Musim Produksi Ikan KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

berasal dari pelapukan tumbuh­tumbuhan serta material yang terbawa oleh arus laut dan tertahan pada akar pohon bakau. Pada umumnya keadaan geologi Kepulauan Seribu terbentuk dari batuan kapur, karang, pasir, dan sedimen yang berasal dari Pulau Jawa dan Laut Jawa. Pada bagian atas batuan dasar diendapkan sedimen epiklasik, batu gamping, dan batu lempung. Endapan batuan tersebut merupakan dasar tempat pertumbuhan gamping terumbu karang. Sebagian besar terumbu karang yang ada di Kepulauan Seribu masih mengalami pertumbuhan. Pada wilayah Kepulauan Seribu tidak dijumpai sumber hidrologi permukaan seperti sungai dan mata air. Kondisi air tanah sangat tergantung pada kepadatan vegetasinya. Untuk pulau­pulau yang mempunyai vegetasi yang padat dan mempunyai lapisan tanah yang cukup tebal, maka kondisi air tanah akan mempunyai kualitas baik yaitu tawar. Hal tersebut karena vegetasi dan lapisan tanah tersebut menyimpan air tanah yang berasal dari hujan. Secara umum keadaan laut mempunyai kedalaman yang berbeda­beda yakni berkisar antara 0­40 meter. Pada wilayah Kepulauan Seribu terdapat tiga tempat yang mempunyai kedalaman perairan yang lebih dari 40 meter, yaitu sekitar Pulau Payung, Pulau Tikus, dan Pulau Pari. Suhu udara rata­rata antara 26.5­28.5°C dengan suhu udara maksimum tahunan 29.5­32.9°C dan minimum 23.0­23.8°C. Kelembaban rata­rata berkisar antara 75­99 dan tekanan udara rata­rata berkisar antara 1009.0­1011.0 milibar mb. Kecepatan maksimum arus permukaan laut pada musim barat dan musim timur adalah 0.5 mdetik. Arah arus permukaan pada musim barat adalah arah Timur sampai Tenggara. Gelombang laut yang terdapat pada musim barat mempunyai ketinggian antara 0.5­1.75 m dan musim timur 0.5­1.0 m. Suhu permukaan di Kepulauan Seribu pada musim barat berkisar antara 28.5­30.0°C. Adapun pada musim timur suhu permukaan antara 28.5­31.0°C. Salinitas permukaan berkisar antara 30­34 pada musim barat maupun pada musim timur.

4.2 Musim

Tipe iklim pada sebelas pulau yang ada di Kepulauan Seribu adalah tropika panas dengan suhu maksimum 32°C dan suhu minimum 21.6°C. Adapun suhu rata­rata adalah 27°C dan kelembaban udara 80. Pada bulan Maret, April, dan Mei keadaan cuaca di Kepulauan Seribu dalam kondisi baik. Curah hujan di Kepulauan seribu berkisar antara 100­400 mm. Adapun curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, sehingga bulan Januari dikatakan sebagai bulan basah. Adapun bulan kering terjadi pada bulan Juni hingga September. Musim yang terdapat di Kepulauan Seribu adalah musim barat dan musim timur. Pada musim barat, angin bertiup dari Barat disertai dengan hujan lebat. Adapun pada musim timur, angin bertiup dari Timur serta kering. Angin barat terjadi pada bulan Desember hingga Maret dan angin timur terjadi antara bulan Juni hingga September. Musim pancaroba terjadi antara bulan April hingga Mei dan bulan Oktober hingga Nopember. Kecepatan angin berkisar antara 7­20 knot, biasanya terjadi pada bulan Desember hingga Pebruari. Pada musim timur kecepatan angin berkisar antara 7­15 knot yang bertiup dari arah Timur Laut sampai Tenggara. Musim hujan di Kepulauan Seribu biasanya terjadi antara bulan Nopember hingga April dengan jumlah hari hujan antara 10­20 haribulan. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Januari. Curah hujan tahunan berjumlah sekitar 1.700 mm. Pada musim kemarau kadang­kadang terjadi hujan dengan jumlah hari hujan antara 4­10 haribulan. Curah hujan terkecil pada umumnya terjadi pada bulan Agustus.

4.3 Unit Penangkapan Ikan

Unit penangkapan ikan merupakan keseluruhan komponen penangkapan ikan. Unit penangkapan ikan terdiri dari alat penangkapan, armada penangkapan, dan nelayan. 4.3.1 Alat penangkapan ikan Alat tangkap merupakan alat yang digunakan untuk menangkap ikan. Konstruksi alat tangkap ini biasanya disesuaikan dengan tingkah laku ikan yang menjadi target penangkapan dan habitatnya. Alat tangkap yang digunakan nelayan di Kelurahan Pulau Panggang bervariasi, diantaranya adalah payang, jaring dasar, jaring gebur bottom gillnet, bubu, pancing, dan muroami. Alat tangkap pancing merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan. Jumlah pemilik alat tangkap pancing berjumlah 444 orang dan jumlah keseluruhan pancing adalah 532 unit. Jumlah alat tangkap terbesar ke dua adalah bubu. Jumlah nelayan yang mengoperasikan bubu sebanyak 27 orang dan jumlah alat tangkap bubu sebanyak 220 unit bubu. Jenis dan jumlah alat tangkap yang dioperasikan di wilayah Kelurahan Pulau Panggang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis dan jumlah alat tangkap di Kelurahan Pulau Panggang No. Jenis alat Jumlah pemilik Jumlah alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Payang Jaring dasar Jaring gebur Bubu besar Bubu kecil Pancing Muroami 20 21 10 17 12 444 10 22 21 100 200 20 532 10 Jumlah 534 905 Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2008 Jumlah alat tangkap pancing mendominasi jenis alat tangkap yang ada di Kelurahan Pulau Panggang. Hal ini disebabkan karena alat tangkap pancing memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding alat tangkap lain. Selain itu, alat tangkap pancing mudah dalam pembuatannya. Alat tangkap bubu merupakan alat tangkap terbesar ke dua setelah pancing. Hal ini disebabkan bubu merupakan alat tangkap yang mudah dioperasikan di perairan berkarang. Selain itu hasil tangkapan bubu berada dalam kondisi hidup, sehingga hasil tangkapan masih dalam kondisi segar. Kondisi ini menguntungkan apabila bubu digunakan untuk menangkap ikan hias.

4.3.2 Armada penangkapan

Kapal perikanan merupakan alat yang bisa mengapung di atas air dan memiliki ruang yang digunakan untuk membawa nelayan dan alat tangkap ke daerah penangkapan serta membawa kembali nelayan, alat tangkap, dan hasil tangkapan ke fishing base. Kapal perikanan sering disebut juga armada penangkapan. Armada penangkapan yang ada di Kelurahan Pulau Panggang terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu kapal motor, perahu motor, perahu layar perahu tanpa mesin, dan speedboat. Selain digunakan untuk melakukan operasi penangkapan, beberapa jenis kapal ada yang digunakan sebagai sarana transportasi dan rekreasi. Speed boat merupakan salah satu kapal perikanan yang lebih banyak digunakan sebagai sarana transortasi dan rekreasi. Jenis dan jumlah armada penangkapan yang ada di Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan jumlah armada penangkapan di Kelurahan Pulau Panggang No. Jenis armada Jumlah 1. 2. 3. 4. Kapal Motor Perahu Motor Perahu Layar perahu tanpa motor Speedboat 253 123 37 17 Jumlah Total 430 Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2008 Jangkauan daerah penangkapan ikan tergantung oleh ukuran kapal yang digunakan oleh nelayan. Jangkauan operasi penangkapan perahu motor bisa mencapai daerah penangkapan yang mempunyai jarak selama 1­3 jam perjalanan. Semakin besar ukuran kapal maka semakin jauh daerah penangkapan ikan yang bisa dicapai. Adapun perahu layar merupakan armada penangkapan dengan jangkauan daerah penangkapan yang paling dekat. Perahu layar merupakan perahu tanpa mesin. Tenaga penggerak utamanya adalah layar dengan dibantu oleh dayung. Agar perahu layar dapat mencapai daerah penangkapan yang lebih jauh, maka nelayan biasanya meminta bantuan perahu motor atau kapal motor yang searah dengan tujuan perahu layar untuk menarik hingga tiba di daerah penangkapan ikan. Perahu layar tersebut ditarik oleh kapal motor dengan menggunakan tambang yang diikat pada bagian tiang wheel house atau tiang yang biasa digunakan kapal motor ketika kapal tersebut ditambatkan di dermaga.

4.3.3 Nelayan

Mayoritas masyarakat Pulau Panggang bermatapencaharian sebagai nelayan. Nelayan merupakan orang yang bermatapencaharian menangkap ikan di laut. Sebagian besar nelayan yang ada di Pulau Panggang merupakan nelayan pendatang dari berbagai daerah. Nelayan di Kelurahan Pulau Panggang dibedakan menjadi nelayan tetap dan nelayan musiman. Nelayan tetap adalah nelayan yang melakukan aktifitas penangkapan sepanjang tahun, baik pada musim ikan maupun pada musim paceklik. Adapun nelayan musiman adalah nelayan yang hanya melakukan aktifitas penangkapan hanya pada musim ikan saja LIPI, 2006. Jumlah nelayan yang ada di Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Jumlah nelayan di Kelurahan Pulau Panggang Lokasi Jenis nelayan Total Tetap Musiman a. Pulau Panggang b. Pulau Pramuka 1.400 800 145 97 1.545 857 Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2006 Selain berprofesi sebagai nelayan, masyarakat yang ada di Kelurahan Pulau Panggang ada pula yang berprofesi sebagai pembudidaya ikan dan rumput laut. Mayoritas usaha budidaya di Kelurahan Pulau Panggang adalah budidaya kerapu dengan jumlah 150 unit. Nelayan di Kelurahan Pulau Panggang ada pula yang merangkap menjadi pembudidaya kerapu. Nelayan yang merangkap ini memiliki keuntungan tersendiri yakni dapat menghemat pembelian pakan. Hal ini disebabkan pakan berupa ikan bisa disediakan dari hasil tangkapannya sendiri di laut. Pakan yang biasanya digunakan sebagai umpan pada budidaya kerapu adalah ikan betok hitam Neoglyphidodon crossi. Ikan ini biasanya merupakan hasil tangkapan sampingan alat tangkap bubu tambun. Selain betok hitam Neoglyphidodon crossi, ikan yang biasa digunakan sebagai umpan pada budidaya kerapu adalah ikan menggilalat Siganus doliatus. Jenis budidaya dan jumlah unit budidaya yang ada di Kelurahan Pulau Panggang secara detil disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Jenis dan jumlah unit budidaya di Kelurahan Pulau Panggang No. Jenis Budidaya Jumlah unit Pengelola 1. 2. 3. 4. Budidaya Rumput Laut Budidaya Bandeng Budidaya Kerapu Budidaya Transplantasi Karang 75 28 150 32 Masyarakat SwastaMasyarakat SwastaMasyarakat SwastaMasyarakat Jumlah 285 Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2008

4.4 Produksi Ikan

Produksi ikan dari sektor perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Seribu cukup besar. Menurut data dari Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kota Jakarta, total produksi perikanan tangkap pada tahun 2006 mencapai 2.734.725 kg. Produksi tersebut dihasilkan oleh nelayan dengan menggunakan beberapa jenis alat tangkap. Alat tangkap yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi perikanan tangkap di Kepulauan Seribu adalah payang dengan jumlah produksi sebesar 1.058.400 kg. Kemudian diikuti oleh alat tangkap pancing, yaitu sebesar 915.000 kg. Data jumlah produksi perikanan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2006 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Data produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 2006 No. Jenis alat tangkap Jumlah produksi kg 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pancing Payang Muroami Bubu Jaring Lainnya 915.000 1.058.400 370.000 287.000 87.045 17.280 33.46 38.70 13.53 10.49 3.18 0.63 Jumlah 2.734.725 Sumber: Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kota Jakarta Utara 2006 Kontribusi terhadap produksi perikanan tangkap dihasilkan oleh alat tangkap lain. Yang dimaksud dengan alat tangkap lain pada tulisan ini diantaranya adalah bagan perahu, sero, dan lain­lain. Adapun alat tangkap jaring diantaranya adalah jaring dasar, jaring gebur, dan lain­lain.

4.5 Daerah Penangkapan Ikan