi Propofol.

Dari penelitian-penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa pemberian ketamin 0,5 mgkgBB IV sebelum induksi propofol dapat mencegah hipotensi akibat propofol dan memberikan profil hemodinamik yang lebih stabil dibandingkan propofol saja. 19,20,21,22,23,24 Pada penelitian Arora S 2008 terhadap yang mendapat ketamin 0,5 mgkgBB IV sebelum induksi propofol diperoleh hasil 36 pasien mengalami hipotensi pada kelompok propofol dan hanya 10 pasien yang mengalami hipotensi pada kelompok propofol dengan ketamin. 22 Sedangkan Goel S, dkk 47 menyebutkan terjadi hipotensi pada 5 dari 30 orang yang mendapat ketamin 0,5 mgkgBB IV sebelum propofol 2,5 mgkgBB IV, dibanding dengan kelompok yang hanya mendapat propofol dimana kejadian hipotensi mencapai 89. Pada penelitian ini, setelah pemberian propofol, penurunan tekanan darah sistolik 20 dari tekanan darah sistolik basal, terjadi pada 4 orang 10 pada kelompok A dan pada kelompok B terjadi pada 5 orang 12,5, secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna diantara kedua kelompok. Sampel yang mengalami hipotensi diatasi dengan infus cepat Ringer Laktat, dan tidak seorangpun yang mendapat terapi injeksi efedrin pada kedua kelompok. Hui 1995 melaporkan bahwa dengan pemakaian ketamin dan propofol akan terjadi kombinasi aksi kardiostimulan dari ketamin yang dapat mengatasi efek kardiodepresan propofol. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa dengan kombinasi tersebut akan terjadi penurunan yang sangat minimal dari tekanan darah arteri, sehingga didapatkan suatu keadaan hemodinamik yang lebih stabil. 19

5.2.3. Perubahan pada Laju Jantung.

Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini didapati peningkatan laju jantung setelah pemberian ketamin sebesar 2,7 pada kelompok A dan pada kelompok B peningkatan ini lebih besar yaitu 5,3. Bila diuji secara statistik, tidak ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok ini. Setelah dibandingkan dengan laju jantung pre operasi pada kelompok A, peningkatan ini tidak berbeda bermakna. Hal ini sama dengan yang dilaporkan oleh Goel, dkk 47 dan Iwata, dkk 48 melakukan injeksi ketamin 0,5 mgkgBB IV sebelum induksi propofol 2,5 mgkgBB IV. Sedangkan pada kelompok B perubahan ini secara statistik bermakna. Dari hal ini tampak bahwa dengan dosis yang lebih besar mengakibatkan kenaikan laju jantung yang lebih besar. Propofol menyebabkan penurunan pada laju jantung. Pada anak yang sehat propofol menyebabkan penurunan laju jantung sebesar 20. 49 Bradikardia dan asistol pernah dilaporkan setelah induksi anestesi dengan propofol. Propofol dapat menurunkan aktifitas saraf simpatis lebih besar dibanding aktifitas saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan predominan aktifitas saraf parasimpatis. Refleks baroreseptor yang mengontrol denyut jantung juga didepresi oleh propofol. Pada penelitian ini, setelah induksi propofol, laju jantung hampir tidak mengalami perubahan pada kelompok A meningkat hanya 0,8 dibandingkan dengan laju jantung setelah pemberian ketamin dan meningkat sebesar 14,5 setelah intubasi dibandingkan dengan setelah induksi dan kembali menurun sebesar 11 lima menit setelah intubasi dibandingkan dengan segera setelah intubasi. Terjadi kenaikan laju jantung sebesar 5,6 lima menit setelah intubasi dibanding dengan laju jantung pre operasi. Furuya, dkk 21 menyebutkan terjadi penurunan laju jantung sebesar 7 setelah propofol dan kenaikan laju jantung sebesar 7 setelah intubasi pada penelitian dengan ketamin 0,5 mgkgBB IV. Sedangkan menurut Ozkocak, dkk 20 kenaikan laju jantung setelah intubasi pada grup ketamin 0,5 mgkgBB IV adalah 13. Pada kelompok B didapati penurunan laju jantung sebesar 5,7 setelah propofol yang diikuti dengan kenaikan laju jantung sebesar 20 setelah intubasi Universitas Sumatera Utara lalu menurun 10,8 lima menit setelah intubasi. Dibanding dengan laju jantung pre operasi terjadi kenaikan laju jantung sebesar 6,9 lima menit setelah intubasi. Semua nilai rerata perubahan laju jantung ini secara statistik tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok. Dari hasi penelitian ini terlihat bahwa pemberian ketamin sebelum induksi propofol dapat mengurangi efek bradikardi dari propofol, sehingga memberikan hemodinamik yang lebih stabil.

5.2.4. Perubahan pada Laju Nafas.

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

1 74 94

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 Mg Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 Mg Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 74 97

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 MG Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 MG Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 46 97

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 1 13

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25