Proses Produksi GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Semua bahan baku yang digunakan dibeli dari PT. SCHEIZEHALL kecuali aqua pro injeksi yang berasal dari hasil penyulingan di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry. Dalam pembuatan injeksi bahan baku yang digunakan yaitu: 1. Bahan Berkhasiat Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di produksi dengan formulasi yang telah ditentukan. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Berkhasiat : Antalgin 2. Bahan Pelarut Bahan pelarut ini berguna untuk melarutkan atau mencairkan semua bahan- bahan baku yang digunakan. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pelarut : Aqua pro Injeksi 3. Bahan Pengawet Bahan pengawet ini berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengawet : Nipagin 2.5.2.2.Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan suatu produk dimana komponen-komponennya tidak terlihat jelas pada produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang digunakan dalam memproduksi obat adalah sebagai berikut: - Nama Obat : Antalgin - Bahan Tambahan : Lactose 2.5.2.3.Bahan Penolong Bahan Penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai dari produk tersebut tetapi menambah nilai dari produk. Adapun bahan penolong yang digunakan pada pembuatan obat adalah sebagai berikut: 1. Dop Karet Terbuat dari karet, ukuran 20 mm, berwarna abu-abu yang berguna menutup botol dan menembus jarum suntik. PT. Igar Jaya Jakarta. 2. Aluminium Terbuat dari alumnium dengan ukuran 20 mm, berwarna kuning PT. Rimba Melati Medan. 3. Keranjang Terbuat dari plastik yang berguna sebagai tempat obat. 4. Talam Terbuat dari seng dengan ukuran 1 m x 1 m yang berguna untuk tempat botol flacon. 5. Etiket Terbuat dari kertas dengan ukuran 5 cm x 3 cm, berguna untuk mengenal nama obat, no. batch, exp. Date PT. SURYA SAKTI MEDAN. 6. Lem Terbuat dari tepung kanji yang dilarutkan dengan air dan berguna untuk menempel etiket. 7. Kotak Kecil Terbuat dari kertas karton dengan ukuran 5 cm x 10 cm, berwarna putih yang berguna untuk tempat mengemas obat berisi 10 botol dalam 1 kotak. PT. SURYA SAKTI MEDAN 8. Cello Tape Digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton yang telah berisi 10 botol dalam 1 kotak kecil. 9. Kotak Karton Terbuat dari karton yang berguna untuk mengepak obat yang telah dikemas dalam kotak kecil yang berisi 50 kotak kecil. PT. KARYA CIPTA MEDAN 10. Cello Tape Kertas Digunakan untuk merekatkan tutup karton yang telah berisi 50 kotak kecil dalam 1 karton. 2.5.3. Mesin dan Peralatan 2.5.3.1.Mesin Produksi Mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry untuk mendukung kegiatan proses produksinya hanya mesin dan peralatan yang dapat dioperasikan, tetapi untuk meningkatkan hasil produksinya dilakukan modifikasi terhadap mesin dan peralatan yang dilakukan oleh bagian teknik perusahaan ini. 1. Nama mesin : Mesin Stik Mixer Pencampuran Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mencampur bahan baku agar dapat larut Merk : SANXIONG Kuat Arus : 0,72 A Kapasitas : 10 litermenit Daya : 125 watt Tegangan : 220 V Putaran : 1500 rpm 2. Nama mesin : Mesin Pengisian Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mengisi obat ke dalam botol flacon. Type : SO-45 Kapasitas : 8000 vialhari Daya Elektromotor : 4 A Tegangan : 150 V Putaran : 1500 rpm 3. Nama mesin : Mesin Pengecap Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mengecap botol yang telah diberi aluminium Kapasitas : 7000 vialhari Daya : 0,18 Kw Phase : 1 Kuat Arus : 0, 72 A Tegangan : 220 V Frekwensi : 50 Hz 4. Nama mesin : Oven Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mengeringkan obat yang telah digranulasi Kapasitas : 8000 vial Phase : 1 Suhu : 90 C 2.5.3.2.Peralatan Equipment Peralatan yang digunakan oleh PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry merupakan sebagai alat bantu dalam melancarkan proses produksi mulai dari pengadaan bahan baku hingga penyimpanan produk jadi. 1. Belt Conveyor Arus : 7, 09 A Daya : 5 HP Kapasitas : 850 kgjam Voltase : 380 V Fungsi : Alat transportasi untuk membawa bahan baku 2. Timbangan duduk Jumlah : 1 unit Fungsi : Untuk menimbang bahan baku Buatan : Ohio, Amerika Serikat Kapasitas : 0-1 kg

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Teknik Sampling

1 Dalam suatu survei, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memerlukan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, kita mengharapkan bahwa hasil yang didapat akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sampel harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Disamping itu, pengambilan sampel yang secara acak random haruslah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan ciri-ciri populasi dan tujuan penelitian. Judgement sampling adalah teknik sampling dimana responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu karena kemampuannya atau kelebihanya diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti. 1 Masri Singarimbun dan Effendi Sofian. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta : Pustaka LP3ES. Hal 149.

3.2. Kinerja

3.2.1. Definisi Kinerja

2 Secara etimologi, kinerja berasal dari kata performance. Performance berasal dari kata to perform yang mempunyai beberapa masukan entries, yakni 1 melakukan, 2 memenuhi atau menjalankan suatu, 3 melaksanakan suatu tanggung jawab, 4 melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang. Dari masukan tersebut dapat diartikan, kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggung jawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Murphy dan Cleveland 1995:113 mengatakan bahwa kinerja adalah kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Ndraha 1997:112 mengatakan bahwa kinerja adalah manifestasi dari hubungan kerakyatan antara masyarakat dengan pemerintah. Widodo 2006:78 mengatakan bahwa kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Selanjutnya Gibson 1990:40 mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Dikatakan juga bahwa pelaksanaan pekerjaan itu ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan motivasi. Keban 1995:1 kinerja adalah merupakan tingkat pencapaian tujuan. Sedangkan Timpe 1998:9 kinerja adalah prestasi kerja, yang ditentukan oleh faktor lingkungan dan perilaku manajemen. Hasil penelitianTimpe menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang menyenangkan 2 Murphy dan Cleveland. 1995. The Achievement Motivate. New York : Irvington Inc. Hal 113. begitu penting untuk mendorong tingkat kinerja pegawai yang paling efektif dan produktif dalam interaksi sosial organisasi akan senantiasa terjadi adanya harapan bawahan terhadap atasan dan sebaliknya. Mangkunegara 2005:9 mengatakan bahwa kinerja adalah merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dwiyanto 1995:24, mengatakan bahwa kemampuan untuk menghasilkan berupa jasa dan materi disebut kinerja, dimana kemampuan tersebut dapat dipengaruhi oleh motivasi, pendidikan, dan pengalaman kerja, sehingga dapat dikatakan kinerja sama dengan hasil kerja yang dihasilkan dari kemampuan untuk menghasilkan jasa dan materi.

3.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu yakni kemampuan ability, dan motivasi kerja motivation individu tersebut. 1. Faktor Kemampuan Ability Setiap manusia mempunyai kemampuan berpikir. Kemampuan ability merupakan kecakapan seseorang kecerdasan dan keterampilan dalam memecahkan persoalan. Gibson 1990:11 berpendapat bahwa, “kemampuan adalah sifat bawaan lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaannya”. Berdasarkan pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau ability seseorang tidak lain adalah potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Potensi tersebut selain merupakan bawaan lahir seseorang, juga dapat dipelajari dan oleh sebab itu memungkinkan untuk lebih dikembangkanditingkatkan. Menurut model partner lawyer Donelly, Gibson dan Ivancevich yang dikutip oleh Rivai dan Basri 2005:16 berpendapat bahwa kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor: a harapan mengenai imbalan; b dorongan; c kemampuan, kebutuhan dan sifat; d persepsi terhadap tugas; imbalan intenal dan eksternal; f persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Sedangkan menurut Simanjuntak 2005:10 kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu 1 kompetensi individu, 2 dukungan organisasi, 3 dukungan manajemen. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability A, motivasi atau motivation M, dan kesempatan atau opportunity O. Kinerja = fA x M x O. Artinya: Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan, Robbin dikutip dari Simanjuntak 2005:10. Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat- tingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi penghambat. 2. Faktor Motivasi Motivation Motivasi berasal dari bahasa latin, Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan. Motivasi ini mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Pada dasarnya organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeingingan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Menurut pendapat Hasibuan 2006:143 “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kep uasan”. G.R.Terry yang dikutip oleh Hasibuan 2006: 145 mengemukakan bahwa “motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan- tindakan”. Kemampuan individual tergantung dari tingkat pengetahuan knowledge yang dimiliki, latar belakang pendidikan, dan keterampilan skill yang dikuasai. Sedangkan motivasi kerja individual tergantung sikap attitude sebagai motivasi dasar dan lingkungan yang mempengaruhi motivasi tersebut. Keith Davis dalam Mangkunegara, 2005:13