3.3. Kompetensi
3.3.1. Definisi Kompetensi
Penelitian tentang kompetensi telah banyak dilakukan, dan definisi dari kompetensi juga beragam. Spencer dan Spencer 1993 mendefinisikan
kompetensi sebagai karakteristik dasar manusia yang diperoleh dari pengalaman nyata ditemukan mempengaruhi, atau dapat dipergunakan untuk memperkirakan
tingkat performansi di tempat kerja atau kemampuan mengatasi persoalan pada suatu situasi tertentu, Zwell 2000 mengatakan bahwa kompetensi adalah
perwujudan sifat dan karakteristik yang menentukan kinerja dan Shermon 2004 mengatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang
untuk menujukkan kinerja yang unggul di dalam suatu pekerjaan atau situasi. Kak et al 2001 mendefinisikan kompetensi berkenaan dengan
karakteristik yang berhubungan dengan kinerja pekerjaan yang didefinisikan dalam konteks pengetahuan, sifat, keahlian, dan kemampuan. Secara umum
Spencer dan Spencer 1993 sudah merangkum definisi kompetensi yang lain. Spencer 1993 menjelaskan bahwa kompetensi terdiri dari 20 dua puluh
karakteristik, yaitu sebagai berikut: 1. Achievement and order adalah pencapaian yang berhasil dilakukan seseorang
dan keteraturan yang dimiliki. 2. Initiative adalah karakteristik yang mendorong seseorang untuk mau memulai
melakukan sesuatu. 3. Discipline adalah perilaku seseorang yang mempunyai kedisplinan.
4. Information seeking adalah sikap seseoarang yang ingin mencari informasi tentang sesuatu yang tidak diketahuinya.
5. Customer service orientation adalah sikap yang selalu mengutamakan kepuasan konsumen.
6. Interpersonal understanding adalah sikap yang mau memahami pribadi orang lain.
7. Relation building adalah kemampuan seseorang dalam membangun hubungan antar satu dengan yang lain.
8. Organizational awareness adalah perilaku seseorang yang memperhatikan dan memahami kondisi yang ada dalam organisasi.
9. Impact and influence adalah karakteristik seseorang yang mampu memberikan kontribusi atau pengaruh kepada orang lain atau kepada
organisasi. 10. Development other adalah sikap seseorang yang memperdulikan kemajuan
orang lain. 11. Motivation adalah karakteristik seseorang yang bersemangat dalam
melakukan sesuatu. 12. Organizational commitment adalah karakteristik dimana seseorang bersedia
bekerja demi kemajuan organisasi. 13. Flexibility adalah perilaku seseorang yang mampu menyesuaikan dengan
keadaan. 14. Self confidence adalah sikap seseorang percaya diri.
15. Skill adalah karakteristik keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu.
16. Knowledge adalah karakteristik seseorang dimana dia mampu memahami konsep tentang bagaimana sesuatu bekerja.
17. Analytical thinking adalah karakteristik seseorang yang mampu mengurai permasalahan menjadi akar-akar permasalahan.
18. Team leadership adalah karakteristik seseoarang yang memiliki jiwa kepemimpinan.
19. Team work adalah sikap seseoarang yang mampu bekerja sama dengan orang lain
20. Self control adalah sikap yang yang mampu menguasai dan mengatur dirinya sendiri.
Menurut substansinya, kompetensi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yakni kompetensi umum generic competencies atau soft competencies dan
kompetensi bidang hard competencies.
3.3.2. Kompetensi Umum dan Kompetensi Bidang
Kompetensi umum adalah kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta
membangun interaksi dengan orang lain. Contoh soft competency adalah: leadership, communication, interpersonal relation, dan lain-lain.
Kompetensi bidang atau hard competency adalah jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competency adalah : electrical engineering,
marketing research, financial analysis, manpower planning, welding dan lain- lain. Dalam penelitian ini kompetensi yang dimakasud adalah kompetensi bidang
hard competency. Disamping kompetensi bidang di atas masih terdapat banyak kompetensi bidang yang lain antara lain khusus untuk bidang keteknikan dapat
dilihat pada website http:www.teknik.intakindo.org. Di Indonesia, lembaga yang bertugas untuk membuat standar kompetensi
bidang adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP yang dapat memberikan sertifikasi profesi melalui penyusunan Standar kompetensi Kerja Nasional
Indonesia SKKNI.
3.3.3. Model Pengukuran Kompetensi
Pengukuran kompetensi dilakukan untuk melihat level individu yang terlibat dalam pekerjaan. Level kompetensi adalah pengelompokan tingkat
kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugaspekerjaan berdasarkan pada derajat kesulitan atau kompleksitas tugaspekerjaan. Dalam mengukur tingkat kompetensi
tenaga kerja dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang menggambarkan skala tingkat kompetensi.
3.3.3.1.Model Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI
Standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI merupakan salah satu
komponen terpenting
dalam sistem
standardisasisertifikasi kompetensiprofesi. Sebagai standar untuk sertifikasi kompetensi SKKNI harus
memiliki keandalan dan akurasi untuk mengukur kompetensi seseorang sesuai
standar yang ditetapkan serta kompatibel dengan standar sejenis dari negara lain atau standar internasional BNSP, 2005.
Standar kompetensi dibutuhkan dalam berbagai institusi atau lembaga dalam rangka pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhanya
masing-masing. Alasan institusi atau lembaga membutuhkan standar kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan 1. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum;
2. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian serta sertifikasi.
b. Untuk dunia usahaindustri dan penggunaan tenaga kerja 1. Membantu dalam rekrutmen;
2. Membantu penilaian unjuk kerja; 3. Dipakai untuk membuat uraian jabatan;
4. Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usahaindustri.
c. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi 1. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi
sesuai dengan kualifikasi dan levelnya; 2. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan
sertifikasi.
Pengukuran level kompetensi oleh BNSP dilakukan melalui pendekatan dengan mendefinisikan karakteristik level kompetensi yang disebut Kerangka