2.1.5. INTERAKSI OBAT Konsentrasi fentanil dan alfentanil meningkat dengan pemberian yang
bersamaan dengan propofol. Kombinasi midazolam dan propofol memberikan efek sinergistik dalam hal onset yang lebih cepat dan total dosis yang lebih
rendah.
9
Interaksi ketamin dengan propofol adalah aditif.
19
2.2. SINDROMA INFUS PROPOFOL
Sindroma infus propofol adalah kejadian yang jarang terjadi dan merupakan suatu keadaan yang kritis pada pasien dengan penggunaan propofol yang lama
lebih dari 48 jam dan dosis yang tinggi lebih dari 5 mgkgBBjam. Biasanya terjadi pada pasien yang mendapat sedasi di unit perawatan intensif.
Sindroma ini ditandai dengan terjadinya kegagalan jantung, rabdomiolisis, asidosis metabolik dan gagal ginjal. Penanganannya adalah oksigenasi yang
adekuat, stabilisasi heodinamik, pemberian dekstrosa,dan hemodialisa.
32
2.3. HIPOTENSI AKIBAT PROPOFOL
Hipotensi didiagnosa sebagai adanya penurunan darah arteri disertai laju nadi yang menurun atau normal. Pada kepentingan klinis dan eksperimental,
diagnosa hipotensi ditegakkan bila ada penurunan tekanan arteri rerata MAP lebih dari 40 atau MAP60 mmHg, atau penurunan tekanan darah sistolik lebih
besar 20 dari tekanan darah sistolik semula atau tekanan darah sistolik lebih kecil dari 90 mmHg.
10
Hipotensi merupakan salah satu efek samping dari propofol. Pada dosis induksi 2 - 2,5 mgkgBB menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar
25- 40.
8
Derajat hipotensi yang relatif ringan sebagian besar berasal dari perubahan tahanan pembuluh darah. Bila tekanan darah terus turun di bawah kritis, hipotensi
Universitas Sumatera Utara
paling sering disebabkan perubahan curah jantung. Batas kritis hipotensi untuk penderita normal akibat perubahan curah jantung adalah sistolik 90 mmHg.
Hipotensi bila berlangsung lama dan tidak diterapi akan menyebabkan hipoksia jaringan. Bila keadaan ini berlanjut terus akan mengakibatkan keadaan
syok hingga kematian. Respon kompensasi terhadap hipotensi adalah mekanisme yang menurunkan
kapasitas vena untuk menjaga pengisian jantung, mekanisme yang meningkatkan kontraksi jantung dan denyut jantung untuk mengoptimalisasi
curah jantung pada keadaan menurunnya isi jantung dan mekanisme yang meningkatkan tahanan vaskular untuk menurunkan kapasitas vena, yang
meredistribusi curah jantung pada berbagai keadaan vaskular untuk menjamin perfusi ke organ-organ kritis, dan yang meningkatkan tekanan di sistem arteri
proksimal.
33
2.3.1. EFEK HIPOTENSI TERHADAP FUNGSI ORGAN 2.3.1.1. Susunan saraf pusat
Hipotensi menyebabkan penurunan aliran darah ke otak CBF sehingga dapat menyebabkan iskemi serebral yang berefek pada terjadinya gejala sisa
neurologi. Autoregulasi serebral adalah kemampuan otak untuk memper- tahankan CBF tetap konstan, baik pada keadaan dimana terjadi perubahan pada
tekanan darah sistemik ataupun tekanan perfusi serebral CPP yaitu dengan usaha dilatasi sebagai respon terhadap berkurangnya aliran darah atau iskemia.
Autoregulasi ini berlangsung jika tekanan arteri rerata MAP berada pada 60- 150 mmHg. Batas bawah tekanan darah sistolik adalah 85 mmHg dan 113 mmHg
pada pasien dengan hipertensi. Jika MAP lebih rendah dari batas bawah autoregulasi 60mmHg, aliran darah ke otak akan menurun.
11
2.3.1.2. Sistem kardiovaskular Ketika curah jantung menurun, baroreseptor yang berada di jantung, aorta
dan arteri karotid terangsang untuk meningkatkan laju jantung dan pelepasan
Universitas Sumatera Utara
katekolamin menyebabkan vasokonstriksi di perifer dan meningkatkan kontraktilitas untuk menambah curah jantung dan menstabilkan tekanan darah.
30
Meskipun mekanisme protektif ini pada mulanya akan meningkatkan tekanan arteri darah dan perfusi jaringan, namun efeknya terhadap miokardium justru
buruk karena meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan miokardium akan oksigen. Karena aliran darah koroner tidak memadai, maka ketidak-seimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen terhadap miokardium semakin meningkat, menimbulkan suatu infark di jantung.
Pada pasien dengan gagal jantung, penurunan kontraktilitas jantung mengurangi curah jantung dan meningkatkan volume dan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri, hingga mengakibatkan kongesti paru-paru dan edema. Dengan bertambah buruknya kinerja ventrikel kiri, keadaan hipotensi berkembang dengan
cepat sampai akhirnya terjadi gangguan sirkulasi yang menggangu sistem organ- organ penting.
2.3.1.3. Ginjal dan Hati Perfusi ginjal yang menurun mengakibatkan anuria dengan volume urine
kurang dari 20 ccjam. Dengan semakin berkurangnya curah jantung, terjadi respon kompensatorik, aliran darah ke ginjal berkurang, retensi natrium dan air
sehinga kadar natrium dalam kemih juga berkurang. Sejalan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus, terjadi peningkatan ureum kreatinin. Bila hipotensi berat
dan berkepanjanganan, dapat terjadi nekrosis tubular akut yang kemudian disusul gagal ginjal akut.
Syok yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan sel-sel hati dan bermanifetasi sebagai peningkatan enzim-enzim hati.
2.3.1.4. Saluran cerna. Iskemik saluran cerna berkepanjangan umumnya mengakibatkan nekrosis
hemoragik dari usus besar. Penurunan motilitas saluran cerna ditemukan pada keadaan hipotensi.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu keadaan hipotensi tidak dapat dibiarkan dan harus dicegah jangan sampai terjadi, khususnya pada pasien-pasien dengan penyakit
kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, arteriosklerosis, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, pasien-pasien dengan kelainan hepar, penyakit ginjal,
pada geriatri, gangguan volume darah seperti pada anemia, perdarahan dan keaadan syok hipovolemik.
33,34
Ketamin merupakan obat simpatomimetik yang meningkatkan tekanan darah dan laju jantung dan dapat digunakan untuk mencegah hipotensi akibat induksi
anestesi.
2.4. KETAMIN