2.5.3 Posisi dan jumlah
Jirapunpipat et al. 2008 melakukan penelitian dengan menggunakan escape gap berbentuk kotak. Jumlah escape gap yang dipasang pada masing
masing bubu adalah 5 buah. Kelima escape gap ini dipasang pada lokasi berbeda, pertama dibagian sudut sisi miring pintu masuk, kedua dipasang di sisi bagian
atas, ketiga dipasang di sisi bagian bawah, keempat dipasang di atas bagian tengah, dan kelima dipasang di tengah sisi miring pintu masuk. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepiting lebih banyak keluar dari escape gap yang dipasang pada sisi bagian bawah. Selain itu, semakin banyak jumlah escape gap, akan
memberikan peluang yang lebih besar bagi kepiting untuk keluar. Hal ini dikarenakan kepiting akan lebih mudah menemukan escape gap.
2.6 Hasil Tangkapan Bubu
Jenis ikan yang menjadi hasil tangkapan bubu tergantung dari lokasi bubu itu dioperasikan. Menurut Subani dan Barus 1988, hasil tangkapan utama bubu
dasar adalah Hasil tangkapan utama yang menjadi target dari bubu ini adalah ikan kwe Caranx spp, baronang Siganus spp, kerapu Epinephelus spp, kakap
Lutjanus spp, kakaktua Scarus spp, ekor kuning Caesio spp, kaji Diagramma spp, lencam Lethiunus spp, udang peneide, udang barong, dan
lainlain. Hasil tangkapan utama bubu apung adalah ikan tembang, japuh, julung julung, torani, malalugis, kembung, selar, dan lainlain. Adapun hasil tangkapan
utama bubu hanyut adalah ikan terbang.
2.7 Metode Penangkapan Bubu
Pengoperasian bubu dapat dilakukan secara tunggal single trap maupun dengan sistem rawai longline trap. Pemasangan bubu dengan sistem tunggal
biasanya digunakan untuk menangkap ikan karang maupun bubu yang dioperasikan di hutanhutan bakau untuk menangkap kepiting bakau. Hal ini
karena lokasi penangkapan yang tidak memungkinkan pemasangan bubu dengan sistem rawai. Pemasangan bubu dengan sistem rawai longline trap sering
digunakan pada penangkapan rajungan.
Menurut Susanti 2005, metode pengoperasian bubu tambun adalah sebagai berikut:
1 Persiapan
Tahap persiapan dilakukan sebelum menuju daerah peletakan bubu. Tahap ini meliputi persiapan perbekalan, persiapan alat tangkap, persiapan alat bantu
penangkapan, dan persiapan perahu. Persiapan alat tangkap meliputi persiapan bubu dan rautan bambu untuk perbaikan bubu jika ada bubu yang rusak. Alat
bantu penangkapan yang disiapkan berupa kaca mata selam, ganco, dan ember. Jika semua persiapan sudah selesai dilakukan, maka selanjutnya pergi ke
fishing ground.
2 Pemasangan bubu setting Pemasangan bubu dilakukan dengan cara ditambun menggunakan batu karang,
baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Penambunan akan dihentikan jika bubu telah tertutupi oleh karang. Tahap akhir dari pemasangan bubu
adalah pembuatan jalan ikan pada daerah sekitar mulut bubu. Bendabenda yang menghalangi mulut bubu akan disingkirkan sehingga ikan akan mudah
masuk ke dalam bubu.
3 Perendaman bubu soaking Perendaman bubu dilakukan kurang lebih selama 24 jam.
4 Pengangkatan bubu hauling Proses pengangkatan bubu diawali dengan menyingkirkan batu karang yang
digunakan untuk menimbun bubu. Pengangkatan bubu dibantu dengan alat “ganco” untuk memudahkan pada proses pengangkatan. Seletah diangkat,
selanjutnya pintu bubu dibuka untuk mengeluarkan hasil tangkapan.
2.8 Daerah Penangkapan Ikan