mempertimbangkan faktor ekologi, sosial dan ekonomi. Faktor ekologi yang dipertimbangkan adalah keberadaan satwa yang dilindungi dan kerentanan habitat
ekosistem, serta tingkat ancaman kerusakan. Faktor sosial mempertimbangkan kegiatan masyarakat dan pengunjung serta gangguan yang ditimbulkannya.
Sedangkan faktor ekonomi yang dipertimbangkan adalah nilai manfaat ekowisata yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
2.4 Daya Dukung
Daya dukung carrying capacities adalah jumlah maksimun pengunjung pada suatu tapak site tanpa menyebabkan perubahan pada lingkungan fisik dan
tidak mempengaruhi kepuasan pengunjung Inskeep, 1991. Konsep daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua 2 hal, yaitu 1 kemampuan alam untuk
mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia, dan 2 standar keaslian sumberdaya alam.
Analisis daya dukung ditujukan pada pertimbangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara
lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan
daya dukung kawasan Yulianda, 2007. Daya dukung kawasan disesuaikan dengan karakteristik sumberdaya dan peruntukannya.
Daya dukung lingkungan, selain diartikan sebagai intensitas penggunaan maksimun terhadap sumberdaya alam juga membatasi pembangunan fisik yang
dapat menganggu kesinambungan pembangunan wisata tanpa merusak alam. Penentuan daya dukung perlu juga dikaitkan dengan fasilitas akomodasi,
pembangunan sarana rekreasi yang terbangun di setiap tempat wisata. Fasilitas dan sarana yang terbangun di kawasan wisata hendaknya tidak merubah bentang
alam, sehingga keaslian alam masih dapat dipertahankan. Sebab keaslian alam merupakan prioritas ekowisata untuk dipertahankan sehingga ekowisata tidak
mengalami kejenuhan pasar dalam jangka waktu yang tidak panjang. 13
2.5 Indeks Kepekaan Lingkungan
Kepekaan adalah tidak tolerannya suatu habitat, komunitas atau spesies terhadap faktor luar, sehingga mudah rusak atau bahkan mati. Suatu habitat,
komunitas atau spesies menjadi rawan ketika terkena pengaruh dari luar lingkungan. Kepekaan disebabkan oleh kerentanan ketika berhubungan dengan
dampak fisik atau kondisi lingkungan yang sangat ekstrim Tyler-Walter et. al., 2001.
Tingkat kerawanan vulnerability rating merupakan gambaran kemungkinan suatu habitat terhadap faktor luar yang bersifat peka. Tingkat
kerawanan suatu ekosistem terhadap dampak kegiatan pembangunan bergantung pada respon ekosistem tersebut terhadap suatu dampak dan peluang terjadinya
dampak atas ekosistem. Respon ekosistem pesisir terhadap suatu dampak ada yang sangat peka, bergantung pada karakteristik biologi dan ekologis ekosistem
yang bersangkutan. Peka dalam hal ini artinya jika ekosistem tersebut terkena suatu dampak, maka ekosistem ini akan mudah rusak tetapi sukar pulih untuk
menjadi baik Tim Fakultas Perikanan IPB, 1995 Indeks kepekaan lingkungan IKL merupakan pendekatan secara sistematis
mengkompilasi informasi mengenai kepekaan pantai, sumberdaya biologi dan sumberdaya yang dimanfaatkan manusia. Peta IKL berguna untuk
mengidentifikasi sensitivitas sumberdaya sebelum terjadi pencemaran untuk memperkirakan prioritas proteksi dan mendesain manajemen kawasan. Peta
kepekaan lingkungan berguna untuk perencanaan respon terhadap pencemaran yang terjadi dan alat untuk mengidentifikasi sumberdaya alam yang beresiko,
menentukan prioritas proteksi lingkungan dan strategi mengatasinya Mosbech, 2000.
Pemetaan IKL seharusnya mempertimbangkan kombinasi tiga komponen
utama index kepekaan lingkungan yaitu: indeks nilai kerentanan vulnerability value index
IR, indeks nilai habitat habitats value index IH dan indeks sosial social value index IS. Pendekatan IKL dilakukan dengan cara indentifikasi dan
analisis sumberdaya mencakup dua sistem sumberdaya penting yaitu: 1 sistem sumberdaya alam pesisir dan laut, dan 2 sistem masyarakt pesisir. Kepekaan
lingkungan dikembangkan dari fungsi-fungsi sistem sumberdaya tersebut. NOAA 14
1998 dalam Yulianda 2006 menggunakan tiga jenis informasi untuk analisis IKL, yaitu:
1. Klasifikasi garis pantai shoreline classification: tingkat kepekaan tipologi pantai terhadap gangguan pencemaran.
2. Sumberdaya hayati biological resosurces: tingkat kepekaan sumberdaya hayati terhadap gangguan pencemaran.
3. Pemanfaatan oleh manusia human use resources: tingkat kepekaan habitat yang dimanfaatkan oleh manusia dan nilai pemanfaatannya.
2.6 Sistem Informasi Geografi