ALUR PENELITIAN IDENTIFIKASI VARIABEL RENCANA MANAJEMEN DAN ANALISA DATA DEFENISI OPERASIONAL

3.7. ALUR PENELITIAN

POPULASI INKLUSI EKSKLUSI SAMPEL 10’ 1’ 1’ KETERANGAN : TDS : Tekanan darah sistol TDD : Tekanan darah diastol TAR : Tekanan arteri rerata LJ : Laju jantung LN : Laju nafas ‘ : menit PREMEDIKASI Midazolam 0,06 mgkgBB IV + Petidin 1 mgkgBB IV KELOMPOK B KETAMIN 0,7 mgkgBB IV 5 cc Rocuronium 1 mgkgBB IV PROPOFOL 2 mgkgBB IV INTUBASI Pengukuran: - TDS TDD - TAR - L J - LN Pengukuran: - TDS TDD - TAR - L J KELOMPOK A KETAMIN 0,5 mgkgBB IV 5 cc Randomisasi Universitas Sumatera Utara 5’ setelah intubasi Universitas Sumatera Utara

3.8. IDENTIFIKASI VARIABEL

3.8.1. Variabel independen : a. Propofol b. Ketamin 3.8.2. Variabel dependen : a. Tekanan darah sistolik b. Tekanan darah diastolik c. Tekanan arteri rerata d. Laju nadi e. Laju nafas

3.9. RENCANA MANAJEMEN DAN ANALISA DATA

a. Data yang terkumpul dianalisa dengan program software SPSS versi 15. b. Untuk menentukan peranan ketamin dalam pencegahan hipotensi dilakukan dengan uji Chi-square c. Pengujian kenormalan data dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov. d. Untuk menentukan perbandingan hemodinamik digunakan uji-t- independent pada distribusi data yang normal, dan bila distribusinya tidak normal digunakan Mann-Whitney. e. Batas kemaknaan yang ditetapkan 5 f. Interval kepercayaan yang dipakai 95

3.10. DEFENISI OPERASIONAL

a. Anestesi umum adalah tindakan yang dilakukan dengan menghilangkan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali. Universitas Sumatera Utara b. Induksi anestesi adalah pemberian obat atau kombinasi obat pada saat dimulainya anestesi yang menyebabkan suatu stadium anestesi umum atau suatu fase dimana pasien melewati dari sadar menjadi tidak sadar. c. Propofol adalah obat yang dipakai untuk induksi pada anestesi umum, mempunyai onsetnya yang cepat, durasi yang singkat dan waktu pulih sadar yang cepat. d. Ketamin adalah obat anestesi disosiatif yang bekerja dengan cara menghambat komunikasi antara talamik dan limbik suatu regio di otak, yang kemudian mencegah otak untuk memproses rangsangan eksternal. Bersifat simpatomimetik yang merangsang susunan saraf pusat dengan meningkatkan tekanan darah arteri, laju jantung dan laju nafas. e. Tekanan darah adalah hasil kali curah jantung dan tahanan vasular sistemik. Nilai normalnya untuk sistolik 90-120 mmHg, dan diastolik 60- 90 mmHg. Diukur dengan monitor standar non invasif f. Tekanan arteri rerata adalah rata-rata tekanan di dalam pembuluh darah arteri selama satu siklus lengkap dari satu denyut jantung. Nilai diperoleh dengan penambahan tekanan darah sistol dengan dua kali tekanan darah diastol, kemudian dibagi tiga. g. Hipotensi adalah penurunan tekanan darah arteri disertai laju nadi yang menurun atau normal, atau tekanan darah sistol 90 mmHg ataupun penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20 dari tekanan darah sistol awal. h. Hipotensi berat adalah penurunan tekanan darah sistol 75 - 80 mmHg. i. Laju nadi adalah jumlah pulsasi denyut dan pasang surut arteri yang dirasakan pada suatu arteri permenit. Normalnya sekitar 60 -90 kali per menit, dihitung dengan menggunakan monitor non-invasif. j. Laju nafas adalah jumlah pernafasan dalam satu menit, dihitung menggunakan monitor non-invasif. k. Depresi nafas adalah gangguan pada pernafasan yang ditandai dengan terjadinya desaturasi yaitu penurunan saturasi oksigen arterial yang dapat Universitas Sumatera Utara dilihat dengan pulse oximetry SpO 2 pada monitor sebesar ≥ 5 dari saturasi awal, atau laju nafas 12 xmenit hipoventilasi, ataupun kejadian berhentinya nafas lebih dari 15 - 20 detik apnoe. l. BMI = Body Mass Index = indeks massa tubuh dimana untuk menentukan berat badan ideal yang diperoleh dengan membagi berat badan kg dengan kwadrat tinggi badan cm 2 .

3.11. MASALAH ETIKA

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

1 74 94

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 Mg Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 Mg Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 74 97

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 MG Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 MG Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 46 97

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 1 13

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25