Perencanaan Pengembangan Ekowisata Pesisir

Secara umum, sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di wilayah daratan teresterial, pesisir dan laut pulau-pulau kecil terdiri atas sumberdaya dapat pulih renewable resources atau sumberdaya alam hayati, sumberdaya tidak dapat pulih non renewable resources atau sumberdaya alam nir-hayati dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut environmental services. Selain potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan tersebut di atas, ekosistem pesisir juga memiliki peran dan fungsi yang sangat menentukan bukan saja bagi kelangsungan hidup manusia, tetapi juga bagi kesinambungan ekonomi. Hal utama adalah fungsi dan peranan ekosistem pesisir dan laut sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi dan biogeokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah dan sistem penunjang kehidupan lainnya di daratan. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan tersebut harus diiringi dengan upaya konservasi, sehingga dapat berlangsung optimal dan berkelanjutan.

2.3 Perencanaan Pengembangan Ekowisata Pesisir

Pesisir adalah sumber daya alam yang sangat penting. Berbagai aktifitas sosial dan ekonomi membutuhkan lokasi pesisir dan banyak wilayah pesisir mempunyai nilai lansekap, habitat alam dan sejarah yang tinggi, yang harus dijaga dari kerusakan secara sengaja maupun tidak sengaja. Perencanaan tata ruang zonasi wilayah pesisir berperan untuk menyerasikan kebutuhan pembangunan dengan kebutuhan untuk melindungi, melestarikan, dan meningkatkan kualitas lansekap, lingkungan, serta habitat flora dan fauna Darwanto, 2005. Rencana zonasi wilayah pesisir diperlukan untuk menjaga kelestarian pantai dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan wilayah pesisir mempunyai ruang lingkup yang luas, meliputi banyak aspek dan sektor pembangunan, maka perlu optimalisasi pemanfaatan sumberdaya melalui pengelolaan yang terpadu, agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi sekaligus menjaga sumberdaya alam agar tetap lestariberkelanjutan. Bengen 2005, salah satu cara untuk mencapai keseimbangan antara ketersediaan sumberdaya dan kebutuhan manusia adalah menetapkan jenis dan besaran aktifitas manusia sesuai dengan kemampuan lingkungan untuk menampungnya. Artinya, setiap aktifitas pembangunan di suatu wilayah harus didasarkan pada analisis kesesuaian lingkungan. Selanjutnya menurut Bengen 2005, analisis kesesuaian lingkungan harus mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomi yaitu: 1 Aspek ekologis; dapat didekati dengan menganalisis: 1. Potensi maksimun sumberdaya berkelanjutan Berdasarkan analisis ilmiah dan teoritis, dihitung potensi atau kapasitas maksimun sumberdaya untuk menghasilkan barang dan jasa goods and services dalan jangka waktu tertentu. 2. Kapasitas daya dukung carrying capacity Daya dukung didefinisikan sebagai tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungannya. 3. Kapasitas penyerapan limbah assimilative capacity Kapasitas penyerapan limbah adalah kemampuan sumberdaya alam dapat pulih misalnya air, udara, tanah untuk menyerap limbah aktifitas manusia. Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca, temperatur dan aktifitas manusia. 2 Aspek sosial Aspek sosial dapat ditilik dari penerimaan masyarakat terhadap aktifitas yang akan dilakukan, mencakup dukungan sosialterhindar dari konflik pemanfaatan, terjaganya kesehatan masyarakat dari akibat pencemaran, budaya, estetika, keamanan dan kompatibilitas. 3 Aspek ekonomi Aspek ekonomi dapat ditinjau dari kelayakan usaha dari aktifitas yang akan dilaksanakan. Analisisnya meliputi: revenue cost ratio RC, net present value NPV, net benefit cost ratio net BC, intenal rate return IRR dan analisis sensitivitas sensitivy analysis. Menurut Yulianda 2007, penataan kawasan ekowisata bahari harus memperhatikan prinsip konservasi untuk mempertahankan keseimbangan alam. Sistem zonasi merupakan suatu upaya untuk melindungi sumberdaya alam dan mempermudah pelaksanaan pengelolaan. Penentuan zonasi dilakukan dengan mempertimbangkan faktor ekologi, sosial dan ekonomi. Faktor ekologi yang dipertimbangkan adalah keberadaan satwa yang dilindungi dan kerentanan habitat ekosistem, serta tingkat ancaman kerusakan. Faktor sosial mempertimbangkan kegiatan masyarakat dan pengunjung serta gangguan yang ditimbulkannya. Sedangkan faktor ekonomi yang dipertimbangkan adalah nilai manfaat ekowisata yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

2.4 Daya Dukung