Daerah Penangkapan Ikan Armada Penangkapan

Menurut Susanti 2005, metode pengoperasian bubu tambun adalah sebagai berikut: 1 Persiapan Tahap persiapan dilakukan sebelum menuju daerah peletakan bubu. Tahap ini meliputi persiapan perbekalan, persiapan alat tangkap, persiapan alat bantu penangkapan, dan persiapan perahu. Persiapan alat tangkap meliputi persiapan bubu dan rautan bambu untuk perbaikan bubu jika ada bubu yang rusak. Alat bantu penangkapan yang disiapkan berupa kaca mata selam, ganco, dan ember. Jika semua persiapan sudah selesai dilakukan, maka selanjutnya pergi ke fishing ground. 2 Pemasangan bubu setting Pemasangan bubu dilakukan dengan cara ditambun menggunakan batu karang, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Penambunan akan dihentikan jika bubu telah tertutupi oleh karang. Tahap akhir dari pemasangan bubu adalah pembuatan jalan ikan pada daerah sekitar mulut bubu. Benda­benda yang menghalangi mulut bubu akan disingkirkan sehingga ikan akan mudah masuk ke dalam bubu. 3 Perendaman bubu soaking Perendaman bubu dilakukan kurang lebih selama 24 jam. 4 Pengangkatan bubu hauling Proses pengangkatan bubu diawali dengan menyingkirkan batu karang yang digunakan untuk menimbun bubu. Pengangkatan bubu dibantu dengan alat “ganco” untuk memudahkan pada proses pengangkatan. Seletah diangkat, selanjutnya pintu bubu dibuka untuk mengeluarkan hasil tangkapan.

2.8 Daerah Penangkapan Ikan

Perairan tropis dicirikan dengan perairan dengan kandungan nutrien yang relatif rendah. Tetapi tetap merupakan daerah yang paling produktif dan memiliki keanekaragaman komunitas yang tinggi seperti daerah terumbu karang, lamun, dan bakau. Perairan dangkal laut tropis dicirikan dengan adanya tiga ekosistem yang saling berkaitan satu sama lain, yakni hutan bakau, padang lamun, dan terumbu karang. Keterkaitan antar tiga ekosistem ini sangat erat yakni dalam kehidupan hewan­hewan dan sumber nutriens. Hutan bakau merupakan daerah pembesaran bagi ikan­ikan terumbu karang. Pergerakan air laut membawa nutriens yang dihasilkan di hutan bakau sehingga memperkaya nutrien di padang lamun dan terumbu karang LIPI , 2007. Daerah terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun merupakan daerah operasi penangkapan ikan yang tepat termasuk untuk alat tangkap bubu. Namun alat tangkap yang digunakan harus tepat, misalnya jangan menangkap ikan di hutan bakau, karena daerah tersebut merupakan daerah pembesaran bagi ikan­ikan karang. Pada dasarnya, pemasangan bubu dilakukan di daerah yang sudah diperkirakan terdapat ikan. Bubu tambun yang ada di Kepulauan Seribu, dioperasikan di daerah karang. Lain halnya dengan bubu kepiting bakau, yang mana bubu tersebut dioperasikan di hutan bakau. Menurut Subani dan Barus 1988 bubu ambai dan bubu apolo dioperasikan 1 ­ 2 mil dari garis pantai. Bahkan ada pula bubu yang dioperasikan di laut dalam dan permukaan laut.

2.9 Armada Penangkapan

Kapal merupakan alat yang berfungsi untuk membawa nelayan dan alat tangkap menuju fishing ground dan selanjutnya membawa nelayan, alat tangkap jika dibawa kembali pulang, dan hasil tangkapan kembali menuju fishing base. Dalam perikanan bubu pada umumnya nelayan banyak yang menggunakan kapal kayu, namun ada pula yang menggunakan kapal dari bahan fiber. Besar kecilnya kapal yang digunakan tergantung alat tangkap dan daerah penangkapan ikannya. Kapal yang digunakan oleh nelayan bubu yang mengoperasikan bubu di daerah pantai biasanya memiliki panjang antara 5 – 6 m. Kapal ini hanya menggunakan mesin tempel. Sedangkan untuk kapal yang digunakan oleh bubu yang dioperasikan di lepas pantai pada umumnya berukuran lebih besar. Kapal ini memiliki panjang antara 18 – 40 m Sainsbury, 1996. Menurut Susanti 2005, ada dua macam kapal yang digunakan nelayan bubu tambun, yaitu kapal motor dan kapal tanpa motor. Motor pada kapal nelayan bubu, membantu nelayan untuk mencapai fishing ground yang lebih jauh.

2.10 Nelayan