4 satu lembaga yang mengembangkan bisnis usaha beras organik dari hulu sampai
hilir. Beras organik yang dihasilkan Lembaga Pertanian Sehat diberi nama Beras SAE yang artinya beras yang Sehat, Aman dan Enak. Beras SAE adalah produk
beras yang tidak mengandung residu pestisida berbahaya dibawah ambang batas kandungan pestisida yang boleh dikonsumsi oleh manusia. Sehat karena diolah
dengan teknologi pertanian ramah lingkungan, Aman karena bebas residu pestisida berbahaya, Enak karena rasa nasinya yang pulen dan mempunyai aroma
pandan. Beras SAE memiliki karakteristik yang khas; warna beras tidak terlalu putih tetapi jika dimasak memiliki warna nasi yang putih, pulen dan wangi. Beras
SAE diproduksi dengan menggunakan teknologi pertanian ramah lingkungan. Hasil analisa dan uji laboratorium di Laboratorium BB Biogen Bogor menyatakan
bahwa Beras
SAE bebas
residu pestisida
golongan Organoklorin,
Organophospate, Karbamat, dan Piretroid.
1.2 Perumusan Masalah
Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali
potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang
pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha- usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik
kepada konsumen.
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan
keinginan konsumen tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh asset dan kemampuan yang dimiliki untuk
memberikan value terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya ini tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiap perusahaan termasuk para
pesaingnya. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh
biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan
.
5 Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui
optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang
optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management. Supply Chain Management sesungguhnya bukan merupakan suatu
konsep yang baru. Supply Chain Management merupakan pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen.
Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini
aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai
elemen tersebut berlangsung secara transparan. Supply Chain Management merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu
menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini
menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik
Faktor kunci untuk mengoptimalkan Supply Chain Management adalah menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat di antara mata
rantai, pergerakan barang efektif dan efesien yang menghasilkan kepuasan maksimal para pelanggan. Hal ini menunjukkan harus ada kerja sama yang erat
antara pelaku dalam rantai pasokan, yang penting adalah adanya kesadaran dan kesediaan dari masing-masing pelaku untuk melakukannya agar rantai pasokan
dapat berjalan lancar. Sebagai suatu lembaga yang bergerak secara mandiri dan profesional,
Lembaga Pertanian Sehat memiliki beberapa permasalahan dalam kegiatannya sehingga berdampak terhadap kemampuan lembaga dalam menghasilkan laba
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Diantara permasalahan yang ada yaitu belum terintegrasinya antar mata rantai maupun fungsi di Lembaga
Pertanian Sehat dengan petani di lapangan maupun konsumen akhir yang menyebabkan ketidakefesienan dalam kegiatan dan hasil produksi sehingga
berimplikasi pada peningkatan biaya. Adapun rantai kegiatan Supply Chain Management Beras SAE yaitu Petani-Penggilingan-Lembaga Pertanian Sehat-
6 Agen-Konsumen. Di rantai kegiatan Supply Chain Management Lembaga
Pertanian Sehat berperan sebagai supplier, manufakturer dan distributor. Sebagai supplier Lembaga Pertanian Sehat menyediakan bibit unggul,
obat-obatan yang ramah lingkungan dan memberikan penyuluhan-penyuluhan ke petani-petani binaan. Sebagai manufacturer beras yang sudah dihasilkan oleh
petani diolah kembali oleh Lembaga Pertanian Sehat dengan mencampur beras di tempat penggilingan yang telah bekerja sama dengan Lembaga Pertanian Sehat
dan mengemasnya kembali ke tempat yang sudah ditentukan dengan ukuran- ukuran tertentu, sedangkan sebagai distributor menyalurkan beras yang sudah
dihasilkan dan dikemas, ke agen-agen yang telah menjalin kerjasama ataupun ke konsumen yang memesan langsung ke kantor Lembaga Pertanian Sehat dalam
jumlah tertentu. Banyaknya fungsi yang dilakukan Lembaga Pertanian Sehat dalam mata
rantai kegiatan Supply Chain Management seharusnya mengakibatkan pergerakan barang menjadi lebih efektif dan alur informasi yang diterima menjadi lebih tepat
dan akurat, akan tetapi yang terjadi di lapangan menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Berdasarkan wawancara di Lembaga Pertanian Sehat alur informasi
mengenai jumlah Beras SAE yang terjual di setiap agen kurang cepat diterima oleh pihak lembaga dan adanya pengeluaran biaya yang cukup besar mengenai
pengiriman Beras SAE dari kantor yang berada di Bogor ke agen-agen yang ada berada di sekitar Jakarta, Tangerang dan Depok.
Dengan demikian diperlukan perbaikan manajemen yang memandang keseluruhan kegiatan baik dari pemerolehan bahan baku, proses pengirimannya
sampai ke konsumen pelanggan maupun proses pengembalian produk return, dengan lebih terintegrasi, sehingga perusahaan dapat bertahan dan meningkatkan
produktivitasnya di tengah pasar yang kompetitif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan Supply Chain
Management Lembaga Pertanian Sehat, sehingga Lembaga Pertanian Sehat dapat lebih mengetahui kondisi atau posisinya dalam menentukan ukuran-ukuran
pelaksanaan performance metric yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
7
1.3 Tujuan Penelitian