5.6 Rencana Pengembangan Kawasan Ekowisata Pesisir
Dalam mengembangkan suatu kawasan, diperlukan suatu konsep perencanaan yang secara efektif sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Konsep
perencanaan yang dikembangkan di pesisir Nuhuroa adalah ekowisata. Konsep tersebut merupakan konsep pengembangan kawasan wisata yang mengakomodasi
perlindungan sumberdaya alam pesisir dan secara tidak langsung menyediakan pendapatan bagi masyarakat lokal. Penerapan konsep ini berupa model perencanaan
environmentally based tourism EBT yang disesuaikan dengan karakteristik
lingkungan yakni potensi wisata dan sumberdaya masyarakat setempat. Dari hasil penilaian potensi pengunjung demand dan potensi wisata supply
menunjukkan bahwa ekowisata pesisir berpeluang tinggi untuk dikembangkan di Nuhuroa. Berdasarkan keragaman obyek dan atraksi wisata maka rencana
pengembangan ekowisata di kawasan ini diklasifikasikan menjadi tiga zona pengembangan wisata yaitu :
1. Zona utama, zona ini memiliki keragaman potensi pesisir yaitu keindahan
pantai berpasir, ekosistem lamun, karang dan pulau kecil. Dengan keragaman potensi yang dimiliki kawasan ini maka beragam pula aktifitas yang dapat
dilakukan pada zona ini diantaranya rekreasi pantai, olahraga pantai, berenang, berperahu, memancing, wisata lamun, snorkeling dan selam. Wilayah yang
termasuk zona ini meliputi Desa Ohoililir, Ohoidertawun, Ngilngof dan Pulau Haeh.
2. Zona minat khusus, memiliki keunikan dimana pada zona ini hanya dapat
dilakukan beberapa aktifitas wisata saja. Zona ini terbagi menjadi dua kategori yaitu wisata pantai kategori wisata mangrove dan wisata bahari. Wisata
mangrove dapat dilakukan di Desa Evu dan Rumadian dengan aktifitas berupa pengamatan burung dan satwa, berperahu serta edukasi. Sedangkan wisata
bahari dapat dilakukan di Pulau Adranan dan Bair berupa aktifitas selam, snorkeling
dan view pulau-pulau kecil. Pulau-pulau ini memiliki keunikan dengan potensi dan atraksi yang tersedia. Aktifitas yang dapat dilakukan di
Pulau Adranan diantaranya menyelam, pengamatan burung, berjemur, 100
memancing dan pemandangan pulau-pulau kecil. Sedangkan aktifitas yang dapat dilakukan di Pulau Bair diantaranya berperahu, snorkeling, memancing
dan menikmati anggrek. 3.
Zona pendukung, mencakup Desa Labetawi, Ohoitahit dan Sathean yaitu Pantai Difur, Nam indah dan Elomel, dengan aktifias wisata yang dapat dilakukan
pada zona ini hanya berupa rekreasi pantai. Gambar 33 memperlihatkan model rencana pengembangan ekowisata pesisir
Nuhuroa sedangkan Tabel 30 menunjukkan rekapitulasi komponen pengembangan ekowisata. Dalam pengembangan ekowisata Pesisir Nuhuroa semua komponen
pengembang wisata saling berhubungan sesuai fungsinya diantaranya : •
Obyekatraksi dan aktifitas wisata, yaitu berdasarkan motivasi pengunjung dapat dibedakan obyekatraksi dan aktifitas wisata antara wisman dan wisnus.
• Akomodasi, berupa hotel, resort atau cottages yang menunjang lama tinggal
wisatawan. •
Fasilitas wisata lain seperti pusat informasi wisata souvenir, tour dan travel, restauran bank dll.
• Transportasi, yang memudahkan pengunjung untuk mengunjungi destinasi.
• Infrastruktur pendukung dalam mendukung aktifitas dan memberi kenyamana
bagi pengunjung berupa, ketersediaan air, listrik dan fasilitas komunikasi. •
Institusi, yang dapat mengontrol dan menyelenggarakan pengembangan ekowisata seperti program pendidikan dan pelatihan, strategi pemasaran dan
promosi, regulasi dll. 101
Gambar 33 Peta rencana pengembangan ekowisata pesisir Nuhuroa
Minat Khusus wisata mangrove
Utama Pendukung
Minat khusus
Tabel 30 Rekapitulasi komponen pengembang ekowisata
Faktor pendukung pengembangan ekowisata Obyekatraksi
Lokasi Pengunjung
Pantai berpasirberbatu
Mangrove Lamun Karang Aksesibilitas
Transportasi Akomodasi
Masyarakat lokal
1. Ngilngof 1
1 1
1 1
1 2. Ohoililir
1 1
1 1
1 1
1 3. Ohoidertawun
1 1
1 1
1 1
4. Labetawi 1
1 1
1 1
5. Ohoitahit 1
1 1
1 1
6. Sathean 1
1 1
1 7. Pulau Haeh
1 8. Pulau Adranan
1 1
1 9. Pulau Bair
1 10. Evu
1 1
1 11. Rumadian
1 1
1 Keterangan:
= Tidak ada 1 =
Ada 1
= Ada pantai berbatu
Program Pengembangan Kawasan Ekowisata
Program pengembangan ekowisata merupakan suatu pendekatan yang berisi visi dan misi serta program-program strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai. Program pengembangan ekowisata Pesisir Nuhuroa merupakan program perencanaan ekowisata terintegrasi integrated ecotourism programme
planning yang diacu dalam Fennel dan Dowling 2003. Gambar 34 terlihat bahwa
ekowisata merupakan salah satu program pembangunan yang menjembatani sistem ekologi sumberdaya alam dan sistem sosial manusia untuk mencapai suatu
berkelanjutan. Stakeholder merupakan lembaga atau institusi yang terlibat baik secara langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan kegiatan ekowisata yang berperan
dalam merumuskan kebijakan dan pengelolaan sumberdaya. Selanjutnya menurut Fennel 2005, program pengembangan ekowisata terdiri
dari beberapa aspek penting yaitu : 1.
Visi dan tujuan yaitu pengembangan ekowisata Pesisir Nuhuroa yang berkelanjutan.
2. Needs
dan assets, mencakup inventarisasi potensi obyek dan atraksi serta fasilitas yang diperlukan untuk mengakomodasi aktifitas pengunjung. Asset
atau potensi yang terdapat di Nuhuroa adalah sumberdaya alam pesisir berupa pantai berpasir, berbatu, ekosistem lamun, karang, mangrove dan pulau-pulau
kecil. Sebab itu perlu dipersiapkan fasilitas pendukung untuk mengakomodasi setiap aktifitas pengunjung baik wisman maupun wisnus. Hasil analisis
kebutuhan menunjukkan bahwa orientasi wisman aktifitas bahari sedangkan wisnus cenderung berupa aktifitas rekreasi di wilayah darat.
3. Desain, terbagi atas desain struktur dan desain resiko. Desain struktur
mencakup lima komponen utama yaitu desain kawasan, pola, letak, mobilitas dan penginapan, sedangkan desain resiko berupa manajemen resiko.
4. Implementasi, merupakan salah satu tahapan pengembangan yang mencakup
pemasaran, pelatihan dan implementasi strategi-strategi yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya.
Gambar 34 Program pengembangan ekowisata terintegrasi
Sistem sosial Sistem ekologi
Ekowisata pesisir sustainability
Stakeholder institusi, kebijakan, manajemen
Potensi SDA
Pengunjung Aktifitas
Visi, tujuan dan strategi pendekatan
Needs dan assets
Program design
Implementasi
Evaluasi Kategori Program
Program feed back
Sistem fe edback
5. Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan program pengembangan diatas dan penelitian sebelumnya maka strategi-
strategi yang harus dilakukan yaitu : •
Perlunya dukungan stakeholder dalam merumuskan kebijakan serta menentukan peran dalam pengembangan ekowisata pesisir Nuhuroa.
• Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang aktifitas wisata bagi
wisman dan wisnus. Fasilitas tersebut antara lain berupa perlengkapan selam dan snorkeling, serta kebutuhan rekreasi lainnya yang dibutuhkan pengunjung.
• Menetapkan kawasan yang menjadi prioritas pengembangan ekowisata sesuai
potensinya diantaranya zona snorkeling, selam, renang, wisata lamun, wisata mangrove, pulau kecil, berperahu dll.
• Pola yang dapat ditawarkan misalnya pola club untuk pengamatan burung, trips
untuk penjelajahan pulau-pulau kecil dll. •
Mobilitas, berupa jenis transportasi yang diperlukan pengunjung untuk mencapai destinasi seperti mobil, sepeda motor dan akomodasi yang diperlukan
untuk beraktifitas di destinasi seperti perahu, perahu motor, perlengkapan renang, snorkeling dan selam.
• Penginapan, dapat berupa fixed roof seperti resorts, bed and breakfasts, atau
hotel sedangkan non fixed roof seperti tenda, hammocks dll. •
Manajemen resiko, misalnya pengelolaan pengunjung dengan prinsip daya dukung.
• Promosi, sangat diperlukan untuk mempromosikan kawasan bagi masyarakat
luas. Dengan adanya program pengembangan ekowisata yang terintegrasi ini maka
diharapkan akan tercapainya ekowisata yang berkelanjutan yang dapat memberi peningkatan ekonomi bagi masyarakat maupun daerah serta terjaminnya kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan pesisir. 106
VI. KESIMPULAN DAN SARAN