Penangkapan Ekowisata
Budidaya
.00 .10
.20 .30
.40 .50
Peningkatan Ekonomi
.00 .10
.20 .30
.40 .50
Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Gambar 11 Two dimensional sensitivity
Intansi terkait yakni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta pihak swasta merupakan pelaksana dalam pengembangan ekowisata, sedangkan lembaga swadaya
masyarakat dan Akademisi berperan sebagai pengawas dan pengendali. Dengannya adanya kolaborasi stakeholder ini maka diharapkan pengembangan ekowisata pesisir
Nuhuroa dapat berkembang dengan baik.
5.3 Identifikasi Potensi Ekologis Obyek dan atraksi.
Suatu daerah memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah ekowisata apabila daerah tersebut mempunyai kekhasan yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan. Daya tarik Kawasan Pesisir Nuhuroa berupa pemandangan alam, pantai berpasir putih, ekosistem mangrove, lamun, terumbu karang dengan aneka ikan hias
di perairan sekelilingnya serta gugusan pulau-pulau kecil yang masih alami Lampiran 4. Daya tarik sumberdaya alam tersebut merupakan unsur supply bagi
ekowisata di Kawasan Pesisir Nuhuroa. 62
Pantai berpasir. Hampir di sepanjang kawasan pesisir Kecamatan PP. Kei
Kecil, Kei Kecil Barat dan Dullah Utara baik yang di wilayah daratan maupun di pulau-pulau kecilnya, merupakan tipe pantai yang landai dan berpasir putih. Hasil
pengamatan terhadap kondisi pantai tertera pada Tabel 15. 1 Pantai Ngurbloat
Pantai Ngurbloat terletak di Desa Ngilngof Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 5°23’40.27”LS dan 132°22’80.50”BT. Pantai Ngurbloat merupakan pantai
berpasir putih yang sangat halus dan berbatasan langsung dengan Pantai Ngursarnadan di sebelah utara, di sebelah selatan merupakan pantai berbatu dengan
formasi barringtonia. Pantai ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang ramai dikunjungi saat hari minggu atau hari libur.
2 Pantai Ngursarnadan Pantai Ngursarnadan terletak di Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei Kecil pada
posisi 05°23’40.15”LS dan 132°22’80.91”BT. Pantai Ngursarnadan merupakan pantai berpasir putih yang sangat halus yang berbatasan dengan Pantai Ngurbloat di
sebelah selatan, di sebelah utara merupakan pantai berbatu dengan formasi barringtonia. Pantai ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang ramai dikunjungi
saat hari minggu atau hari libur, di pantai ini telah terdapat sebuah cottages. 3 Pantai Nadiun Ohoidertawun
Pantai Nadiun Ohoidertawun terdapat di Desa Ohoidertawun Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°22’20.26”LS dan 132°23’40.28”BT. Selain merupakan
pantai berpasir putih yang luas pada saat surut, di sebelah utara pantai ini juga memiliki pantai berbatu terjal dengan ketinggian sekitar 10 - 12 meter. Di sepanjang
dinding tebing terdapat gambar dan lukisan purbakala yang belum diketahui siapa penulis dan kapan lukisan tersebut dibuat. Pantai ini juga memiliki benteng
pertahanan Jepang dengan ketinggian 1 meter di bawah tanah. Pantai Nadiun merupakan salah satu lokasi wisata di Nuhuroa yang ramai dikunjungi setiap hari
minggu atau libur, di pantai ini telah terdapat cottage yaitu savana cottages. 63
Tabel 15 Kondisi pantai berpasir
Kondisi Pantai Berpasir Lokasi
Kedalaman perairan
m Tipe
pantai Lebar
pantai m
Material dasar
perairan Kecepatan
arus mdt Kemiringan
pantai Kecerahan
perairan Penutupan
lahan pantai
Biota berbahaya
Ketersediaan air tawar
jarakkm 1. Pantai
Ngurbloat 1.03 – 2.53
Pasir putih
51 Pasir 0.047
5 100
Kelapa, cemara,
bintagor, lahan
terbuka Tidak ada
Tidak tersedia ada air
payau, air tawar pada
jarak 3 km
2. Pantai Ngursarnadan
0.38 – 3.0 Pasir
putih 47 Pasir
0.019 5
100 Kelapa,
lahan terbuka
Tidak ada Tidak tersedia
ada air payau
3. Pantai Nadiun
Ohoidertawun 0.20 – 2.0
Pasir putih
600 - 700
Pasir 0.019 –
0.079 5
100 Kelapa,
lahan terbuka
Tidak ada Tidak tersedia
ada air payau
4. Pantai Difur 2.0 – 3.0
Pasir putih
sedikit karang
23.50 Karang berpasir
0.06 5 100
Kelapa, lahan
terbuka Tidak ada
Tidak tersedia ada air
payau
5. Pantai Nam Indah
1.6 – 3.5 Pasir
putih sedikit
karang 23 Karang
berpasir 0.03 9
100 Bintagor,
lahan terbuka
Tidak ada Tidak ada
6. Pantai Elomel
1.6 – 3.5 Pantai
berbatu 1 batu
0.03 9
100 Hutan
Tidak ada Tidak ada
Sumber : Hasil pengamatan lapangan 2007
.
Gambar 12 Peta sebaran pantai berpasir dan berbatu di Nuhuroa
4 Pantai Difur Pantai Difur terletak di sebelah timur Desa Labetawi Kecamatan Dullah Utara
pada posisi 05°19’20.25”LS dan 132°28’80.43”BT. Pantai Difur merupakan pantai berpasir putih dengan butiran pasir agak kasar bila di bandingkan dengan Pantai
Ngurbloat, Ngursarnadan dan Nadiun ohoidertawun. Sebelah timur Pantai Difur berhadapan dengan Pantai Nam indah, kedua pantai ini terletak bersebelahan pada
teluk. Sebelah selatan pantai Difur merupakan pantai berbatu dengan formasi barringtonia.
Kondisi pantai di sebelah utara pantai ini telah mengalami kerusakan yang cukup parah disebabkan aktifitas pengalian pasir, sehingga terdapat kolam-kolam air, hal ini
mempercepat terjadinya abrasi dan instrusi air laut di lokasi ini. 5 Pantai Nam indah
Pantai Nam indah terletak di sebelah utara Desa Ohoitahit Kecamatan Dullah Utara pada posisi 05°19’20.30”LS dan 132°28’80.13”BT. Pantai Nam indah
merupakan pantai berpasir putih yang terletak pada teluk terbuka. Pantai ini juga merupakan salah satu lokasi wisata yang terdapat di Nuhuroa.
6 Pantai Elomel Pantai Elomel terletak di Desa Sathean Kecamatan Kei Kecil, merupakan pantai
berbatu dan terletak pada teluk semi tertutup dan terdapat beberapa pulau kecil diantaranya pulau kapal. Pantai ini merupakan salah satu lokasi wisata yang
menawarkan view berupa perairan, pulau kecil, aktifitas nelayan tradisional dan budidaya ikan.
Mangrove. Keberadaan mangrove di Pesisir Nuhuroa menyebar pada beberapa
lokasi di antaranya di Teluk Sorbai dan Teluk Tamngil. Kondisi ekosistem mangrove tertera pada Tabel 16. Ekosistem mangrove Teluk Sorbai terletak di Desa Evu
Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°28’20.16”LS dan 132°25’20.44”BT. Ekosistem mangrove di Teluk Sorbai secara administrasi terbagi atas dua kecamatan
yaitu Kecamatan PP. Kei Kecil dan Kei Kecil Barat. Kesadaran masyarakat pada desa-desa sekitar dalam menjaga ekosistem ini baik, misalnya tidak menebang pohon
untuk pemanfaatan kayu bakar, cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan yakni memasang bubu di lorong aliran air, serta peletakan alat pancing yang dipasang pada
pagi atau malam hari kemudian dicek sore atau pagi hari berikutnya. Teluk Sorbai merupakan sebaran mangrove terbesar di Maluku Tenggara, di lokasi ini dapat
dijumpai aneka burung. Sedangkan ekosistem mangrove Teluk Tamngil terletak di Desa Rumadian Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°25’80.33”LS dan
132°24’60.23”BT. 66
Tabel 16 Kondisi mangrove
Kondisi mangrove No Lokasi
Ketebalan mangrove m
Kerapatan mangrove 100m
2
Jenis mangrove Pasang surut
m Obyek biota
1. Teluk Sorbai
500 – 1500 15 - 25
Avicenia alba, Bruguiera gymnorhiza,
Ceriops tagal, Rhyzophora mucronata,
Rhyzophora stylosa, Soneratia alba
Xylocarpus granatum 1 – 1.5
Ikan, udang, kepiting, moluska, reptil biawak
Varamus salvator burung bangau.
2. Teluk Tamngil
600 15 - 25
Bruguiera gymnorhiza, Rhyzophora mucronata,
Rhyzophora stylosa, Soneratia alba, Xylocarpus
granatum Ceriops tagal 1.5 – 2.5
Ikan, kepiting, teripang, reptil, burung.
Sumber : Hasil pengamatan lapangan 2007
Gambar 13 Peta sebaran mangrove di Nuhuroa
Lamun. Hamparan lamun di Pesisir Nuhuroa tersebar tidak merata, kondisi
ekosistem lamun tertera pada Tabel 17.
Gambar 14 Peta sebaran lamun di Nuhuroa. 69
Tabel 17 Kondisi lamun
Kondisi ekosistem lamun Lokasi
Tutupan lamun
Kecerahan perairan
Jenis ikan Jenis lamun
Jenis substrat
Kecepatan arus cmdt
Kedalaman lamun m
1. Ngurbloat 61.3
100 53
Cymodocea serrulata, Halodule uninervis,
Halophila ovalis, Thalassia hemprichii,
Halodule pinifolia Enhalus acoroides
Pasir berkarang
3.5 – 9.9 1.7
2. Ngursarnadan 56.8
100 93
Cymodocea serrulata, Halodule uninervis,
Halophila ovalis Syringodium isoetifolium,
Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides
Pasir berkarang
1.9 – 7.9 1.8
Sumber : Hasil pengamatan lapangan 2007
Lamun yang terdapat di Pantai Ngurbloat Desa Ngilngof Kecamatan PP. Kei Kecil teramati pada titik awal tumbuhnya lamun yaitu posisi 05°23’40.20”LS dan
132°22’80.71”BT sampai 05°23’40.35”LS dan 132°22’80.24”BT dan jarak 100 meter tegak lurus garis pantai pada posisi 05°23’40.19”LS dan 132°22’80.51”BT dan
05°23’40.34”LS dan 132°22’20.35”BT. Spesies ikan yang teramati sebanyak 34 spesies yang termasuk dalam 17 famili. Sedangkan ekosistem lamun yang terdapat di
Pantai Ngursarnadan Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei Kecil teramati pada titik awal tumbuhnya lamun yaitu posisi 05°22’80.29”LS dan 132°22’80.91”BT sampai
05°23’40.79”LS dan 132°22’80.88”BT dan jarak 150 meter tegak lurus garis pantai pada posisi 05°22’80.29”LS dan 132°22’80.70”BT sampai 05°23’40.80”LS dan
132°22’80.65”BT. Spesies lamun yang teramati diantaranya merupakan spesies- spesies yang memiliki daya tarik wisata yaitu Cymodocea serrulata, Halodule
uninervis, Halophila ovalis, Syringodium dan Thalassodendron. Sedangkan spesies
ikan yang dijumpai sebanyak 34 spesies termasuk 17 famili, ini merupakan salah satu potensi dalam pengembangan wisata yakni aktifitas memancing.
Karang. Hamparan terumbu karang di Nuhuroa tersebar hampir merata di
seluruh kawasan pesisir pulau-pulaunya. Kondisi terumbu karang diantaranya tertera pada Tabel 18.
1 Pulau Haeh reef slope zone Pengamatan karang di perairan Pulau Haeh Kecamatan PP. Kei Kecil dengan
posisi transek 05°24’60.46”LS dan 132°22’20.18”BT. Spesies ikan yang dijumpai sebanyak 160 spesies terdiri dari ikan hias 84 spesies dan ikan konsumsi 76 spesies
yang termasuk 75 genera dan 27 famili. Dari keenam lokasi karang, reef slope zone pulau Haeh merupakan lokasi dengan jumlah spesies ikan karang terbanyak. Menurut
Yulianda 2007, persentase tutupan komunitas karang 75 dan jumlah spesies ikan 100 termasuk kategori sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata bahari kategori
wisata selam. 71
Tabel 18 Kondisi terumbu karang
Kondisi terumbu karang Lokasi
Kecerahan perairan
Tutupan komunitas karang
Jenis life form
Jenis ikan karang
Kecepatan arus cmdt
Kedalaman terumbu karang m
Lebar hamparan datar karang m
1. P. Haeh RSZ 80
82.84 14
160 8.59
14 229
2. Ohoililir RFZ 100
79.94 9
73 7.2
3.0 200
3. Ohoililir RSZ 80
58.34 13
76 8.0
12 255
4. Ohoidertawun RSZ 80
75.92 15
151 12.85
11 372
5. P. Adranan RSZ 80
64.84 14
151 4.90
13 317
6. P. Bair RFZ 100
80.90 7
76 1
2.5 50
Sumber : Hasil pengamatan lapangan 2007
Gambar 15 Peta Sebaran Terumbu Karang 73
2 Ohoililir reef flat zone Karang yang teramati pada reef flat zone Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei
Kecil terletak pada posisi 05°22’80.32”LS dan 132°22’80.87”BT, berada sekitar 7 meter dari garis pantai. Spesies ikan yang teramati sebanyak 73 spesies terdiri dari
ikan hias 42 spesies dan ikan konsumsi 31 spesies, termasuk 45 genera dan 19 famili. Menurut Yulianda 2007, penutupan komunitas karang 75 dan jumlah spesies
ikan karang 50 termasuk kategori sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata kategori wisata snorkeling.
3 Ohoililir reef slope zone Karang yang teramati pada reef slope zone Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei
Kecil terletak pada posisi 05°23’40.17”LS dan 132°22’80.10”BT. Spesies ikan karang yang dijumpai sebanyak 76 spesies terdiri dari ikan hias 35 spesies dan ikan
konsumsi 41 spesies yang termasuk dalam 47 genera dan 21 famili. 4 Ohoidertawun reef slope zone
Pengamatan karang di perairan Ohoidertawun Kecamatan PP. Kei Kecil dilakukan pada posisi 05°21’60.69”LS dan 132°23’40.18”BT. Pengamatan ikan karang
dilakukan di lokasi yang sama terhadap pengukuran persentase penutupan karang. Berdasarkan pengamatan dijumpai 151 spesies ikan yang tergolong dalam 78 genera
dan 29 famili berupa ikan hias 74 spesies dan ikan konsumsi 77. Kondisi ini menurut Yulianda 2007, sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata bahari kategori
wisata selam. 5
Pulau Adranan reef slope zone Pulau Adranan merupakan pulau kecil yang dikelilingi pantai pasir putih
berjarak kurang lebih 15 menit dari Desa Namser menggunakan speedboat. Pada waktu sore pulau ini biasanya banyak disinggahi burung. Pengamatan karang
dilakukan kurang lebih berjarak 20 meter dari garis pantai. Posisi lintang dan bujur transek ini adalah 05°18’60.11”LS dan 132°27’00.15”BT terletak di Kecamatan
Dullah Utara. Dijumpai 151 spesies ikan karang di pulau ini, terdiri dari 78 spesies ikan hias dan dan 73 spesies ikan konsumsi yang tergolong dalam 74 genera dan 27
famili. 74
10 20
30 40
50 60
70 80
P. H
aeh 14
m
O ho
ili lir
F SZ
3 m
Oh oi
lili r R
SZ 1
2m
O hoi
de rta
w un R
SZ 1
1m
P. A
dr an
an RS
Z 13
m P.
B ai
r 2 .5
m Hard Corals
Algae Other Faunas
Algae Abiotik
6 Pulau Bair reef flat zone Pengamatan dilakukan diantara pulau-pulau kecil yang terdapat di dalam Pulau
Bair pada posisi 05°15’60.93”LS dan 132°25’20.42”BT. Spesies ikan yang teramati sebanyak 76 spesies terdiri dari 36 spesies ikan hias dan 40 spesies ikan konsumsi,
tergolong dalam 44 genera dan 19 famili. Pulau Bair merupakan lokasi yang tenang dengan banyak pulau-pulau kecilnya dikelilingi oleh dinding batu serta anggrek.
Cocok dikembangkan sebagai lokasi kayaking dan snorkeling dengan jumlah pengunjung yang terbatas. Secara ringkas, hasil pengamatan insitu terhadap kondisi
tutupan komunitas karang di 6 lokasi disajikan pada Gambar 16.
Gambar 16 Persentase tutupan komunitas karang Secara keseluruhan hasil identifikasi ekologis dari lokasi-lokasi tersebut
berpotensi dikembangkan sebagai kawasan ekowisata bahari Tabel 19. Setiap lokasi memiliki potensi ekologis berupa sumberdaya pesisir yang dapat merupakan aset
utama dalam pengembangan ekowisata bahari, dengan demikian lokasi-lokasi tersebut berpotensi sebagai lokasi wisata.
Tabel 19 Rekapitulasi potensi ekologis
Potensi Ekologis Total
No Lokasi Pantai Berpasir Berbatu
Mangrove Lamun Karang 1. Pantai
Ngurbloat 1
1 2
2. Pantai Ngursarnadan
1 1
1 3
3. Pantai Nadiun
1 1
2 4. Pantai
Difur 1
1 5.
Pantai Nam indah 1
1 6. Pantai
Elomel 1
1 7. Pulau
Haeh 1
1 8. Pulau
Adranan 1
1 2
9. Pulau Bair
1 1
10. Teluk Sorbai
1 1
11. Teluk Tamngil
1 1
Ket : 1 = Pantai berpasir 0 = Tidak ada
1 = Pantai berbatu 1 = Ada
Kesesuaian ekowisata. Penentuan kategori kesesuaian Pesisir Nuhuroa untuk
kegiatan wisata pantai dan bahari, sangat dipengaruhi oleh kondisi biofisik kawasan. Hal ini berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan kondisi biofisik
kawasan. Atau dengan kata lain, apabila wisatawan berminat melakukan kegiatan tertentu seperti berenang, menyelam atau memancing, mereka dapat memilih lokasi-
lokasi tertentu yang sesuai untuk aktifitas wisata tersebut. Penentuan kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisata pantai dan wisata bahari di pesisir Nuhuroa
menggunakan data primer dan data sekunder sebagai atribut pada peta-peta tematik berdasarkan paramater kesesuaian lahan ekowisata bahari untuk setiap kategori
wisata menurut Yulianda 2007. Adapun kisaran atau interval nilai kelas kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari yang digunakan yaitu sangat sesuai S1; 80-100,
dan cukup sesuai S2; 60-80 dengan luas kelas kesesuaian wisata untuk setiap kategori wisata tertera pada Tabel 20 dan uraiannya.
Tabel 20 Luas kesesuaian obyek dan atraksi ekowisata
Wisata Pantai Wisata Bahari
Rekreasi Mangrove Lamun
Snorkeling Selam Lokasi
S1 S2
S1 S2
S1 S2
S1 S2
S1 S2
1. Pantai Ngurbloat 1.508m
- -
- 31326m
2
14165m
2
- - - - 2. Pantai Ngursarnadan
1.690m -
- -
74018m
2
28202m
2
35675m
2
20226m
2
40356m
2
59041m
2
3. Pantai
Nadiun 2.421m -
- - - - - - 107237m
2
226246m
2
4. Pantai
Difur 700m 400m
- - - - - - - - 5.
Pantai Nam
indah 800m
300m - - - - - - - -
6. Pantai
Elomel - 250
- - - - - - - - 7.
Pulau Haeh -
- - - - - - - 37540m
2
62306m
2
8. Pulau
Adranan 467m
- - - - - - - 52232m
2
33756m
2
9. Pulau Bair -
- -
- -
- 9173m
2
14860m
2
- -
10. Teluk
Sorbai - -
13.442m 1.852m
- - - - - - 11.
Teluk Tamngil
- -
1.882m 300m
- - - - - -
Ket: S1 = Sangat sesuai
S2 = Cukup sesuai
Analisis kesesuaian diperoleh hasil bahwa untuk kategori wisata mangrove, lamun, snorkeling dan selam pada setiap lokasi memiliki 2 dua kelas kesesuaian
yaitu S1 sangat sesuai dan S2 cukup sesuai dengan luas daerah S1 dan S2 yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa setiap obyek dan atraksi pada lokasi ini dapat
dikembangkan sebagai kawasan wisata dengan kelas sangat sesuai dan cukup sesuai. Pada kategori wisata rekreasi dari ketujuh lokasi terdapat dua 2 lokasi yang
memiliki dua kelas kesesuaian wisata S1 dan S2 yaitu Pantai Difur dan Nam indah dengan luas daerah kesesuaian yang berbeda. Keempat lokasi lainnya yakni Pantai
Ngurbloat, Ngursarnadan, Nadiun dan Pulau Adranan memiliki satu 1 kelas kesesuaian wisata yaitu S1 sangat sesuai, artinya pantai berpasir yang terdapat di
setiap lokasi ini sangat sesuai dikembangkan sebagai kawasan rekreasi. Sedangkan Pantai Elomel memiliki satu 1 kelas kesesuaian yaitu S2 cukup sesuai untuk
aktifitas wisata renang dan olahraga air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap lokasi berpotensi dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Rekapitulasi peta
kesesuaian wisata yang terdapat di Pesisir Nuhuroa tertera pada Gambar 17.
Wisata pantai. Wisata pantai merupakan aktifitas wisata yang dilakukan di sisi
bentang darat dan perairan tepi pantai, yaitu kegiatan wisata berupa olahraga susur pantai, bola volly pantai, bersepeda pantai, panjat tebing pada dinding terjal pantai
cliff, menelusuri gua pantai, bermain layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan- jalan melihat pemandangan, berenang dan sebagainya. Wisata pantai disini
dikategorikan menjadi dua yaitu rekreasi dan wisata mangrove. Analisa kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi menunjukan bahwa enam
lokasi berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata pantai. Kelima lokasi ini umumnya memiliki beberapa kesamaan dalam aktifitas wisata yang dilakukan seperti
berenang dan menikmati pemandangan alam, namun juga terdapat perbedaan aktifitas yang dilakukan karena keunikan dan karekteristik ekologi setiap lokasi. Adapun
aktifitas wisata pantai yang dapat dilakukan di setiap kawasan wisata pantai tertera pada Tabel 21. Sedangkan kesesuaian wisata mangrove pada dua lokasi dapat
dikembangkan sebagai kawasan wisata mangrove. Aktifitas wisata yang dapat dilakukan di lokasi wisata mangrove tertera pada Tabel 22.
Gambar 17 Peta kesesuaian wisata 79
Tabel 21 Aktifitas wisata pada wisata pantai
Lokasi Aktifitas wisata
Keterangan 1. Pantai Ngurbloat
Olahraga susur pantai, volly pantai, bersepeda pantai,
bermain layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan-
jalan melihat pemandangan, berenang, menikmati sunset dll.
Sangat cocok untuk berjemur karena butiran
pasir di pantai ini sangat halus
2. Pantai Ngursarnadan Olahraga susur pantai, volly
pantai, bersepeda pantai, bermain layang-layang,
berkemah, berjemur, berjalan- jalan melihat pemandangan,
berenang, menikmati sunset dll. Sangat cocok untuk
berjemur karena butiran pasir di pantai ini sangat
halus
3. Pantai Nadiun Olahraga susur pantai,
bersepeda pantai, bermain layang-layang, berkemah,
berjemur, berjalan-jalan melihat pemandangan, berenang, panjat
tebing dll. Terdapat area yang cocok
untuk berjemur juga untuk aktifitas panjat tebing
4. Pantai Difur Bermain layang-layang,
berjalan-jalan melihat pemandangan, berenang, dll.
Kurang cocok untuk berjemur karena butiran
pasir di pantai ini agak kasar serta luas pantai
berpasir yang sempit.
5. Pantai Nam indah Olahraga susur pantai, bermain
layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan-jalan melihat
pemandangan, berenang, dll. Kurang cocok untuk
berjemur karena butiran pasir di pantai ini agak
kasar serta luas pantai berpasir yang sempit.
6. Pantai Elomel Melihat pemandangan pulau
kecil dan aktifitas nelayan, berenang, berperahu dan
memancing. Tidak cocok untuk berjemur
karena merupakan pantai berbatu.
Tabel 22 Aktifitas wisata pada wisata mangrove
Lokasi Aktifitas wisata
Keterangan 1. Teluk Sorbai
Pengamatan burung, memancing, berperahu, wisata edukasi, melihat
aktifitas nelayan tradisional, dll. Aktifitas wisata dapat
dilakukan setiap saat, tanpa dibatasi pasut.
2. Teluk Tamngil Pengamatan burung, memancing,
berperahu, wisata edukasi dll. Aktifitas wisata tidak dapat
dilakukan setiap saat, karena dibatasi pasut.
Aneka satwa seperti kepiting, ketam kenari, udang, biawak, serta beberapa jenis burung dan anggrek dapat dijumpai di lokasi ini. Pengamatan burung cocok
dilakukan saat sore, saat burung kembali ke sarangnya. Burung yang teramati di Teluk Sorbai diantaranya terdapat beberapa jenis yang dilindungi berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 yaitu bangau putih Bubulcus ibis, bangau hitam Ciconia episcopus, kakatua putih Cacatua alba, kakatua hijau, nuri
Eos histrio, elang Hinecopernis longicauda, kelelawar Rousettus sp, tekukur Streptopelia cinensis, pelikan Pelecanus cospicillatus dan sesap madu
Meliphagidae. Burung yang teramati di teluk Tamngil antara lain bangau putih Bubulcus ibis, bangau hitam Ciconia episcopus, pelikan Pelecanus cospicillatus,
tekukur Streptopelia cinensis, kakatua putih Cacatua alba, sesak madu Meliphagidae, Aplonea metalica, burung srijantung Dicrurus sp, tetengket sawah
Halcyon chloris dan beberapa jenis burung lainnya. Khusus burung pelikan pengamatan sebaiknya dilakukan bulan September-Oktober atau awal Januari-
Februari saat burung ini bermigrasi. Informasi yang diperoleh bahwa tahun 2005 jumlah burung sekitar 5-0 ekor, namun tahun 2006 meningkat yaitu sekitar 100 ekor,
yang dapat dijumpai pada setiap jalan air. Untuk bangau jumlahnya sudah berkurang, disebabkan habitatnya yang rusak.
Wisata bahari.
Wisata bahari merupakan wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut seascape, antara lain memancing fishing,
bersampan yang meliputi mendayung boating dan berlayar sailing, menyelam meliputi selam dan snorkeling, berselancar angin wind surfing, serta berparasut
parasailing. Wisata bahari disini terbagi menjadi tiga kategori yaitu wisata lamun, selam dan snokeling Yulianda, 2007.
Kesesuaian ekosistem lamun di Pantai Ngurbloat dan Nugursarnadan berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata lamun. Spesies ikan yang teramati di Pantai
Ngursarnadan sebanyak 93 spesies, lebih banyak dari jumlah spesies yang dijumpai di Ngurbloat 53 spesies. Ini dapat dipengaruhi oleh kondisi karang yang rusak
berdasarkan hasil pengamatan karang di Ngurbloat. Umumnya kondisi karang yang terdapat di Ngursarnadan lebih baik daripada di Ngurbloat. Ini menyebabkan jumlah
ikan lebih banyak dijumpai di Ngursarnadan, karena diketahui bahwa ekosistem karang dan lamun merupakan ekosistem penting bagi biota laut yaitu sebagai tempat
mencari makan feeding ground, bertelur spawning ground dan pembesaran nursery ground. Dari potensi yang terdapat di kawasan ini dapat dikembangkan
aktifitas wisata lamun sebagai berikut: Tabel 23 Aktifitas wisata pada wisata lamun
Lokasi Aktifitas wisata
1. Pantai Ngurbloat Memancing, wisata edukasi dan berperahu
2. Pantai Ngursarnadan Memancing, wisata edukasi dan berperahu
Kesesuaian wisata selam pada empat lokasi pengamatan karang Ohoililir reef slope zone
, Pulau Haeh reef slope zone, Ohodertawun reef slope zone, dan Pulau Adranan reef slope zone menunjukan bahwa setiap lokasi berpotensi dikembangkan
sebagai kawasan wisata selam. Daya tarik yang dimiliki berupa panorama bawah laut yang dihiasi aneka jenis life form, jenis ikan karang dan tutupan komunitas karang.
Untuk kesesuaian wisata snorkeling pada dua lokasi pengamatan Ohoililir reef flat zone
dan Pulau Bair reef flat zone, berpotensi dikembangkan sebagai lokasi wisata snorkeling. Daya tarik yang dimiliki berupa pemandangan bawah air seperti
aneka jenis life form dan jenis ikan karang. Tutupan komunitas karang terbanyak di Ohoililir RFZ adalah hard coral sebesar 66.84 bila dibandingkan dengan komunitas
karang lainnya dengan spesies ikan yang teramati sebanyak 73 spesies. Kesadaran masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir di desa Ohoililir tergolong cukup baik,
ini dibuktikan dengan kondisi karang yang masih baik bila dibandingkan dengan ekosistem karang di Pantai Ngurbloat yang mengalami kerusakan akibat penangkapan
ikan yang tidak ramah lingkungan. Potensi yang dimiliki Oholilir RFZ, maka aktifitas wisata yang dapat dilakukan berupa snorkeling, memancing dan berperahu.
Pulau Bair memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan pulau-pulau lain yang terdapat di Nuhuroa. Keunikannya adalah bila diperhatikan dari luar, yang
teramati hanyalah satu pulau saja, namun bila dilihat lebih dekat terdapat jalur masuk 82
kedalam pulau baik di sisi utara maupun selatan. Pada sisi utara, pasut sangat diperhatikan saat melewati jalur ini, sebab jalur ini hanya memiliki lebar sekitar 2
meter dengan kedalaman 1-2 meter saat pasang tertinggi. Sisi selatan memiliki jalan masuk yang agak lebar sekitar 5-6 meter serta kedalaman 2-3 meter. Kedalaman rata-
rata perairan di pulau-pulau kecil yang terdapat di dalam Pulau Bair adalah 2-3 meter pada pasang tertinggi. Di dalam pulau ini terdapat sekitar 10 pulau kecil, sehingga
membentuk lorong-lorong air dimana pada dinding pulau yang berbatu banyak ditumbuhi anggrek. Waktu yang cocok untuk menikmati anggrek di pulau ini adalah
bulan Mei, sebab bulan ini merupakan musim berbunga anggrek. Berdasarkan potensi dan daya tarik yang terdapat di Pulau Bair, aktifitas wisata yang dapat dilakukan
seperti snorkeling, memancing, berperahu dan menikmati view pulau-pulau kecil. Peta kesesuaian wisata setiap lokasi tertera pada Gambar 18-25 berikut.
Gambar 18 Peta kesesuaian Pulau Bair Gambar 19 Peta kesesuaian Pulau Adranan
Gambar 20 Peta kesesuaian Pantai Difur dan Nam indah
Gambar 21 Peta kesesuaian Pantai Nadiun ohoidertawun
Gambar 22 Peta kesesuaian Pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan
Gambar 23 Peta kesesuaian Pulau Haeh 84
Gambar 24 Peta kesesuaian Teluk Sorbai
Daya dukung. Penentuan daya dukung disini menggunakan analisis daya
dukung kawasan DDK untuk mengetahui jumlah maksimun pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di setiap lokasi pengembangan ekowisata. Perhitungan
DDK mencakup dua kategori kesesuaian yaitu sangat sesuai S1 dan cukup sesuai S2 yang sudah diperoleh pada setiap kategori wisata. Hasil perhitungan daya
dukung diperoleh jumlah pengunjung yang dapat ditampung disetiap kawasan berdasarkan kategori wisata, tertera pada Tabel 24.
Hasil ini terlihat bahwa jumlah pengunjung yang sedikit atau terbatas dikarenakan kondisi sumberdaya yang rentan bila pemanfaatan yang berlebihan.
Sebab itu dalam pengembangan kawasan khususnya zona wisata bahari wisata lamun, snorkeling dan selam, pengunjung yang akan melakukan aktifitas wisata pada
zona ini harus diberi pemahaman, misalnya pengunjung diharuskan menggunakan alat selam dan snorkeling, tidak boleh menginjak karang dll.
Gambar 25 Peta kesesuaian Teluk Tamngil 85
Tabel 24 Daya dukung kawasan
Wisata pantai Wisata bahari
Rekreasi, wisata olahraga
Mangrove Lamun Snorkeling Selam
Lokasi S1 S2
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 1. Pantai Ngurbloat
60 -
- -
250 113
- -
- -
2. Pantai
Ngursarnadan 68 -
- -
592 225 285 161 320 472 3.
Pantai Nadiun
97 - - - - - - - 856
1808 4.
Pantai Difur
28 16 - - - - - - - -
5. Pantai
Nam indah 32 12
- - - - - - - - 6.
Pantai Elomel
- 10 - - - - - - - -
7. Pulau
Haeh - -
- - - - - - 296 496
8. Pulau
Adranan 19 -
- - - - - - 416 264
9. Pulau
Bair - -
- - - - 73 118
- - 10. Teluk Sorbai
- -
1075 148
- -
- -
- -
11. Teluk Tamngil -
- 150
24 -
- -
- -
- Ket:
S1 = Sangat sesuai S2 = Cukup sesuai
Kepekaan lingkungan. Pemetaan kepekaan lingkungan ini dimaksud sebagai
pedoman bagi kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir serta digunakan dalam mengevaluasi bahaya potensial yang dapat ditimbulkan dari berbagai kegiatan baik di
terestrial maupun yang terjadi di lingkungan pesisir. Diperoleh peta kepekaaan lingkungan pada setiap kawasan Gambar 26. Hasil ini terlihat bahwa sebagian besar
kawasan tergolong kategori kepekaan sedang. Ini menunjukkan bahwa kegiatan ekowisata tidak berpotensi menimbulkan kerusakan sumberdaya alam serta
lingkungan pesisir. 86
Gambar 26 Peta kepekaan lingkungan 87
5.4 Identifikasi Sarana Pendukung Pengembangan Kawasan Ekowisata Infrastruktur.