4.5. KARAKTERISTIK KLINIS PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA KEDUA KELOMPOK
Karakteristik klinis perubahan hemodinamik pada kelompok A dengan kelompok B yaitu tekanan sistolik, diastolik, tekanan arteri rerata, laju jantung
dan laju nafas pada saat pre operasi, setelah pemberian ketamin, setelah pemberian propofol, setelah intubasi dan 5 menit setelah intubasi.
Tabel 4.5.1. Karakteristik Klinis Perubahan Hemodinamik Pre Operasi
Hemodinamik Kelompok Ketamin
0,5mgkgBB Kelompok Ketamin
0,7mgkgBB p
Sistolik mmHg 119,10 SD 6,07
120,15 SD 9,48 0,557
NS Diastolik mmHg
TAR mmHg 70,35 SD 4,25
86,97 SD 3,65 70,00 SD 6,92
86,71 SD 6,62 0,786
NS 0,829NS
Laju jantung xmnt 77,17 SD 10,97
78,15 SD 14,85 0,739
NS Laju nafas xmnt
17,37 SD 2,7 17,7 SD 2,10
0,550 NS
TAR = Tekanan arteri rerata Uji-t independent
Dengan uji-t independen pada tekanan darah sistolik diperoleh nilai p = 0,557; pada diastolik diperoleh nilai p = 0,786; pada tekanan arteri rerata p =
0,829; pada laju jantung diperoleh nilai p = 0,739 dan pada laju nafas diperoleh nilai p = 0,550 dimana tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua kelompok.
Didapatkan kesimpulan hemodinamik pada pre operasi tidak berbeda bermakna diantara kedua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5.2 Karakteristik Klinis Perubahan Hemodinamik Setelah Ketamin
Hemodinamik Kelompok Ketamin
0,5mgkgBB Kelompok Ketamin
0,7mgkgBB p
Sistolik mmHg 123,75 SD 10,05
123,25 SD 13,31 0,850 NS
Diastolik mmHg TAR mmHg
74,95 SD 8,34 91,35 SD 8,08
73,00 SD 9,21 89,75 SD 9,49
0,324NS 0,420NS
Laju jantung xmnt 79,32 SD 12,54
82,37 SD 18,53 0,391NS
Laju nafas xmnt 15,75 SD 2,75
16,97 SD 1,31 0,013S
TAR = Tekanan arteri rerata Uji-t independent
Dengan uji-t independen pada tekanan darah sistolik diperoleh nilai p = 0,850; pada diastolik diperoleh nilai p = 0,324; pada tekanan arteri rerata
diperoleh nilai p = 0,420; laju jantung diperoleh nilai p = 0,391 dan laju nafas diperoleh nilai p = 0,013. Tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua
kelompok setelah pemberian ketamin terhadap tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan arteri rerata dan laju jantung, sedangkan terhadap laju
nafas terdapat perbedaan bermakna. Rerata laju nafas pada kelompok A adalah 15,75 SD 2,75 kali per menit sedangkan pada kelompok B adalah 16,97 SD
0,013 kali per menit.
Tabel 4.5.3 Skor Sedasi Setelah Pemberian Ketamin
Sedasi
Kelompok Ketamin 0,5mgkgBB n=40
Kelompok Ketamin
0,7mgkgBB n=40
p Sedasin
17 42,5 29 72,5
0,007S - Skor Ramsay 3 n
10 25 10 25
- Skor Ramsay 4 n 7 17,5
15 37,5 - Skor Ramsay 5 n
4 10 Uji Chi-Square
Pada kelompok A 17 orang 42,5 tersedasi, sedangkan pada kelompok B 29 orang 72,5 tersedasi. Kelompok B terlihat lebih tersedasi dibanding
Universitas Sumatera Utara
kelompok A. Dengan uji chi-square diperoleh p = 0,007 yang berarti ada perbedaaan bermakna antara kedua kelompok.
Tabel 4.5.4
Karakteristik Klinis Perubahan Hemodinamik Setelah Propofol
Hemodinamik Kelompok Ketamin
0,5mgkgBB Kelompok Ketamin
0,7mgkgBB
p
Sistolik mmHg 111,15 SD 11,80
108 SD 11,3 0,245NS
Diastolik mmHg TAR mmHg
69,97 SD 10,61 81,52 SD 9,94
62,85 SD 7,97 78,30 SD 7,88
0,141NS 0,113NS
Laju jantung xmnt 80,02 SD 13,04
77,60 SD 16,17 0,468NS
Laju nafas xmnt 11,77 SD 5,04
15,70 SD 3,06 0,001S
TAR = Tekanan arteri rerata Uji-t independen
Dengan uji-t independen pada tekanan darah sistolik diperoleh nilai p = 0,245; pada diastolik diperoleh nilai p = 0,141; pada tekanan arteri rerata
diperoleh nilai p = 0,113; pada laju jantung diperoleh nilai p = 0,468 dan pada laju nafas diperoleh nilai p 0,001. Tidak ada perbedaan bermakna diantara
kedua kelompok setelah pemberian propofol terhadap tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan arteri rerata dan laju jantung, sedangkan
terhadap laju nafas terdapat perbedaan bermakna. Rerata laju nafas pada kelompok A adalah 11,77 SD 5,04 kali per menit sedangkan pada kelompok B
adalah 15,70 SD 3,06 kali per menit.
Tabel 4.5.5. Depresi Nafas dan Henti Nafas Setelah Pemberian Propofol
Kelompok Ketamin
0,5mgkgBB n=40
Kelompok Ketamin 0,7mgkgBB n=40
p
Depresi nafas n Henti nafas n
16 40 5 12,5
3 7,5 0,001S
0,021S Uji Chi-Square
Universitas Sumatera Utara
Depresi nafas didefenisikan sebagai gangguan pada pernafasan yang ditandai dengan penurunan laju nafas 12 xmenit hipoventilasi, sedangkan henti nafas
adalah berhentinya nafas lebih dari 15 - 20 detik apnoe. Efek samping akibat pemberian propofol berupa depresi nafas terjadi pada
16 orang 40 pada kelompok A, sedangkan pada kelompok B hanya 3 orang 7,5. Dengan uji chi-square diperoleh p = 0,001 berarti ada perbedaan
bermakna pada kedua kelompok. Depresi nafas didefenisikan sebagai Henti nafas terjadi pada 5 orang 12,5 pada kelompok A, sedangkan pada kelompok
B tidak dijumpai. Dengan uji chi-square diperoleh p = 0,021 berarti ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok.
Tabel 4.5.6. Karakteristik Klinis Perubahan Hemodinamik Setelah Intubasi
Hemodinamik Kelompok Ketamin
0,5mgkgBB
Kelompok Ketamin
0,7mgkgBB
p
Sistolik mmHg 138,90 SD 13,30
133,90 SD 16,24 0,136NS
Diastolik mmHg TAR mmHg
84,70 SD 12,49 102,62 SD 11,71
79,47 SD 10,75 97,61 SD 11,34
0,048S 0,056NS
Laju jantung xmnt 91,70 SD 11,57
93,80 SD 14,13 0,469NS
TAR = Tekanan arteri rerata Uji-t independen
Dengan uji-t independen pada tekanan darah sistolik diperoleh nilai p = 0,136; pada tekanan darah diastolik diperoleh nilai p = 0,048; pada tekanan arteri
rerata diperoleh p = 0,056 dan pada laju laju jantung diperoleh nilai p = 0,469. Tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua kelompok setelah intubasi
terhadap tekanan darah sistolik, tekanan arteri rerata dan laju jantung, sedangkan terhadap tekanan darah diastolik terdapat perbedaan bermakna. Rerata tekanan
darah diastolik pada kelompok A adalah 84,79 SD 12,49 mmHg sedangkan pada kelompok B adalah 79,47 SD 10,75 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5.7. Karakteristik Klinis Perubahan Hemodinamik Lima menit Setelah Intubasi
Hemodinamik Kelompok Ketamin
0,5mgkgBB
Kelompok Ketamin
0,7mgkgBB
p
Sistolik mmHg 121,62 SD 9,86
118,87 SD 13,54 0,303NS
Diastolik mmHg TAR mmHg
75,75 SD 15,06 89,96 SD 8,51
70,90 SD 11,18 86,89 SD 10,60
0,106NS 0,157NS
Laju jantung xmnt 81,52 SD 8,18
83,60 SD 12,31 0,378NS
TAR = Tekanan arteri rerata Uji-t independen
Dengan uji-t independen pada tekanan darah sistolik diperoleh nilai p = 0,303; pada tekanan darah diastolik diperoleh nilai p = 0,106; pada tekanan arteri
rerata diperoleh p = 0,157 dan pada laju jantung diperoleh nilai p = 0,378 dimana tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua kelompok. Didapatkan kesimpulan
hemodinamik lima menit setelah intubasi tidak berbeda bermakna diantara kedua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5.8. Perubahan Hemodinamik pada Masing-Masing Kelompok.
Pengamatan yang Dibandingkan Hemodinamik
Variabel Setelah Ketamin
- Pre operasi p
Setelah Propofol - Pre operasi
p Setelah Propofol -
Setelah Ketamin p
Ketamin 0,5 mgkgBB
Sistolik Diastolik
TAR L J
L N 0,001S
0,191NS 0,001S
0,104NS 0.001S
0,001S 0,001S
0,001S 0,156NS
0,001S 0,001S
0,001S 0,001S
0,727NS 0,001S
Ketamin 0,7 mgkgBB
Sistolik Diastolik
TAR L J
L N 0,087NS
0,044S 0,040S
0,007S 0,113NS
0,001S 0,001S
0,001S 0,734NS
0,001S 0,001S
0,001S 0,001S
0,005S 0,001S
TAR = Tekanan arteri rerata, LJ = Laju jantung, LN = Laju Nafas Uji-t berpasangan
Pada tabel 4.5.6. dengan uji-t berpasangan dapat terlihat perbedaan bermakna p0,05 pada kelompok A pada tekanan darah sistolik, tekanan arteri
rerata dan laju nafas antara ketiga waktu pengamatan, sedangkan untuk tekanan darah diastolik tidak ada perbedaan bermakna p0,191 antara waktu setelah
ketamin dengan pre operasi. Untuk laju jantung tidak ada perbedaan bermakna p0,05 antara ketiga waktu pengamatan.
Pada kelompok B, terdapat perbedaan bermakna p0,05 terhadap tekanan darah diastolik dan tekanan arteri rerata antara ketiga waktu pengamatan,
sedangkan terhadap tekanan darah sistolik tidak terdapat perbedaan bermakna p a= 0,087 pada waktu setelah ketamin dengan pre operasi. Untuk laju jantung
tidak terdapat perbedaan bermakna pada waktu setelah propofol dengan pre opersi p = 0,734 dan pada laju nafas juga tidak terdapat perbedaan bermakna
pada waktu setelah ketamin dengan pre operasi p = 0,113.
Universitas Sumatera Utara
Dengan memakai General Linear Model Repeated Measures dapat dilihat grafik perubahan hemodinamik terhadap tekanan darah sistolik, diastolik, tekanan
arteri rerata, laju jantung dan laju nafas pada masing-masing kelompok dari waktu ke waktu seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1. Perubahan tekanan darah sistolik
Waktu : 1 = pre operasi
2 = setelah ketamin 3 = setelah propofol
4 = setelah intubasi 5 = 5 menit setelah
intubasi
Waktu : 1 = pre operasi
2 = setelah ketamin 3 = setelah propofol
4 = setelah intubasi 5 = 5 menit setelah
intubasi
p 0,05 antara kelompok A dengankelompok B
p 0,05 antarakelompok A dengan kelompok B
p 0,05 antara kelompok A dengan kelompok B
Gambar 4.2. Perubahan tekanan darah diastolik
Universitas Sumatera Utara
Waktu : 1 = pre operasi
2 = setelah ketamin 3 = setelah propofol
4 = setelah intubasi 5 = 5 menit setelah
intubasi
p 0,05 antara kelompok A dengan kelompok B
Gambar 4.3. Perubahan tekanan arteri rerata.
Waktu : 1 = pre operasi
2 = setelah ketamin 3 = setelah propofol
4 = setelah intubasi 5 = 5 menit setelah
intubasi
p 0,05 antara Kelompok A dengan Kelompok B
Gambar 4.4. Perubahan laju jantung.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Perubahan laju nafas.
4.6. KEJADIAN HIPOTENSI PADA KEDUA KELOMPOK