Kebijakan usaha perikanan Lembaga Perikanan dan Kelautan

terlak sumb peng subel namu progr antar tekno pene seriu diaba respo dapa Matriks d ksananya p berdaya ma gelolaan PP lemen pada un mempun ram. Kemu r sektor, ke ologi, keb gakan huku us karena su aikan maka onden terha at dilihat di L driver pow rogram sep anusia, duk I, komitme a sektor ini nyai daya udian duku etersedian f ijakan pen um berada p ubelemenny a akan mem adap elemen Lampiran 4 wer-depende perti terlihat kungan pem n pemerint memiliki k dorongnya ungan keca fasilitas len ngelolaan pada sektor ya memiliki mberikan da n kebutuha 4. ence untuk t pada Gam merintah k ah provinsi ketergantung kuat untu amatan, ket ngkap, data PPI, peny r III. Subele ketergantu ampak yang n dari prog k subeleme mbar 31. Su abupaten t i berada pa gan yang re uk keberhas tersediaan a base dan yuluhan pe emen ini me ungan yang g kuat terha gram penge en kebutuh ubelemen ke entang qan ada sektor I endah terha silan dan k anggaran, informasi, engelolaan embutuhkan tinggi, jika adap sistem elolaan PPI han untuk etersediaan nun perda IV, dimana adap sistem kesuksesan koordinasi dukungan PPI dan n perhatian a salah satu m. Pendapat Meulaboh 1 Driver power G Kete 1. K 2. K 3. D Gambar 31 rangan : Ketersediaa Keberpihak Dukungan d Matriks dr terlaksanan an sumberda kan pemerin dari pemerin 1 2 3 SEKTOR 4 river power nya program aya manusia ntah provins ntah Kabup 2 4 8 9 10 1 1 1 1 4 5 6 D R I 4 3 r-dependenc m pengelola a SDM si komitme paten tentan 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 7 8 Dependence ce dari elem an optimal n g qanun pen 4 9 10 11 5,6 7, men kebutu PPI ngelolaan P 8 9 12 13 1 uhan untuk PPI 8 9,12 10 11 13 14 14 4. Dukungan dari Kecamatan 5. Koordinasi antar sektor 6. Ketersediaan anggaran di PPI 7. Ketersediaan fasilitas yang lengkap di PPI 8. Ketersediaan data base dan informasi 9. Dukungan teknologi di PPI 10. Kebijakan pengelolaan PPI 11. Penyuluhan pengelolaan PPI 12. Penegakan hukum 13. Tokoh masyarakat 14. Partisipasi masyarakat nelayan sekitar PPI Hasil analisis dari matriks driver power-dependence terhadap elemen kebutuhan untuk terlaksananya program pengelolaan optimal PPI ada dua subelemen kunci sektor IV yaitu ketersedian SDM dan keberpihakan pemerintah provinsi komitmen untuk menggerakkan keberhasilan program pengelolaan PPI. Matriks ini juga menunjukkan ada sepuluh subelemen di sektor III yaitu 1 dukungan kecamatan; 2 ketersediaan anggaran di PPI; 3 koordinasi antar sektor, berdasarkan Kusyanto 2006 dikatakan bahwa untuk meningkatkan pelayanan dan kemampuan pengelola pelabuhan perikanan harus bekerjasama dengan pihak pemerintah Dinas kelautan dan perikanan, Dinas perhubungan laut, Syahbandar, Polisi dengan pihak lembaga adat Panglima laot. Hal tersebut menunjukkan bahwa cukup banyak terkait agar aktivitas yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan memberikan fungsi pelayanan yang optimal sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap jasa pelabuhan itu sendiri dimasa mendatang; 4 Ketersedian fasilitas lengkap di PPI, sebagai tempat berlabuh dan bertambat kapal untuk melakukan bongkar muat hasil tangkapan, yaitu fasilitas pokok, fungsional dan penunjang sehingga kegiatan aktivitas di pelabuhan berlajan dengan lancar; 5 data base dan informasi; 6 dukungan teknologi di PPI, menurut Danial 2010, ketersediaan informasi dan dukungan teknologi yang ada sangat diperlukan dalam pengelolaan optimal pelabuhan perikanan, salah satunya pengembangan pemasaran hasil tangkapan yang lebih luas baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Menghasilkan informasi yang akurat dibutuhkan kerjasama dengan pihak terkait, pihak swasta dan pemerintah sehingga setiap hari hasil tangkapan yang didaratkan atau semua kegiatan di pelabuhan perikanan bisa diinformasikan ke masyarakat. 7 kebijakan pengelolaan PPI, berdasarkan Danial 2010 dikatakan bahwa kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap kondisi di lapangan, hal tersebut memerlukan keseriusan pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan yang lengkap dengan paket teknologi yang mampu mengefektifkan setiap kegiatan di pelabuhan dengan cepat, contohya alat untuk mengangkat hasil tangkapan dikapal pada saat bongkat muat, agar tidak terjadi antrian kapal; 8 penyuluhan pengelolaan PPI, menurut Taha 2010 dijelaskan bahwa untuk tercapainya tujuan pembangunan kelautan dan perikanan maka sumberdaya manusia merupakan faktor kunci yang harus diperhatikan. Salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut adalah melalui pengembangan program kegiatan penyuluhan perikanan. Pengelolaan pelabuhan perikanan sangat terkait dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap, sumber informasi masih terbatas, kurangnya wadah nelayan dan terbatasnya tenaga kerja penyuluh perikanan baik kualitas maupun kuantitas sehingga diperlukan perhatian kepada semua pihak terkait dengan pelabuhan perikanan; dan 9 penegakan hukum, berdasarkan qanun aceh tahun 2002 tentang pengelolaan sumberdaya perikanan, dijelaskan bahwa setiap orang, kelompok dan institusi yang melanggar aturan atau hukum akan diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini merupakan acuan bagi pihak penegakan hukum untuk menjalankan tugasnya sehingga pengelolaan optimal pelabuhan perikanan bisa berjalan sesuai dengan rencana. Subelemen ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah kabupaten dalam menjalankan pengelolaan optimal di PPI Meulaboh. Subelemen sektor ini dapat memberikan dampak positif namun bisa saja dampak negatif dalam pengelolaan dan terhadap subelemen yang lain.

5.3.3 Kendala utama program pengelolaan optimal PPI Meulaboh

Diagram struktural untuk elemen kendala utama program pengelolaan optimal pangkalan pendaratan ikan berdasarkan analisis dapat dilihat seperti pada Gambar 32. Kualitas sumberdaya manusia rendah di PPI, anggaran pembangunan PPI rendah dan kualitas pengelolaan masih rendah yang menjadi elemen kunci dari kendala utama program pengelolaan. Subelemen-subelemen itu merupakan subelemen yang penting sehingga dapat mengatasi subelemen-subelemen lain yang dapat menunjang suksesnya program. Kendala utama atau permasalahan utama program berikutnya yang harus ditangani terlebih dahulu adalah kurangnya pemahaman terhadap lembaga adat tentang pengelolaan PPI, penempatan pengelola PPI yang bukan ahlinya, konflik antar nelayan dan aksesbilitas ke PPI. Diharapkan dengan subelemen-subelemen di atas akan dapat mendorong untuk mengatasi subelemen-subelemen yang lain dari elemen kendala utama program. 10. Aksesbilitas ke PPI 9. Konflik antar nelayan di PPI 6. Konflik kepentingan antar pemerintah daerah di PPI 4. Kurang pemahaman lembaga adat ttg pengelolaan PPI 7. Tidak adanya peraturan qanun pengelolaan optimal PPI 2. Terbatasnya anggaran pembangunan PPI rendah 5. Kualitas pengelolaan masih rendah di PPI 1.Kualitas SDM masih rendah di PPI 8. Penempatan pengelola PPI bukan dr keahlian ilmunya 3. Campur tangan NGO Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Level 6 Gambar 32 Diagram struktural dari elemen kendala utama pada pengelolaan optimal PPI Hasil plot elemen matriks driver power-dependence pada sektor kendala utama program pengelolaan optimal PPI dapat dilihat pada Gambar 33, sebagian besar subelemen terdistribusi pada sektor III seperti kurangnya pemahaman lembaga adat tentang pengelolaan PPI, konflik antar pemerintah daerah di PPI, pembuatan peraturan pengelolaan PPI, penempatan pengelola PPI yang bukan ahlinya dan konflik antar nelayan, kecuali kualitas sumberdaya manusia masih rendah, anggaran pembangunan PPI rendah dan pengelolaan PPI masih rendah yang berada pada sektor IV. Aksesbilitas ke PPI dan campur tangan NGO berada pada keter subel ketid respo dapa a sektor II rgantungan lemen yan dakberhasila onden terha at dilihat di L I. Hal ini yang tinggi g lain sert an program adap elemen Lampiran 6 menunjukk i sehingga a ta akan m m pengelo n kendala u 6. kan bahwa akan berpen memberikan olaan optim utama prog a subeleme ngaruh besar umpan ba mal PPI M gram penge en tersebut r terhadap s alik yang b Meulaboh. lolaan PPI t memiliki subelemen- besar bagi Pendapat Meulaboh Driver Power Kete 1. K 2. Te 3. Ca 4. Ku 5. Ku 6. Ko 7. Ti 8. Pe 9. Ko 10. A Gambar 33 rangan: Kualitas SDM erbatasnya a ampur tanga urang pema ualitas peng onflik kepen dak adanya enempatan p onflik antar Aksesbilitas Matriks dr pengelolaa M yang mas anggaran pe an NGO ahaman lemb gelolaan ma ntingan anta a peraturan pengelola P r nelayan di s ke PPI 1 1 2 S EKTO river power- an optimal P sih rendah d embangunan mbaga adat te asih rendah d ar pemerint qanun peng PI bukan dr PPI 2,5 3 4 De OR 1 -dependenc PPI di PPI n PPI renda entang peng di PPI ah daerah d gelolaan opt r keahliaany 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5 6 ependence e elemen ke ah gelolaan PP di PPI timal PPI ya 4 7 8 6 7 8 9 10 endala utam I 8 9 3 10 ma program Hasil analisis penelitian dari matriks driver power-dependence terhadap elemen kendala utama program pengelolaan optimal PPI ada tiga subelemen kunci sektor IV yaitu kualitas SDM masih rendah di PPI, kurangnya anggaran pembangunan PPI rendah dan kualitas pengelolaan masih rendah yang membuat kendala utama untuk keberhasilan program pengelolaan. Matriks ini juga menunjukkan ada lima subelemen di sektor III yaitu 1 kurang pemahaman lembaga adat tentang pengelolaan PPI; 2 konflik antar pemerintah daerah di PPI, 3 tidak adanya peraturan pengelolaan optimal PPI; 4 penempatan pengelola PPI bukan ahlinya, berdasarkan Hadist Riwayat Bukhari menjelaskan bahwa, apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya. Asykor, 1992 maksud hadist tersebut, setiap kegiatan atau pengelolaan harus dikelola oleh orang yang ahlinya, kalau tidak pengelolaan itu tidak akan berjalan karena telah mensia-siakan amanat; dan 5 konflik antar nelayan di PPI. Berdasarkan Karimania 2007, konflik antar nelayan dan konflik antar pemerintah daerah yang terjadi umumnya disebabkan oleh perebutan sumberdaya ikan yang dipengaruhi oleh akibat adanya perbedaan kepentingan antara nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya ikan di wilayah yang sama. Hal ini merupakan kendala yang sangat besar dalam pengelolaan optimal pelabuhan perikanan, ini dibutuhkan peran aktif dinas kelautan dan perikanan dan lembaga adat laot untuk mengontrol dan mengkoordinir setiap kelompok nelayan, harus diperhatikan serius oleh pemerintah kabupaten dalam menyelesaikan kendala utama pengelolaan optimal di PPI Meulaboh, karena akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap aktivitas pengelolaan dan subelemen yang lain.

5.3.4 Tujuan utama program pengelolaan PPI Meulaboh

Sublemen dari tujuan utama program menghasilkan diagram struktural ke dalam delapan 8 level, seperti terlihat pada Gambar 34. Kinerja DKP Dinas Kelautan dan Perikanan dan Panglima Laot merupakan subelemen kunci dari tujuan utama program pengelolaan PPI Meulaboh. Kemudian ada optimalisasi pemanfaatan sumberdaya manusia dan peningkatan skill pengelola PPI. Tujuan program tersebut harus dapat diwujudkan terlebih dahulu, sebelum melaksanakan tujuan lain dari subelemen sistem ini. Terwujudnya tujuan dari subelemen- subelemen tersebut, akan mendorong untuk terwujudnya tujuan utama yang lain dari program; yaitu penyerapan tenaga kerja sesuai ahlinya di PPI, pengelolaan optimal PPI yang baik terhadap fasilitas dan aktivitas dan peraturan yang ada, peningkatan keuntungan usaha, kebijakan pemerintah yang berpihak PPI, kesejahteraan nelayan yang lebih baik dan peningkatan PAD. Level 1 5. Kebijakan pemerintah yang berpihak ke PPI 8. Kesejahteraan nelayan lebih baik 3. Peningkatan keuntungan usaha perikanan 4. Pengelolaan optimal PPI yang baik 6. Penigkatan skill pengelola PPI 1. Optimalisasi pemanfaatan SDM di PPI 2 .Peningkan kinerja DKP dan Panglima Laot di PPI 7. Penyerapan tenaga kerja sesuai ahlinya di PPI 9. Peningkatan PAD Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Gambar 34 Diagram struktural dari elemen tujuan utama program pengelolaan optimal PPI Hasil yang diperoleh dari elemen tujuan utama program ke dalam matriks driver power-dependence terlihat seperti pada Gambar 35. Gambar tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar subelemen terdistribusi kedalam sektor III. Subelemen kinerja DKP dan Panglima Laot di PPI dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya manusia yang berada pada sektor IV, dan hanya subelemen