Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Faktor Kegiatan Supply Chain Management

86 di Lembaga Pertanian Sehat yaitu meneliti, mengembangkan dan merakit teknologi-teknologi sarana produksi pertanian saprotan yang menggunakan bahan baku lokal, murah, sehat dan ramah lingkungan. Oleh karena itu Lembaga Pertanian Sehat selalu mempertahankan kualitas produk-produknya terutama Beras SAE dikarenakan Beras SAE merupakan salah satu produk unggulan Lembaga Pertanian Sehat. Lembaga Pertanian Sehat juga selalu mengevaluasi standar mutu Beras SAE setiap bulannya untuk dapat mengukur kualitas Beras SAE apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, jadi fokus Lembaga Pertanian Sehat adalah pada rantai supplier dan manufacturer, karena semua kegiatan yang berkaitan dengan kualitas beras berada di rantai supplier dan manufacturer. Dengan kualitas bibit yang berkualitas dan proses budidaya yang terkontrol diharapkan dapat menghasilkan beras yang berkualitas baik, begitu juga dengan proses pencampuran beras dan pengemasan di rantai manufacturer memberikan kontribusi yang besar dalam menentukan kualitas beras yang dihasilkan. Prioritas yang kedua yang ingin dicapai Lembaga Pertanian Sehat adalah mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien. Hal ini berkaitan dengan biaya- biaya yang dikeluarkan dalam proses pengiriman. Lembaga Pertanian Sehat sendiri masih menggunakan saluran distribusi lama old distribution. Saluran distribusi lama adalah armada penjualan dan perantara mencakup pengecer hingga distributor Sukardi 2009. Permasalahan yang dihadapi dalam saluran distribusi lama adalah distribusi produk yang lambat, belum ada media promosi untuk program yang terkoordinir. Dari prioritas yang kedua ini yaitu mendapatkan jalur distribusi yang lebih efisien menjadi fokus tujuan jangka panjang bagi Lembaga Pertanian Sehat, sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah mempertahankan kualitas beras.

7.1.2 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Faktor Kegiatan Supply Chain Management

Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam kegiatan supply Chain Management terhadap masing-masing tujuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari setiap tujuan merupakan faktor-faktor gabungan yang terkait, baik itu di 87 rantai supplier, manufacturer maupun di rantai distributor. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Kegiatan Supply Chain Management Tujuan Faktor yang Mempengaruhi Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Mendapatkan Jalur Distribusi yang Efesien Perencanaan 0,252 2 0,08 Sumber 0,069 5 Pembuatan 0,037 6 Agen 0,173 3 Transportasi 0,122 4 Penjualan 0,347 1 Mempertahankan Kualitas Beras Perencanaan 0,192 3 0,02 Sumber 0,252 1 Pembuatan 0,221 2 Agen 0,125 5 Transportasi 0,071 6 Penjualan 0,139 4 Hasil pengolahan menunjukkan bahwa pada tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efesien, faktor penjualan menempati urutan pertama dengan bobot sebesar 0,347. Dengan jalur distribusi yang lebih efisen, Lembaga Pertanian Sehat mengharapkan penjualan beras SAE dapat meningkat karena selama ini penjualan Beras SAE hanya dilakukan kepada agen yang bekerja sama dan tidak melakukan penjualan dengan pihak supermarket-supermarket besar dikarenakan kebutuhan perputaran modal yang cukup cepat dengan agen dibandingkan dengan pihak supermarket-supermarket besar yang ada di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi. Faktor perencanaan menempati urutan kedua setelah penjualan dengan bobot sebesar 0,252. Sebagai sebuah lembaga yang mandiri dan profesional dalam bidang penelitian dan pemberdayaan pihak Lembaga Pertanian Sehat sangat memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang sehingga faktor perencanaan sangat diperhitungkan di Lembaga Pertanian Sehat dalam memproduksi Beras SAE. Perencanaan dibuat oleh orang yang bertanggung jawab dibidangnya kemudian di rapatkan. Setelah hasil rapat tersebut ditanda-tangani oleh Direktur barulah perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan rencananya masing-masing. 88 Faktor agen menempati urutan ketiga dari prioritas kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,173. Pihak Lembaga Pertanian Sehat menilai bahwa dengan adanya agen maka saluran distribusi sedikit lebih efisien dibandingkan tanpa menggunakan agen. Agen inilah yang nantinya akan mendistribusikan Beras SAE ke konsumen akhir. Faktor transportasi menempati urutan keempat dari prioritas kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,122. Faktor transportasi dinilai dapat mempengaruhi langsung jalur distribusi yang lebih efisien, karena di transportasi ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya pemilihan jalan, sarana pengangkutan dan pengarahan pengiriman sehingga diharapkan saluran-saluran yang ada menjadi lebih efisien. Sarana Pengangkutan yang layak juga menjadi timbangan bagi pihak Lembaga Pertanian Sehat, karena dengan sarana pengangkutan yang layak dan tidak sering bermasalah pengiriman Beras SAE dapat terdistribusikan dengan tepat waktu. Prioritas kelima dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efisien adalah sumber dengan bobot sebesar 0,069. Sumber disini yang dimaksudkan adalah para petani binaan Lembaga Pertanian Sehat yang menghasilkan beras. Beras yang dihasilkan petani binaan biasanya dikumpulkan dalam satu tempat untuk setiap gabungan kelompok taninya gapoktan, hal ini dikarenakan belum tersedianya tempat yang cukup besar untuk menampung beras yang dihasilkan petani binaan. Walaupun demikian menurut pihak Lembaga Pertanian Sehat cara tersebut sudah efisien. Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efisien adalah pembuatan dengan bobot sebesar 0,037. Kegiatan pembuatan produksi merupakan faktor yanng harus diperhatikan dalam kegiatan supply chain management. Pembuatan Beras SAE yang tidak menggunakan bahan-bahan campuran kimia yang berbahaya bagi kesehatan memberikan kegiatan pembuatan jadi lebih efisien. Hal ini juga sesuai dengan misi Lembaga Pertanian Sehat yang memproduksi produk-produk yang 89 sehat dan ramah lingkungan. Hal ini juga terkait efisiensi waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi Beras SAE. Berdasarkan hasil pengolahan horizontal kegiatan supply chain management untuk tujuan yang kedua yaitu mempertahankan kualitas beras didapat prioritas yang utama adalah sumber dengan bobot sebesar 0,252. Pihak manajemen menilai dengan sumber yang berkualiatas dan bermutu baik maka produk yang dihasilkan juga akan bermutu baik, oleh karena itu pihak Lembaga Pertanian Sehat mempunyai standar mutu yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI tentang beras giling dan hasil pengukuran kemurnian rata-rata beras yang dihasilkan oleh penggilingan yang menjadi mitra Lembaga Pertanian Sehat. Bagi Lembaga Pertanian Sehat, standar mutu Beras SAE ini memberikan kejelasan kualitas yang bagaimana yang diinginkan, dan mendapat kejelasan beras yang bagaimana yang harus mereka hasilkan dengan petani binaan mereka, sedangkan bagi konsumen mereka akan mendapatkan beras sesuai mutu yang diinginkan. Sumber yang dimaksud disini adalah penggunaan benih padi yang bersertifikat yang telah diuji oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat dan beberapa pestisida yang ramah lingkungan yang juga telah diuji oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat. Faktor pembuatan menempati urutan kedua setelah sumber yang memiliki bobot sebesar 0,221. Keterkaitan antara sumber dan pembuatan merupakan hal tidak bisa dilepaskan, karena setelah sumber yang dihasilkan bermutu baik sedangkan cara pembuatan yang dilakukan tidak benar maka produk yang dihasilkan akan bermutu jelek dan tidak sesuai dengan harapan atau tidak sesuai dengan standar mutu yang telah telah yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pertanian Sehat. Proses pembuatan disini sangat terkait dengan proses penggilingan, dimana di proses penggilinganlah terjadi pencampuran beras dari berbagai petani binaan yang menghasilkan Beras SAE. Berhubung pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak memiliki penggilingan sendiri sehingga bekerja sama dengan pihak mitra penggilingan maka pihak Lembaga Pertanian Sehat selalu melakukan kontrol dikegiatan pembuatan ini. Faktor perencanaan menempati urutan ketiga yang memiliki bobot sebesar 0,192. Semua kegiatan untuk mempertahankan kualitas beras sebelumnya 90 merupakan melalui proses perencanaan. Proses perencanaan dibuat oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat untuk menghemat biaya-biaya yang dikeluarkan, karena dengan perencanaan yang matang pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat mengedepankan kegiatan yang penting terlebih dahulu. Proses perencanaan disini dibuat oleh manager-manager yang terkait dengan produksi Beras SAE. Manager yang dimaksud disini adalah manager produksi dan bisnis probis. Dari departemen produksi dan bisnis membawahi lagi tiga divisi yaitu : divisi produksi, divisi pemasaran dan divisi pengadaan, dapat dilihat pada Lampiran 1. Setelah semua perencanaan dibuat oleh tiap-tiap divisi maka dilakukan rapat untuk melihat apakah ada kegiatan yang tidak dibutuhkan atau kegiatan yang kurang dari perencanaan yang dibuat. Prioritas keempat dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mempertahankan kualiatas beras adalah penjualan dengan bobot sebesar 0,139. Kegiatan penjualan yang dimaksud disini adalah memberikan harga yang bersaing sesuai dengan kualiatas yang diberikan oleh pihak Lembaga Pertanian. Harga yang diberikan oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat juga mempertimbangkan harga yang beredar di pasaran yang berlaku. Pihak Lembaga Pertanian Sehat memberikan harga yang tidak begitu tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menjual beras organik juga dikarenakan pihak Lembaga Pertanian Sehat membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk menutupi semua kegiatan produksi. Faktor agen menempati urutan yang kelima dengan tujuan mempertahankan kualitas beras yang memiliki bobot sebesar 0,125. Faktor agen yang dimaksud disini untuk tujuan mempertahankan kualitas beras adalah dengan memperhatikan segala sesuatunya agar Beras SAE yang dia jual tidak mengalami penurunan mutu setelah Beras SAE yang dia terima dari pihak Lembaga Pertanian Sehat. Memperhatikan segala sesuatunya diantaranya adalah tidak menerima Beras SAE dari pihak Lembaga Pertanian Sehat dalam keadaan yang mengalami kebocoran di karung, memperhatikan kebersihan tempat penyimpan Beras SAE yang akan dia jual, dan juga memperhatikan sirkulasi udara di tempat penjualan. Kebersihan dan sirkulasi dimaksudkan agar Beras SAE yang akan di jual tidak 91 kotor dan berkutu. Dengan sirkulasi yang baik, Beras SAE yang akan dijual akan tetap terjaga kualitasnya. Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mempertahankan kualitas beras adalah transportasi yang memiliki bobot sebesar 0,071. Transportasi disini yang dimaksud adalah kebersihan armada pengangkutan Beras SAE dari gudang pihak Lembaga Pertanian Sehat sampai ke agen-agen yang menjual Beras SAE, jangan sampai Beras SAE yang sudah dikarungin packing di Lembaga Pertanian Sehat benar-benar dalam keadaan baik dan bersih menjadi jorok dan bocor di dalam perjalanan menuju tempat agen-agen penjual Beras SAE. Oleh karena itu pihak Lembaga Pertanian juga memperhatikan kebersihan armada pengangkutan Beras SAE sebelum berangkat ke agen-agen penjual Beras SAE agar kualitas Beras SAE dapat dipertahankan.

7.1.3 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen SubFaktor Kegiatan