Jenis data Metode Pengumpulan Data

Tabel 1 Tahapan kegiatan penelitian, aspek yang dikaji, sumber data, dan metode dalam kajian etnobotani di desa Balegede No. Tahapan kegiatan Aspek Kajian Sumber Data Metode 1. Kajian pustaka - Kondisi umum lokasi penelitian - Topografi dan geologi - Iklim dan hidrologi - Flora dan fauna - Kondisi sosial budaya masyarakat Kantor Desa Balegede, BKSDA, Dirjen PHKA, Pemda Kabupaten Cianjur. Menelaah laporan, dokumen, dan sejumlah literatur lainnya. 2. Kajian etnobotani survei lapangan - Spesies tumbuhan dan jenis pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat - Bentuk kearifan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan Key person , responden, lingkungan sekitar masyarakat. Wawancara, dokumentasi, pengambilan sampel. 3. Pengolahan dan analisis data - Pengolahan data - Analisis data Data hasil kajian lapangan dan sejumlah dokumen atau catatan penting lainnya. Pengolahan secara kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif. 3.3.3 Teknik pengambilan data 3.3.3.1 Penentuan responden Pemilihan reponden dilakukan dengan teknik snowball sampling yaitu menentukan responden kunci key person untuk kemudian menentukan responden yang lain berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Responden kunci adalah orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai nama lokal tumbuhan dan manfaat atau kegunaan dari tumbuhan tersebut serta memiliki intensitas tinggi dalam pemanfaatan tumbuhan. Jumlah responden yang diwawancarai pada penelitian ini sebanyak 30 orang. 3.3.3.2 Wawancara dan pengamatan langsung Kajian etnobotani ini dilakukan melalui wawancara semi terstruktur atau pengisian kuisioner dengan pendalaman pertanyaan sesuai keperluan. Hal-hal yang ditanyakan kepada responden meliputi spesies tumbuhan dan jenis pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat serta bentuk kearifan tradisional yang ada di masyarakat dalam upaya konservasi tumbuhan. Selain itu dilakukan juga pengamatan langsung untuk mengetahui kearifan tradisional yang ada di masyarakat dalam upaya konservasi tumbuhan serta jenis pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat. 3.3.3.3 Pembuatan herbarium Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang terdiri atas begian-bagian tumbuhan ranting lengkap dengan daun-daun dan kuncup yang utuh, serta lebih baik apabila ada bunga dan buahnya. Pembuatan herbarium dilakukan untuk memudahkan proses identifikasi spesies tumbuhan yang belum diketahui jenisnya serta dokumentasi spesies tumbuhan yang diperoleh dari hasil wawancara. Adapun tahapan dalam pembuatan herbarium adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya. 2. Contoh herbarium dipotong dengan panjang sekitar 40 cm. 3. Contoh herbarium diberi label gantung yang berukuran 3x5 cm. Label gantung berisi tentang nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal spesimen, dan lokasi pengambilan spesimen. 4. Contoh herbarium yang telah diberi label gantung kemudian dirapikan dan dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran yang dilipat dua. Satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. 5. Lipatan kertas koran yang berisi spesimen ditumpuk menjadi satu dan dimasukkan kedalam kantong plastik bening berukuran 40x60 cm. 6. Tumpukan spesimen disiram dengan alkohol 70 hingga seluruh bagian tumpukan tersiram merata, kemudian kantong plastik ditutup rapat agar alkohol tidak menguap keluar kantong. 7. Setelah sampai di tempat koleksi herbarium, tumpukan contoh herbarium dipres dalam sasak, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 55 C selama 5 hari. 8. Setelah kering, herbarium kemudian diidentifikasi di Herbarium Bogoriense, LIPI Bogor.

3.4 Metode Analisis Data

Data hasil wawancara dan identifikasi tersebut disusun secara berkelompok sesuai klasifikasi penggunaan berdasarkan nama lokal spesies, famili, manfaat, bagian tumbuhan yang digunakan, cara penggunaan, dan habitusnya untuk memudahkan analisis selanjutnya. Selain itu dihitung pula nilai dari tingkat kesukaan serta nilai kegunaan dari 20 spesies yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat. Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif kualitatif.

3.4.1 Klasifikasi penggunaan

Spesies tumbuhan yang diperoleh dari wawancara dengan sejumlah responden kemudian diklasifikasikan berdasarkan penggunaannya yang meliputi 12 kelompok kegunaan Tabel 2. Identifikasi tumbuhan secara keseluruhan menggunakan buku Tumbuhan Beguna Indonesia jilid I-IV Heyne 1982. Beberapa spesies tumbuhan yang tidak teridentifikasi, diidentifikasi lebih lanjut dengan menggunakan buku lainnya yakni Tumbuhan Obat Taman Nasional Gunung Halimun Harada et al. 2006 untuk spesies tumbuhan obat dan pangan, Galeri Tanaman Hias Lanskap Lestari Kencana 2008 dan Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Pulau Jawa Puspitaningtyas 2003 untuk spesies tumbuhan hias, Beberapa Jenis Bambu Sastrapradja et al. 1980 dan Identifikasi Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil Widjaja Elizabeth 2001 untuk spesies bambu, Palem Indonesia Sastrapradja et al. 1980 untuk spesies palem, serta Tumbuhan Air Sastrapradja 1981 untuk spesies tumbuhan air. Tabel 2 Klasifikasi kelompok penggunaan tumbuhan oleh responden No. Klasifikasi penggunaan tumbuhan 1. Tumbuhan obat 2. Tumbuhan penghasil pangan 3. Tumbuhan penghasil zat warna 4. Tumbuhan penghasil pakan ternak 5. Tumbuhan hias 6. Tumbuhan aromatik 7. Tumbuhan penghasil pestisida nabati 8. Tumbuhan untuk kegunaan adat 9. Tumbuhan penghasil kayu bakar 10. Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan 11. Tumbuhan penghasil bahan bangunan 12. Tumbuhan penghasil bahan minuman Sumber: Arafah 2005

3.4.2 Persen habitus

Persen habitus perawakan dihitung untuk melihat persentase setiap habitus dari spesies tumbuhan yang diperoleh dari hasil wawancara. Kelompok