Nilai Kegunaan Tumbuhan AN PEMBA

untuk pangan, obat, pakan ternak, bahan kerajinan, bahan bangunan, kayu bakar kegunaan adat, serta penghasil bahan minuman. Hampir seluruh bagian dari aren memang dapat digunakan, sehingga aren merupakan Multi Purpose Tree Species MPTS atau tumbuhan yang memiliki banyak kegunaan Nurahman et al. 2007. Hal ini menyebabkan aren menjadi spesies tumbuhan dengan nilai kegunaan tertinggi. Apalagi di Dusun Miduana aren merupakan spesies tumbuhan yang cukup penting karena digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan gula merah dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

5.6 Kearifan Tradisional dalam Pemanfaatan Tumbuhan

Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan Dusun Miduana saat ini merupakan pengetahuan yang berasal dari hasil interaksi mereka dengan alam sekitarnya. Pada umumnya pewarisan pengetahuan tradisional dilakukan secara lisan dari generasi ke generasi Soekarman Riswan 1992. Saat ini bentuk kearifan tradisional yang masih ada di Desa Balegede khususnya Dusun Miduana adalah pemanfaatan tumbuhan dengan disertai kesadaran untuk menjaga kelestarian spesies tumbuhan yang digunakan. Kesadaran dalam melestarikan ini tumbuh pada sebagian besar masyarakat Dusun Miduana bukan karena peraturan adat, tetapi karena mereka berpikir bahwa tumbuhan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup mereka. Kegiatan tersebut dapat terlihat dalam pembuatan gula aren, budidaya sejumlah spesies tumbuhan berguna yang berasal dari hutan, serta adanya tradisi terkait penghormatan terhadap padi Oryza sativa.

5.6.1 Pembuatan gula aren

Pembuatan gula dari aren Arenga pinnata di Desa Balegede khususnya di Dusun Miduana sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Aren yang diambil niranya disadap berasal dari kebun masing-masing dan ada juga yang berasal dari kawasan cagar alam. Kebanyakan aren yang berada di kawasan cagar alam tumbuh di pinggiran kawasan dan berbatasan langsung dengan lahan milik masyarakat. Dalam melakukan penyadapan aren di dalam kawasan cagar alam, pengelola cagar alam tidak mengatur pembagian aren untuk setiap penyadap. Setiap penyadap biasanya sudah mempunyai pohon dan areal sadapan masing- masing secara turun temurun. Pembagian areal sadapan dilakukan pada waktu kawasan ini masih dikelola oleh perhutani. Peraturan bagi masyarakat yang menyadap aren Arenga pinnata di dalam kawasan cagar alam adalah harus menjaga aren serta lingkungan tempat tumbuh aren tersebut. Selain bagi penyadap aren, peraturan ini juga diterapkan kepada setiap masyarakat yang sering memanfaatkan hasil hutan non kayu lainnya. Peraturan ini berasal dari pihak pengelola cagar alam sebagai salah satu bentuk program pengamanan partisipatif bagi kawasan Cagar Alam Gunung Simpang. Adanya upaya budidaya aren yang dilakukan oleh beberapa masyarakat juga menjadi bukti bahwa secara tidak langsung masyarakat melakukan praktek konservasi. Namun sejauh ini upaya budidaya tersebut belum berhasil, sehingga perbanyakan aren lebih tergantung kepada penyebaran yang dilakukan oleh musang. Pengambilan daun cangkuang Pandanus furcatus dari hutan sebagai pembungkus gula juga dibatasi dengan hanya mengambil daun tua sekitar 3-4 helai setiap individunya dan dilakukan secara bergilir pada lokasi yang berbeda. Gambar 17 Gula yang dibungkus dengan daun cangkuang Pandanus furcatus Selain itu penggunaan sejumlah spesies tumbuhan dalam pembuatan gula aren juga membuat sebagian besar masyarakat menjaga populasi spesies tumbuhan tersebut. Spesies tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan gula aren diantaranya adalah batang bambu gombong Gigantochloa verticillata sebagai tabung penampung nira, cetakan gula, dan tangga untuk menyadap nira, daun cangkuang Pandanus furcatus sebagai pembungkus gula, minyak kelapa Cocos nucifera dan biji kaliki Ricinus communis sebagai pamepes atau membuat gula membeku, batang dan daun tepus Amomum coccineum sebagai pembersih