Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen SubFaktor Kegiatan

91 kotor dan berkutu. Dengan sirkulasi yang baik, Beras SAE yang akan dijual akan tetap terjaga kualitasnya. Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mempertahankan kualitas beras adalah transportasi yang memiliki bobot sebesar 0,071. Transportasi disini yang dimaksud adalah kebersihan armada pengangkutan Beras SAE dari gudang pihak Lembaga Pertanian Sehat sampai ke agen-agen yang menjual Beras SAE, jangan sampai Beras SAE yang sudah dikarungin packing di Lembaga Pertanian Sehat benar-benar dalam keadaan baik dan bersih menjadi jorok dan bocor di dalam perjalanan menuju tempat agen-agen penjual Beras SAE. Oleh karena itu pihak Lembaga Pertanian juga memperhatikan kebersihan armada pengangkutan Beras SAE sebelum berangkat ke agen-agen penjual Beras SAE agar kualitas Beras SAE dapat dipertahankan.

7.1.3 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen SubFaktor Kegiatan

Supply Chain Management. Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hierarki pada tingkat empat untuk menentukan prioritas masing-masing subfaktor dari hirarki tingkat tiga yaitu faktor yang sesuai dengan tujuan kegiatan supply chain management yang ingin dicapai oleh Lembaga Pertanian Sehat, sama halnya dengan hasil pengolahan horizontal antar elemen faktor kegiatan supply chain management hasil pengolahan horizontal antar elemen subfaktor ini juga merupakan subfaktor gabungan yg terkait di rantai supplier, manufacturer, dan distributor. Hasil pengolahan horizontal dengan tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang efesien dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Subfaktor Untuk Tujuan Mendapatkan Jalur Distribusi yang Efesien. Faktor Subfaktor Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Perencanaan Keuangan 0,453 1 0,00 Strategi 0,150 3 Organisasi 0,110 4 PengukuranPengontrolan 0,287 2 Sumber Strategi 0,267 2 0,08 OrganisasiSDM 0,102 4 Proses 0,370 1 92 Berdasarkan hasil tabel pengolahan diatas dapat dilihat bahwa keuangan merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,453 dari faktor perencanaan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efesien. Hal ini dikarenakan keuangan menjadi tolak ukur yang utama dalam semua kegiatan, termasuk kegiatan perencanaan ini. Merencanakan keuangan menjadi prioritas, karena Lembaga Pertanian Sehat ingin mengetahuai alokasi biaya yang dibutuhkan. Merencanakan keuangan dalam hal pemberian tugas pendistribusian beras SAE ke agen-agen yang menjalin kerja sama dengan Lembaga Pertanian Sehat. Pengukuranpengontrolan menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 0,287. Hal ini berkaitan dengan semua faktor yang telah direncanakan harus dilakukan pengukuran dan pengontrolan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui mana yang sudah berjalan dengan benar dan mana yang harus ditambahkan. Pengontrolan jalur distribusi yang telah dilakukan dan yang akan dilaksanakan. Strategi menempati urutan ketiga dari faktor perencanaan dengan bobot sebesar 0,150. Dengan strategi perencanaan yang matang diharapkan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dapat dilakukan. Disini strategi yang dimaksud diantaranya perencanaan kegiatan, perencanaan bisnis, persedian Teknologi 0,196 3 Penilaian Resiko 0,064 5 Pembuatan Strategi 0,106 4 0,07 OrganisasiSDM 0,060 5 Proses 0,379 1 Ukuran dan Kontrol 0,289 2 Penilaian Resiko 0,167 3 Agen Strategi 0,164 3 0,08 OrganisasiSDM 0,414 1 Manajemen Persediaan Barang 0,297 2 Penilaian Resiko 0,125 4 Transportasi Strategi 0,194 2 0,01 Perencanaan 0,327 1 Pengarahan Pengiriman 0,183 3 Pemilihan Jalan dan Tarif 0,078 5 Sarana Pengangkutan 0,052 6 Evaluasi Keberhasilan 0,167 4 Penjualan Strategi 0,277 2 0,01 OrganisasiSDM 0,095 5 Proses 0,294 1 Ukuran dan Kontrol 0,222 3 Penilaian Resiko 0,111 4 93 barang dan distribusi. Organisasi atau sumberdaya manusia menjadi prioritas terakhir dari faktor perencanaan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,110. Pihak Lembaga Pertanian Sehat menilai organisasi yang ada sekarang sudah tergolong baik sehingga itu belum menjadi prioritas yang lebih penting, karena setiap orang memiliki job description masing- masing yang sudah berjalan sebelumnya. Proses menjadi prioritas yang utama dari faktor sumber dengan bobot sebesar 0,370. Proses yang dilakukan dari sumber utama menjadi langkah kedepannya agar tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dapat tercapai. Proses sumber jalur transportasi yang dilakukan Lembaga Pertanian Sehat menjadi tolak ukur dari berhasilnya tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efisien. Di prioritas kedua dari faktor sumber ada strategi dengan bobot sebesar 0,267. Strategi seperti apa yang dijalankan di sumber ini agar jalur distribusi yang lebih efesien tercapai adalah keinginan pihak Lembaga Pertanian Sehat, karena dengan strategi yang matang diharapkan tujuan diatas tercapai. Teknologi yang digunakan menjadi prioritas ketiga dari faktor sumber dengan bobot sebesar 0,196. Dengan penggunaan teknologi diharapkan aktivitas yang memakai tenaga manusia jadi berkurang dan lebih efesien biaya,waktu dan jalur distribusi yang sebelumnya ada menjadi lebih efesien lagi. Di prioritas keempat dari faktor sumber adalah organisasi dengan bobot sebesar 0,102. Organisasi yang sederhana dibuat oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat juga beralasan karena pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak menginginkan adanya kegiatan yang tidak bermanfaat dan semua kegiatan sesuai dengan prosedur sehingga tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien pun dapat tercapai juga. Prioritas yang terakhir dari faktor sumber adalah penilaian risiko dengan bobot sebesar 0,064. Penilaian risiko terhadap sumber dilakukan untuk memberikan gambaran seperti apa risiko yang akan muncul dari faktor sumber ini agar tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien tercapai. Proses merupakan prioritas yang utama dari faktor pembuatan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien yang memiliki bobot sebesar 0,379. Proses pembuatan jalur yang sederhana diharapkan memberikan 94 jalur distribusi yang sederhana juga, karena Beras SAE tidak menggunakan bahan-bahan kimia jadi jalur distribusi untuk penggunaan bahan kimia pun menjadi tidak ada. Sehingga Lembaga Pertanian Sehat bisa lebih memfokuskan jalur distribusi produk akhirnya. Di prioritas yang kedua adalah ukuran dan kontrol dengan bobot sebesar 0,298. Mengukur dan mengawasi merupakan kegiatan yang penting agar apa yang telah dijalankan dapat dinilai. Terkait dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien mengukur dan mengawasi tidak hanya di faktor pembuatan ini saja, tetapi di semua faktor. Penilaian risiko di prioritas yang ketiga dengan bobot sebesar 0,167. Setelah dilakukan pengawasan tahap selanjutnya adalah menilai risiko yang akan muncul seperti apa dari faktor pembuatan ini. Diharapkan dengan mengetahui risiko yang muncul dari faktor pembuatan, tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien tercapai. Prioritas yang keempat dari faktor pembuatan adalah strategi dengan bobot sebesar 0,106. Pada aspek ini dilakukan evaluasi ketepatan strategi yang digunakan, seperti melakukan ketepatan penyelesaian produksi sesuai dengan penjadwalan dan ketepatan penyerahan bahan baku dari petani. Prioritas yang terakhir dari faktor pembuatan adalah organisasisumber daya manusia dengan bobot sebesar 0,060. Pada aspek ini dilihat beberapa hal antara lain tingkat kehandalan alat penghubung, pengintegrasian sistem produksi dengan sistem pesanan masuk, dan pengintegrasian sistem produksi dengan sisitem layanan pelanggan. Subfaktor organisasi atau sumber daya manusia merupakan prioritas yang utama dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,414. Sub faktor ini berguna untuk melihat keadaan organisasi dan sumber daya manusia yang terdapat dalam agen. Didalamnya terkait apakah terdapat pertemuan-pertemuan antar agen ataupun dengan pihak Lembaga Pertanian Sehat, dengan pengorganisasian jalur distribusi yang terencana Lembaga Pertanian Sehat mengharapkan distribusi menjadi lebih efisien .Di prioritas yang kedua adalah manajemen persedian barang dengan bobot sebesar 0,297. Sub faktor ini melihat lebih jauh bagaimana agen menerapkan manajemen persedian barangnya. Prioritas yang ketiga dari faktor agen adalah strategi dengan bobot sebesar 0,164. Adapun strategi tersebut berkaitan dengan ada atau tidaknya kerjasama 95 antar agen, penggunaan gudang bersama. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,125. Sub faktor ini melihat seberapa banyak sumber daya yang dikeluarkan dalam kegiatan penjualan, kecukupan informasi dalam menilai sumber daya yang keluar, dan melakukan penilaian untuk melihat apakah agen melakukan pengintegrasian antara sistem penyimpanan dengan sistem pesanan yang masuk atau dengan sistem layanan pelanggan. Perencanaan menjadi prioritas yang utama dari faktor transportasi dengan tujuan mencapai jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,327. Pada sub faktor perencanaan ini dilihat apakah terdapat perencanaan untuk mengelompokkan pesanan dan melihat apakah terdapat rencana pemuatan untuk dapat menentukan waktu pengiriman. Di prioritas yang kedua adalah strategi dengan bobot sebesar 0,122. Pada sub faktor ini melihat adanya ketersediaan data informasi kegiatan perusahaan dan melihat tingkat keberhasilan sistem transportasi sejalan dengan kegiatan perusahaan. Pengarahan pengiriman menjadi prioritas yang ketiga dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,183. Pada subfaktor pengarahan pengiriman dilihat mengenai pembentukan rute dengan pengangkut dan melihat ada atau tidaknya prosedur yang digunakan dalam menggunakan rute tersebut. Prioritas yang keempat dari faktor transportasi adalah evaluasi keberhasilan pengangkutan dengan bobot sebesar 0,052. Subfaktor ini berguna untuk dapat mengetahui keberhasilan pengangkut dalam proses pengiriman. Prioritas kelima adalah pemilihan jalan dan tarif pengiriman dengan bobot sebesar 0,078. Pada subfaktor ini melihat apakah terdapat proses negosiasi tarif pengangkutan, ada atau tidaknya pembuatan daftar biaya pengangkutan, melihat apakah terdapat pergerakan transportasi, melihat cara pemberian daftar biaya ke bagian akuntansi atau keuangan. Sarana pengangkutan, dokumen pengiriman produk menjadi prioritas yang terakhir dengan bobot sebesar 0,052. Pada subfaktor ini melihat bagaimana prosedur pendaftaran ulang pelanggan, cara penurunan barang, pemeriksaan sarana sebelum mengangkut. Subfaktor proses merupakan prioritas yang utama dari faktor penjualan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot 96 sebesar 0,294. Pada subfaktor ini dilihat bagaimana cara memeriksa kredit, bagaimana peramalan dibuat, bagaimana cara memberi pengertian pelanggan terhadap barang yang dapat di kembalikan. Prioritas yang kedua adalah adalah strategi dengan bobot sebesar 0,277. Subfaktor ini berfungsi untuk memperoleh keberhasilan penjualan dalam hal melayani pelanggan agar dapat sejalan dengan kegiatan perusahaan lainnya, mengetahui peramalan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran dan pengontrolan menjadi prioritas yang ketiga dari faktor penjualan dengan bobot sebesar 0,22. Dalam subfaktor ini melihat bagaimana cara melakukan pengukuran dan pengontrolan, seperti apakah terdapat kebijakan- kebijakan khusus terhadap pelanggan, bagaimana perusahaan merespon barang yang dikembalikan. Sub faktor penilaian risiko menjadi prioritas keempat dari faktor penjualan dengan bobot sebesar 0,111. Pada subfaktor ini dilihat apakah proses penjualan sejalan dengan sumber, bagaimana keberhasilan pemenuhan pesanan yang ada, apakah Lembaga Pertanian Sehat khususnya sistem penjualan dapat memahami kebutuhan pasar, bagaimana hasil dari adanya pengintegrasian antara kegiatan penjualan dengan pemberian layanan terhadap pelanggan. Prioritas terakhir dari faktor penjualan adalah organisasisumber daya manusia dengan bobot sebesar 0,095. Subfaktor ini melihat apakah terdapat informasi klaim dengan departemen lain, dan apakah organisasi memiliki informasi yang cukup mengenai pesanan atau kebutuhan pelanggannya. Hasil pengolahan horizontal dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas beras dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Subfaktor Untuk Tujuan Mempertahankan Kualitas Beras. Faktor Subfaktor Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Perencanaan Keuangan 0,173 3 0,03 Strategi 0,300 2 Organisasi 0,132 4 PengukuranPengontrolan 0,395 1 Sumber Strategi 0,087 5 0,02 OrganisasiSDM 0,145 3 Proses 0,341 1 Teknologi 0,317 2 97 Berdasarkan tabel pengolahan diatas dapat dilihat bahwa pengukuran atau pengontrolan menjadi prioritas utama dari faktor perencanaan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,395. Hal ini dikarenakan dengan pengukuran dan pengontrolan di tahap perencanaan yang mana tahap perencanaan merupakan tahap awal dari semua tahap, dapat mengukur dari semua kegiatan dari bulan-bulan atau tahun-tahun sebelumnya. Apabila belum sesuai maka pengontrolan dilakukan secara ketat, begitu juga apabila sudah sesuai pengontrolan masih dilakukan secara ketat, sehingga diharapkan pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat mempertahankan kualitas beras sesuai dengan standar yang ada. Prioritas kedua dari fakor perencanaan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras adalah strategi dengan bobot sebesar 0,300. Dengan strategi yang terencana dan fokus untuk mempertahankan kualitas Beras SAE pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat menjalankan semua kegiatannya dengan lancar dan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Keuangan menjadi prioritas yang ketiga dari faktor perencanaan dengan bobot sebesar 0,173. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan yang telah direncanakan akan dilakukan apabila keuangannya juga lancar, karena dengan terhambatnya subfaktor keuangan ini semua strategi Penilaian Resiko 0,109 4 Pembuatan Strategi 0,108 5 0,01 OrganisasiSDM 0,308 1 Proses 0,191 3 Ukuran dan Kontrol 0,267 2 Penilaian Resiko 0,126 4 Agen Strategi 0,313 1 0,09 OrganisasiSDM 0,239 3 Manajemen Persediaan Barang 0,306 2 Penilaian Resiko 0,142 4 Transportasi Strategi 0,107 6 0,02 Perencanaan 0,233 2 Pengarahan Pengiriman 0,154 3 Pemilihan Jalan dan Tarif 0,110 5 Sarana Pengangkutan 0,148 4 Evaluasi Keberhasilan 0,248 1 Penjualan Strategi 0,298 1 0,05 OrganisasiSDM 0,184 3 Proses 0,276 2 Ukuran dan Kontrol 0,124 4 Penilaian Resiko 0,117 5 98 yang telah dibuat akan sia-sia. Organisasi atau sumber daya manusia merupakan prioritas yang terakhir dari faktor perencanaan dari tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,132. Dengan pengorganisasian yang tepat dan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya, pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat menjalankan semua kegaiatan-kegiatannya tanpa ada kendala yang tidak bisa dipecahkan. Dengan demikian tujuan mempertahankan kuliatas beras pun tercapai dengan baik sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Subfaktor proses merupakan prioritas yang utama dari faktor sumber dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,341. Lembaga Pertanian Sehat sangat memperhatikan sumber yang bermutu agar kualitas beras dapat terjamin. Penggunaan teknologi menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,317. Penggunaan teknolgi yang sederhana, ramah lingkungan dan tersedia banyak di lingkungan merupakan salah satu misi pihak Lembaga Pertanian Sehat agar produk yang mereka hasilkan berkualitas baik. Penggorganisasian atau sumber daya manusia menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,145. Dengan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha menjaga kualitas Beras SAE tetap terjamin dan bermutu. Prioritas keempat dari faktor sumber adalah penilaian risiko dengan bobot 0,109. Menilai semua risiko yang akan terjadi kedepannya agar produk yang dihasilkan pihak Lembaga Petanian Sehat dapat bersaing di pasaran, termasuk risiko kesehatan yang akan terjadi apabila produk yang dihasilkan Lembaga Pertanian Sehat tidak Sehat dan tidak aman. Strategi menjadi prioritas terakhir dari faktor sumber dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot 0,087. Merencanakan strategi yang tepat dalam bidang kualitas produk diharapkan pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat fokus dengan produk yang dihasilkan. Organisasi atau sumber daya manusia menjadi prioritas yang utama dari faktor pembuatan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,308. Pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha membagi-bagi setiap karyawannya dengan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya sehingga diharapkan para karyawan dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya di 99 Lembaga Pertanian Sehat sehingga produk yang dihasilkan lebih terjamin dan bermutu. Ukuran dan dan kontrol menjadi prioritas yang kedua dari faktor faktor pembuatan dengan bobot sebesar 0,267. Dengan selalu melakukan pengukuran dan pengontrolan dari tahapan pembuatan, pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha selalu menjaga dan mempertahankan kualitas Beras SAE. Proses pembuatan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah diterapkan diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras. Sub faktor proses dalam faktor pembuatan ini menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,191. Penilaian risiko menjadi prioritas yang keempat dengan bobot sebesar 0,126. Setiap kegiatan selalu memperhatikan segala risiko yang akan muncul sehingga fokus pada tujuan utama dari setiap faktor dapat terwujud. Sub faktor strategi dalam faktor pembuatan menjadi prioritas yang terakhir dengan bobot sebesar 0,108. Strategi pembuatan seperti apa yang dijalankan dan direncanakan selalu mengacu pada tujuan yang utama yaitu mempertahankan kualiatas beras yang dihasilkan, karena memberikan kualitas yang baik menjadi nilai tambah produk dipasaran. Sub faktor strategi menjadi prioritas yang utama dari fakor agen dengan bobot sebesar 0,313. Strategi agen ikut andil dalam mempertahankan kualitas beras, karena konsumen akhir lebih banyak berada di rantai agen ke bawah. Dengan pengarahan dari pihak Lembaga Pertanian Sehat mengenai mempertahankan kualitas beras, diharapkan agen dapat membuat strategi sendiri yang sesuai dengan keadaan lingkungan mereka. Manajemen persediaan barang menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 0, 306. Manajemen persediaan yang baik dari agen yang sesuai dengan keadaan lingkungannya diharapkan dapat mencapai tujuan mempertahan kualitas beras. Manajemen disini terkait dengan manajemen waktu dan manajemen penyimpanan. Pengorganisasian dan sumber daya manusia menjadi prioritas yang ketiga dengan bobot sebesar 0,239. Walaupun agen memiliki organisasi yang berbeda dengan Lembaga Pertanian Sehat, tetapi pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak lepas tangan begitu saja. Lembaga Pertanian Sehat memberikan pengarahan tentang sumber daya manusia para agen-agennya. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,142. Para agen juga diharapkan mampu melihat 100 risiko yang akan muncul di usaha yang dijalankannya. Pihak Lembaga Pertanian Sehat memberikan solusi yang tepat dari setiap risiko yang akan muncul di rantai agen-agennya. Mengevaluasi terlebih dahulu kemungkinan keberhasilan pengangkutan menjadi prioritas yang utama dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,248. Menilai kembali pengangkutan yang telah dijalankan apakah sudah sesuai dengan target atau belum, kalaupun belum masih melakukan evaluasi yang lebih intensif. Perencanaan menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,233. Merencanakan transportasi yang bersih dan higienis di dalam kabin diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras. Pengarahan pengiriman di prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,154. Pengarahan pengiriman di sampaikan kepada supir dan staff yang mendampinginya agar selalu melakukan kegiatan sesuai dengan standar yang telah ditentukan termasuk kebersihan dalam kabin mobil pengangkut. Sarana pengangkut, dokumen pengiriman produk menjadi prioritas keempat dengan bobot sebesar 0,148. Dengan sarana pengangkut yang layak pakai dan terjaga kebersihannya, pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha mempertahankan kualitas berasnya. Begitu juga dengan dokumen produk yang jelas, agar tidak ada perjalanan yang salah dan boros biaya. Pemilihan jalan dan tarif pengiriman menjadi prioritas yang kelima dengan bobot sebesar 0,110. Pemilihan jalan yang benar dan tidak banyak jalan yang rusak agar beras yang ada di dalam kabin mobil pengangkut tidak hancur sehingga kualitas pun tetap terjaga, sedangkan tarif pengiriman dibuat sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara agen atau pembeli dengan pihak Lembaga Pertanian Sehat. Strategi menjadi prioritas yang terakhir dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,107. Pada dasarnya secara keseluruhan strategi di faktor transportasi ini adalah kebersihan mobil pengangkut dan kemahiran si supir dalam menjalankan tugasnya agar produk yang diterima agen atau pembeli masih sama kualitasnya pada saat beras berada di pihak Lembaga Pertanian Sehat. Strategi menjadi prioritas yang utama dari faktor penjualan dalam mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,298. Strategi yang dilakukan dalam bidang penjualan adalah memberikan arahan kepada bagian penjualan agar memberitahukan kepada konsumen bahwa pihak Lembaga 101 Pertanian Sehat memberikan jaminan kualiatas beras yang bermutu. Proses menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,276. Proses yang dimaksud adalah membuat brosur atau iklan di website Lembaga Pertanian Sehat dengan mencantumkan kata-kata yang mempertahankan kualitas, karena dengan melakukan seperti itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan pihak Lembaga Pertanian Sehat tetap fokus terhadap kualitas yang diberikan. Pengorganisasian atau sumber daya menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,184. Dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan pengorganisasian yang baik di bidang penjualan dengan tetap memfokuskan pada mempertahankan kualitas beras diharapkan angka penjualan juga semakin meningkat. Ukuran dan kontrol menjadi prioritas yang keempat dengan bobot sebesar 0,124. Selalu mengukur dan mengontrol di kegiatan penjualan terutama dalam memberikan pengarahan kepada bagian penjualan atau promosi untuk selalu memberikan yang terbaik juga bukan hanya di iklan atau brosur saja. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor penjualan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,117. Mengantisipasi semua risiko yang akan terjadi dari kegiatan penjualan terutama yang berkaitan kualitas beras. Salah satunya adalah memberikan jaminan apabila kualitas yang diterima agen atau konsumen pada saat penerimaan barang tidak sesuai dengan yang ada di brosur penjualan atau web pihak Lembaga Pertanian Sehat.

7.2 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal