BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. GAMBARAN UMUM
Dari data karakteristik umum subjek penelitian terlihat bahwa umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan indeks masa tubuh tabel 4.1., pada
kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik yang berarti subjek penelitian yang diambil relatif homogen dan layak untuk
dibandingkan. Juga tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara kedua kelompok pada suku, pendidikan dan pekerjaan tabel 4.2., jenis
tindakan operasi tabel 4.3. maupun lama anestesi dan PS-ASA tabel 4.4..
5.2. PERUBAHAN HEMODINAMIK
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan hemodinamik meliputi tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan arteri rerata, laju
jantung dan laju nafas pada waktu pre operasi, setelah pemberian ketamin, setelah pemberian propofol, setelah intubasi dan lima menit setelah intubasi pada kedua
kelompok. Keadaan hemodinamik subjek penelitian sebelum tindakan anestesi tidak
terdapat perbedaan bermakna p0,05 pada kelompok A dengan kelompok B.
5.2.1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik, Diastolik dan Tekanan Arteri Rerata.
Universitas Sumatera Utara
Ketamin menstimulasi sistem kardiovaskuler menyebabkan peningkatan tekanan darah, curah jantung, laju jantung, resistensi pembuluh darah sistemik
akibat peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis.
8,9
Pada dosis induksi, ketamin menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 – 40 mmHg. Pada
penelitian ini setelah pemberian ketamin dosis subanestesi, didapati peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik dan tekanan arteri rerata dibandingkan dengan
pre operasi pada kedua kelompok, dimana pada kelompok A nilai rerata peningkatan tekanan darah sistolikdiastolik adalah sebesar 4,65 mmHg4,6
mmHg dan pada kelompok B adalah 3,1 mmHg3 mmHg, atau 3,9 6,5 pada kelompok A dan 2,5 4,2 pada kelompok B, secara statistik tidak ada
perbedaan bermakna diantara kedua kelompok. Furuya, dkk
21
melaporkan terjadi peningkatan tekanan arteri rerata sebesar 6 setelah injeksi ketamin 0,5 mgkgBB IV sebelum induksi propofol 2
mgkgBB IV. Pada penelitian ini terhadap tekanan arteri rerata dijumpai rerata peningkatan sebesar 4,53 mmHg 5,2 pada kelompok A dan 3,04 mmHg
3,5 pada kelompok B, dan diuji secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok.
Kedua hal ini menunjukkan bahwa ketamin pada dosis kecil atau dosis subanestesia secara klinis tidak terlalu mempengaruhi hemodinamik. Sesuai
dengan pernyataan bahwa tidak ada perbedaan perubahan hemodinamik setelah pemberian ketamin antara dosis 0,5 dan 1,5 mgkgBB IV.
8
Pemilihan dosis 0,5 mgkgBB IV pada penelitian ini karena merupakan dosis minimum yang
diperlukan untuk menstabilkan tekanan darah arteri selama induksi dan intubasi.
21
Efek utama propofol terhadap sistem kardiovaskular adalah penurunan tekanan darah arteri sebagai akibat penurunan tahanan pembuluh darah sistemik
dan kontraktilitas jantung, pada dosis induksi 2 - 2,5 mgkgBB menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 25-40. Perubahan yang sama terlihat
juga terhadap tekanan arteri rerata dan tekanan darah diastolik.
8
Setelah induksi propofol 2 mgkgBB IV, terlihat penurunan tekanan darah sistolik, diastolik dan tekanan arteri rerata dibandingkan dengan pre operasi pada
Universitas Sumatera Utara
kedua kelompok. Pada kelompok A, nilai rerata penurunan tekanan darah sistolikdiastoliktekanan arteri rerata sebesar 7,95 mmHg6,6 6,65
mmHg9,4 6,97 mmHg8, sedangkan pada kelompok B nilainya sebesar 12,03 mmHg10 7,15 mmHg 10,2 8,41 mmHg9,6.
Secara klinis dari nilai rerata, penurunan tekanan darah sistolik akibat induksi propofol pada masing-masing kelompok tidak sampai menyebabkan
hipotensi. Besarnya penurunan tekanan darah sistolik ini lebih kecil pada kelompok A dibandingkan dengan kelompok B, tetapi secara statistik perbedaan
ini tidak bermakna p = 0,192. Bila dibandingkan dengan penelitian lain yang menggunakan plasebo
22,47
, tampak bahwa penurunan tekanan darah arteri ini lebih kecil bila dibandingkan
induksi propofol saja tanpa didahului oleh pemberian ketamin dengan dosis kecil. Perubahan hemodinamik setelah intubasi pada kedua kelompok adalah
terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik dan tekanan arteri rerata dibanding pre operasi dengan nilai rerata sebesar 19,8 mmHg 16,612,08
mmHg1614,13 mmHg16 pada kelompok A dan pada kelompok B nilai rerata diperoleh 13,75 mmHg11,4 9,47 mmHg13,5 10,912,5 mmHg.
Kecuali pada tekanan darah diastolik, semua peningkatan ini secara statistik tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok.
Menurut Guit, dkk
21
, kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah intubasi pada kombinasi propofol dengan ketamin 0,5 mgkgBB IV adalah 13
dan 11 dibandingkan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik awal, sedangkan pada penelitian ini kenaikannya lebih besar yaitu 16,6 dan 16. Hal
ini bisa disebabkan karena Guit, dkk menggunakan fentanil 2 µgkgBB IV sebagai premedikasi sedangkan penelitian ini menggunakan petidin 1 mgkgBB
IV, dimana diketahui bahwa fentanil lebih poten dibandingkan dengan petidin.
9
Lima menit setelah intubasi didapati nilai rerata perubahan tekanan sistolik, diastolik dan tekanan arteri rerata pada kedua kelompok tidak berbeda jauh
dengan hemodinamik pre operasi dan secara statisik tidak dijumpai perbedaan bermakna diantara kedua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Kejadian Hipotensi Akibat Induksi Propofol.