Tumbuhan untuk kegunaan adat

dipelihara oleh masyarakat. Spesies yang tadinya liar biasanya akan dibudidayakan, karena akan lebih mudah diperoleh ketika diperlukan. Hal ini secara tidak langsung merupakan upaya konservasi masyarakat terhadap sejumlah spesies tumbuhan dalam bentuk pemanfaatan yang lestari, sehingga dapat menjaga populasi spesies tumbuhan tersebut.

5.3.9 Tumbuhan penghasil kayu bakar

Sebagian besar masyarakat Miduana masih memasak dengan tungku, meskipun ada juga beberapa yang menggunakan kompor gas. Hasil pengamatan langsung terhadap 30 orang responden, 10 responden diantaranya menggunakan kompor gas yang dibarengi dengan tungku. Terdapat 9 spesies tumbuhan dari 8 famili yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar Lampiran 10. Penggunaan tumbuhan sebagai kayu bakar biasanya berupa ranting atau batang kecil yang kering. Spesies tumbuhan yang sering digunakan sebagai kayu bakar adalah kaliandra Calliandra haematocephala, karena lebih mudah diperoleh. Kaliandra biasanya banyak tumbuh di pinggiran hutan, tepi sawah, dan di pinggir jalan dekat pemukiman. Hal ini membuat kaliandra banyak dipilih oleh masyarakat sebagai kayu bakar. Penyimpanan kayu bakar biasannya diletakkan pada para-para di atas tungku. Hal ini bertujuan agar kayu tersebut cepat kering karena terkena asap tungku. Gambar 13 Penyimpanan kayu bakar di atas tungku

5.3.10 Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan

Pembuatan kerajinan dan anyaman merupakan kegiatan yang cukup banyak dilakukan masyarakat Miduana. Berbagai macam peralatan rumah tangga banyak dihasilkan dari kegiatan ini terutama berupa anyaman yaitu boboko, hihid, nyiru, dan aseupan. Selain peralatan rumah tangga, ada juga pengrajin alat musik berupa gendang. Hasil wawancara dan pengamatan langsung diperoleh 14 spesies tumbuhan dari 10 famili Lampiran 11. Gambar 14 Peralatan rumah tangga hasil anyaman dan kerajinan Pada umumnya spesies tumbuhan yang banyak digunakan sebagai tali adalah hoe tali Calamus javensis dan ijuk aren Arenga pinnata. Bahan utama pembuatan anyaman adalah bambu tali Gigantochloa apus . Spesies tumbuhan yang potensial adalah tamiyang cangkir Thysanolaena maxima sebagai bahan baku pembuatan sapu serta wawalinian Typha domingensis sebagai bahan baku pembuatan tikar. Kendala lainnya dalam pembuatan kerajinan adalah kebanyakan pengrajin sudah berusia lanjut dan hampir tidak ada generasi muda yang meneruskan. Selain itu pemasaran hasil produksinya pun tidak terlalu luas, sehingga tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan hidup pengrajin. Hal ini menyebabkan pembuatan kerajinan bukan merupakan sebuah pekerjaan pokok, karena pada umumnya mata pencaharian masyarakat Miduana adalah petani. Gambar 15 Seorang pengrajin sedang membuat sapu dari tamiyang cangkir Thysanolaena maxima