2.6 Analisis Pengelolaan
Model ISM Interpretative structural modelling adalah proses pengkajian kelompok group learning proses dimana model-model struktural dihasilkan
guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem, melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. ISM dapat
ditemukan dalam sejumlah semua elemen yang bisa dihubung dari satu sama lain, dengan demikian bersatu menjadi sebuah siklus. Peneliti dapat memodifikasikan
untuk menghasilkan informasi tambahan mengenai hubungan antara unsur-unsur subelemen dalam siklus. Dalam hal ini resolusi siklus responden memberikan
masukan dengan mengisi bobot matriks elemen yang diidentifikasi dalam siklus Harold, 1979.
Selanjutnya dikatakan
bahwa, metodologi dan teknik ISM dibagi menjadi
dua bagian, yaitu penyusunan hierarki dan klasifikasi subelemen. Prinsip dasarnya adalah identifikasi subelemen dari struktur di dalam suatu sistem yang
memberikan nilai manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara efektif dan untuk mengambilan keputusan yang lebih baik. Menentukan tingkat jenjang
subelemen mempunyai banyak pendekatan yaitu sebagai berikut: 1 kekuatan pengikat antar tingkat dan kelompok; 2 frekuensi relatif dari oksilasi
guncangandimana tingkat yang lebih rendah lebih cepat terguncang dari pada yang di atas; 3 konteks di mana tingkat yang lebih tinggi beroperasi pada jangka
waktu yang lebih lambat daripada ruang yang lebih luas; 4 liputan dimana tingkat yang lebih tinggi mencakup tingkat yang lebih rendah; 5 hubungan fungsional,
dimana tingkat yang lebih tinggi mempunyai peubah lambat yang mempengaruhi peubah cepat tingkat di bawahnya. Program yang telah struktur berjenjang dibagi
menjadi elemen-elemen dimana setiap elemen selanjutnya diuraikan menjadi subelemen. Pemodelan struktural mencakup dua tahap, Pada tahap pertama
diterapkan alat pembangkit generating tool, diantaranya yaitu 1 diskusi ahli, melalui proses musyawarah dan brainstorming oleh para panelis yang terseleksi;
2 expert survey, melalui wawancara secara mendalam dari pakar lintas disiplin; 3 metode DELPHI, melalui pengumpulan informasi terkendali dan 4 media
elektronik computerized conferencing, generating graphics atau teleconference. Tahap kedua adalah pemilihan hubungan-bubungan yang relevan, sehingga
elemen-elemen dapat diformasikan. Prinsip dasar teknik ISM adalah indentifikasi dari struktur di dalam sebuah sistem, yang memberikan nilai manfaat yang tinggi
guna meramu sistem secara efektif dan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Struktur sistem berjenjang diperlukan untuk lebih menjelaskan pemahaman
tentang perihal yang dikaji Eriyatno 2003. Aspek yang terkait dalam implementasi model dibagi menjadi elemen-
elemen, dimana setiap elemen diuraikan menjadi sejumlah subelemen. Menurut Saxena 1992 diacu dalam Eriyatno 2003, aspek yang terkait dalam penerapan
program dapat dibagi menjadi sembilan elemen, yaitu : 1 sektor masyarakat yang terpengaruh, 2 kebutuhan dari program, 3 kendala utama program, 4 perubahan
yang dimungkinkan, 5 tujuan dari program, 6 tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, 7 aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 ukuran
aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas, dan 9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September-November 2010 di Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Pemerintahan Aceh
Lampiran 1.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus terhadap pengelolaan yang optimal di Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh.
3.3 Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan adalah Purposive Sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak yang mewakilinya. Sampel
diambil secara purposive dengan tujuan mendapatkan gambaran pengelolaan optimal PPI Meulaboh.
Data yang dikumpulkan pada penelitian pengelolaan optimal Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh ini mencakup data primer dan data sekunder.
1 Data primer
Data primer didapatkan dengan cara wawancara kepada pelaku yang terkait dengan kegiatan di PPI Meulaboh stakeholders berdasarkan panduan kuesioner
untuk memperoleh data tentang kegiatan pemanfaatan fasilitas-fasilitas pokok, fungsional dan penunjang yang ada di PPI Meulaboh dan tujuh elemen program
ISM meliputi; Sektor masyarakat yang terpengaruh, kebutuhan dari pengelolaan, kendala utama pengelolaan, tujuan pengelolaan, tolok ukurindikator keberhasilan
pengelolaan, aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya pengelolaan dan lembaga yang terlibat dalam pengelolaan PPI Meulaboh. Pengambilan datanya
melalui expert survey yaitu wawancara secara mendalam dari pakar lintas disiplin ditujukan untuk mengetahui pendapat mereka, dan memperoleh gambaran terkait
pengelolaan optimal PPI Meulaboh kedepan. Jumlah responden dalam penelitian ini 30 responden terdiri dari kepada Dinas Perikanan dan Kelautan 2, Panglima
laot 2, nelayan 2, pengelola PPI 2, Majelis Adat Aceh 2, Pemilik boat 2,