V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Potensi Pengunjung Potensi Pengunjung.
Sebagai kawasan ekowisata, Nuhuroa memiliki karakteristik obyek wisata yang spesifik, dimana peminatnya juga terbatas pada
wisatawan yang mempunyai ketertarikan tersendiri terhadap obyek wisata berupa panorama alam yang ditawarkan di kawasan Nuhuroa. Sejauh ini, Nuhuroa telah
diminati oleh wisatawan, baik yang berasal dari mancanegara maupun nusantara, walaupun jumlahnya masih relatif sedikit. Kurangnya permintaan wisatawan ke
kawasan ini dapat disebabkan berbagai faktor misalnya selera atau juga masalah manajemen seperti kurangnya promosi dalam menawarkan obyek wisata yang ada di
kawasan ini. Pengamatan lapangan menunjukan bahwa baik pemerintah daerah dalam hal ini dinas pariwisata maupun pihak swasta belum optimal dalam mengembangkan
potensi pariwisata di daerah ini. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan pengelola penginapan yang ada di
lokasi penelitian, biasanya jumlah wisatawan cukup banyak terjadi pada bulan Juli sampai September. Hal ini dapat disebabkan pada bulan tersebut merupakan masa
libur musim panas bagi wisatawan yang berasal dari negara-negara Eropa, dan juga libur musim dingin bagi wisatawan yang berasal dari Australia dan New Zealand.
Identifikasi wisman menunjukan bahwa 80 wisman yang mengunjungi Nuhuroa berasal dari Belanda dan sisanya 20 berasal dari USA. Ini disebabkan karena
umumnya promosi atau informasi hanya ke negara-negara tersebut. Pada bulan-bulan lainnya, permintaan rata-rata per-hari hanya sekitar satu sampai dua orang saja
bahkan tidak ada. Kondisi ini dapat terlihat pada data jumlah wisatawan mancanegara ke Maluku pada Tahun 2005-2006 dan Nuhuroa pada Tahun 2006 Lampiran 1, yang
mengalami puncaknya pada bulan Juli sampai September.
Profil Wisatawan. Persentase tingkat pendidikan wisatawan domestik terbesar
41 yaitu SMU, sedangkan wisatawan mancanegara tingkat pendidikan terbesar 60 adalah sarjana muda bachelor. Sebagian besar wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Nuhuroa 60 mempunyai pekerjaan lain-lain, sebagian besar
wisatawan domestik 41 adalah pegawai negeri PNS. Kondisi ini dapat menjadi gambaran bahwa masyarakat yang bermatapencaharian sebagai pegawai negeri,
secara keuangan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berwisata di daerah tersebut, disamping kebutuhan untuk bersantai dari rutinitas pekerjaan yang dijalani.
Jumlah pelajar dan mahasiswa juga cukup besar yaitu 24 dari wisatawan domestik. Hal ini disebabkan beberapa alasan, antara lain penelitian dilakukan pada saat masa
liburan, meningkatnya wisata rombongan, jarak yang dekat dan biaya yang murah. Berdasarkan survei yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar
wisatawan yang berwisata ke pesisir Nuhuroa berada pada kelompok umur dewasa 40-49 tahun, yaitu sebesar 29 wisatawan domestik dan 60 untuk wisatawan
mancanegara. Dilihat dari jenis kelamin, wisatawan laki-laki mancanegara jumlahnya lebih banyak dari wanita yaitu 80:20, sedangkan wisatawan domestik wanita lebih
banyak dibandingkan wisatawan laki-laki, walaupun dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok 52:47. Hal ini dapat menggambarkan berbagai hal, diantaranya
kecenderungan sifat wanita yang kurang menyukai tantangan untuk berwisata ke tempat-tempat yang kondisinya alami, atau mungkin juga kecenderungan sifat wanita
yang lebih berhemat untuk melakukan kegiatan lainnya dibandingkan untuk berwisata.
Pengalaman dan Motivasi Wisatawan.
Kedatangan wisatawan ke Kawasan Pesisir Nuhuroa merupakan
tujuan utama bagi wisatawan domestik daripada persinggahan 71:29, sedangkan bagi wisatawan mancanegara umumnya tujuan
kedatangan ke Nuhuroa sebagai tempat persinggahan dibandingkan tujuan utama 60:40. Ini disebabkan umumnya wisatawan mancanegara ke Nuhuroa untuk
mengunjungi keluarga pada saat musim libur, misalnya wisatawan Belanda. Sebanyak 40 kedatangan wisatawan mancanegara ke Nuhuroa sebagai tujuan utama
untuk berlibur. Hasil wawancara terhadap wisatawan mancanegara dan pengelola penginapan, diperoleh informasi bahwa tujuan utama kedatangan wisman ke Nuhuroa
adalah untuk berlibur dan menikmati panorama pantai yang masih alami. Ini menunjukan bahwa motivasi wisman tergolong pasar wisata berhari libur Wahab
dkk , 1997, yaitu motivasi seperti ingin menghindarkan diri dari suatu iklim, tekanan
pekerjaan, hal-hal rutin dan ingin mengubah situasi hidup, melihat pemandangan alam serta mungkin ingin berganti sementara pergaulan dengan orang-orang
sekitarnya. Menurut wisman, Nuhuroa merupakan salah satu destinasi yang diminati pada waktu musim panas Juni-Agustus, kedatangan mereka umumnya berulangkali.
Dapat dikelompokan bahwa kelompok wisatawan ini tergolong vacationist pelaku hiburan, meliputi semua orang yang kurang lebih suka bepergian ke negara atau
kawasan yang sama setiap tahun, kelompok ini umumnya terdiri dari orang-orang yang sudah berkeluarga.
Bagi wisman yang baru pertamakali ke Nuhuroa dan merupakan tujuan utama, umumnya memperoleh informasi dari teman-teman yang sudah pernah ke Nuhuroa.
Adanya kenyataan ini berarti kawasan pesisir Nuhuroa merupakan kawasan wisata yang mulai diminati oleh wisatawan mancanegara, sehingga untuk ke depan perlu
adanya peningkatan dalam promosi agar dapat menjadi tujuan utama dari kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Nuhuroa. Berdasarkan sumber informasi wisata ke
Kawasan Pesisir Nuhuroa, ternyata teman dan keluarga merupakan sumber yang paling dominan, baik untuk wisman 80 maupun wisatawan domestik 94. Hal ini
membuktikan bahwa word of mouth masih sangat berperan dalam pariwisata Pitana dan Gayatri, 2005. Untuk wisman 20 informasi wisata Nuhuroa diketahui dari
internet. Tidak ada wisatawan domestik yang mendapatkan informasi tentang daerah wisata di kawasan ini dari biro perjalanan, organisasi dan internet, karena wisatawan
domestik yang menjadi responden merupakan masyarakat yang berdomosili di Kabupaten Maluku Tenggara dan sekitarnya. Hanya 6 wisatawan domestik yang
mengetahui informasi Wisata Nuhuroa dari media cetak. Motivasi kunjungan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini bagi wisatawan
mancanegara terutama adalah lingkungan yang sepi dan alami 60 serta potensi alamnya 40. Sedangkan untuk wisatawan domestik motivasi kunjungan terutama
karena potensi alamnya 47 serta lingkungan yang sepi dan alami 41. Faktor yang paling menarik dari kawasan wisata di pesisir Nuhuroa menurut wisatawan
adalah karena alam dan terumbu karangnya, wisman 40 dan wisatawan domestik 59. Menurut wisman 100 view di pesisir Nuhuroa sangat indah, sedangkan
18 41
41 60
40
10 20
30 40
50 60
Be rp
er ah
u V
ie w
Di vi
ng Sn
ork elin
g Sur
fin g
B ere
na ng
P ers
en ta
se
Wisatawan Domestik
Wisatawan Mancanegara
wisatawan domestik 47. Dilihat dari segi aksesibilitas, 60 wisman mengatakan
aksesibilitas di Nuhuroa cukup dan 20 sangat sulit. Bagi wisatawan domestik 47 mudah dan 6 mengemukakan aksesibilitas di Nuhuroa sangat sulit. Hal ini
disebabkan minimnya angkutan umum ke lokasi, walaupun terdapat angkutan umum ke lokasi namun umumnya pada hari libur sulit diperoleh sehingga untuk mencapai
lokasi wisatawan biasanya menyewa mobil pulang pergi sebesar Rp 100.000. Untuk faktor lain seperti keamanan dan kenyamanan, 60 wisman berpendapat baik
sedangkan 35 wisatawan domestik mengatakan cukup. Sementara fasilitas wisata dirasa belum memadai bagi wisatawan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya
dengan perbandingan wisman dan wisatawan domestik 40:52. Fasilitas wisata, obyek dan atraksi merupakan unsur-unsur utama komponen produk wisata. Fasilitas
wisata sangat diperlukan untuk menjadikan obyek dan atraksi wisata berdaya guna bagi wisatawan, sedangkan aksesibilitas mencakup kemudahan-kemudahan untuk
mencapai destinasi.
Jenis Aktifitas Wisatawan. Aktifitas wisatawan yang terbanyak adalah
berenang. Jumlah wisatawan yang melakukan aktifitas berenang lebih banyak berasal dari mancanegara 60 dibandingkan wisatawan domestik 41.
Gambar 8 Jenis aktifitas wisatawan 53
Aktifitas lain yang dilakukan adalah menikmati pemandangan alam dengan perbandingan wisman dan wisatawan domestik 40:41. Aktifitas yang paling sedikit
dilakukan wisatawan adalah berperahu, dimana hanya dilakukan oleh wisatawan domestik. Sedikitnya wisatawan yang berperahu disebabkan karena belum adanya
fasilitas perahu yang disewakan dan umumnya wisatawan yang berperahu sudah mengenal pemilik perahu. Sebab itu perlunya fasilitas perahu karena adanya
keinginan wisatawan khususnya wisman yang ingin berperahu ke pulau-pulau kecil untuk berkeliling menikmati pemandangan di sekitar perairan.
Aktifitas lainnya seperti diving dan snorkeling belum ada. Hal ini disebabkan belum tersedianya fasilitas untuk melakukan aktifitas tersebut seperti peralatan selam
dan snorkeling. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah dibutuhkan ketrampilan khusus untuk melakukan kedua aktifitas wisata tersebut. Padahal dari hasil survei
didapatkan bahwa lokasi diving hampir terdapat di setiap lokasi wisata sedangkan snorkeling
hanya pada lokasi tertentu. Ini menunjukan bahwa unsur supply ekowisata bahari berupa daya tarik dan potensi sumberdaya alam Nuhuroa tersedia, sehingga
diperlukan sumberdaya manusia yang handal untuk mengembangkan aktifitas wisata berbasis SDA pesisir dengan memperhatikan aspek ekologi sehingga keberlanjutan
sumberdaya dan ekowisata terjamin.
Pendapat Wisatawan tentang Ekowisata di Nuhuroa.
Sebanyak 100 wisatawan domestik menyatakan setuju dengan pengelolaan wisata berkonsep
ekowisata di daerah ini. Untuk wisman 60 menyatakan setuju dengan pengelolaan wisata berkonsep ekowisata, 20 tidak setuju dan 20 lagi tidak menyatakan
pendapat karena tidak melihat adanya konsep ekowisata dalam pengelolaan wisata di kawasan ini, dalam arti mereka menyetujui ekowisata bila pengelolaan wisata di
kawasan ini sudah menerapkan konsep ekowisata. Berdasarkan motivasi dan aktifitas wisatawan, menunjukkan adanya perbedaan motivasi dan aktifitas antara wisman dan
wisnus. Motivasi wisman ke Nuhuroa disebabkan karena potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang dimiliki serta aktifitas yang banyak dilakukan berupa aktifitas
wisata bahari seperti berenang, selam dan berperahu yang lebih berorientasi laut. Sedangkan motivasi dan aktifitas wisnus yaitu untuk menikmati pemandangan alam.
Hal ini menunjukan bahwa dalam pengembangan ekowisata, perlu disediakan ruang, aktifitas dan fasilitas yang mengakomodasi motivasi pengunjung baik wisman
dan wisnus. Wisman lebih menyukai potensi pesisir dengan aktifitas bahari. Sebab itu perlu disediakan fasilitas-fasilitas seperti peralatan selam dan snorkeling, perahu,
serta fasilitas penginapan berupa resort dengan ciri khas Kei. Sedangkan wisnus lebih berorientasi pada aktifitas rekreasi yang dilakukan di pantai.
5.2 Preferensi Stakeholder Persepsi stakeholder.