Proses produksi tidak mengalami perubahan.

dengan merkalamat: ”PT. MUTIARA MUKTI FARMA PT. MUTIFA INDUSTRI FARMASI” atau yang selanjutnya disebut dengan nama resmi PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry Jl. Brigjend. Katamso No. 200 Medan. Kemudian dengan akte No. 35 yang dibuat pada tanggal 29 November 1988 diadakanlah akte perubahan pemegang saham serta manajemen perusahaan yang selanjutnya diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2-1134HT0104 tahun 1989 pada tanggal 31 Januari 1989. Dalam akte tersebut berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris serta pemegang saham menetapkan bahwa sebagai penanggung jawab dengan jabatan Direktur Utama adalah Bapak Jacob sampai batas waktu yang belum ditentukan. Dalam perkembangannya PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry membeli sebidang tanah di Jalan Besar Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang seluas 8.622 m 2 untuk lokasi pembangunan pabrik baru dengan menggunakan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Pembangunan dimulai pada tahun 1992 sedangkan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tanggal 27 Juli 1994. Kemudian diadakan perubahan izin industri farmasi yang menggunakan CPOB dengan No. PO.01.2.01796 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI tanggal 22 Juli 1994. Demikianlah sejarah keberadaan PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry yang sampai dengan saat ini memproduksi berbagai jenis obat-obatan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry dalam memproduksi jenis obat-obatan dapat dilihat dibawah ini: 1. Tablet Sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih dan sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat tanpa zat tambahan. 2. Kapsul Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. 3. Kaplet Tablet yang berbentuk seperti kapsul. 4. Serbuk Powder Campuran homogen dua atau lebih. 5. Salep Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. 6. Sirup Sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. 7. Injeksi Steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit, melalui kulit atau selaput lendir.