2.1.6 Dampak Pencitraan Tubuh Ideal Pada Wanita Pekerja
Tubuh ideal yang diperkenalkan oleh budaya adalah tubuh yang langsing, wanita dengan berat tubuh rata-rata atau lebih berat daripada figur yang
ditampilkan akan mengalami tekanan untuk mengontrol berat badan mereka Nevid,1991 dalam Melliana, 2006. Adanya anggapan bahwa wanita yang
memiliki tubuh ideal akan mendapatkan respons yang lebih positif di masyarakat merupakan salah satu penyebab sebagian besar wanita berusaha mengikuti trend
tubuh ramping. Tindakan yang di ambil para wanita yang terobsesi oleh kecantikan yang harus mereka miliki tersebut mulai dari pengurangan berat badan
sampai operasi plastik. Kesadaran wanita bahwa dengan terus memuaskan diri seperti itu ada banyak efek negatif terhadap kesehatan mereka sendiri terutama
kesehatan mental mereka, tampaknya masih kalah dibandingakan keinginan yang begitu kuat untuk mendapatkan dirinya secantik dan selangsing mungkin.
Pencitraan wanita dalam media massa menimbulkan berbagai macam dampak bagi wanita terhadap orientasi tubuhnya. Dari berbagai permasalahan
body image, yang paling umum adalah masalah ketidakpuasan terhadap sosok tubuh body dissatisfaction dan distorsi citra tubuh. Ketidakpuasan terhadap
tubuh yang besar menyebabkan makin kuatnya keinginan para wanita untuk melakukan segala cara demi memperbaiki penampilan fisiknya.
Ketika penilaian yang berlebihan terhadap tubuh wanita terus berlanjut, cara untuk mencapai bentuk tubuh yang mendekati ideal biasanya akan dicari
melalui diet atau berolahraga. Para wanita bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan citra tubuh ideal dirinya meskipun harus merogoh uang yang tidak
sedikit. Mereka tidak segan mendatangi tempat-tempat kebugaran, spa, salon kecantikan, dan berbagai institusi kecantikan yang lain menjadi tempat-tempat
yang diminati wanita untuk mengubah dirinya menjadi cantik. Harga produk kecantikan yang mahal, tidak menyurutkan hasrat untuk tampil cantik dan
menarik. Selain dampak fisik, konsekuensi psikologis yang diderita wanita jika
tidak mengikuti standar tubuh ideal adalah rasa malu, kecemasan, menurunnya self-esteem penghargaan diri, dan kepekaan atas gejala internal tubuh.
Akumulasi berbagai
konsekuensi psikologis
tersebut pada
gilirannya
memunculkan sejumlah resiko kesehatan mental seperti depresi, disfungsi seksual, dan gangguan perilaku makan. Contohnya, Krisdayanti yang menjadi icon bagi
dunia fashion Indonesia mengungkapkan beratnya kehidupan sebagai seorang diva yang dituntut selalu sempurna, ia mengakui bahwa ia termaksuk artis yang
hobby mengoreksi tubuhnya dengan treatment termaksuk operasi. Operasi yang ia lakukan antara lain Implant Silikon menambahkan volumen pada payudara dan
Tummy Tuck mengangkat lemak, kulit berlebih pada daerah perut. Selain tindakan ini berbahaya secara fisik, misalnya dengan terjadinya infeksi pada
payudara karena implant yang tidak higienis, maupun menimbulkan dampak secara psikologis dimana krisdayanti menderita stress karena dituntut selalu
sempurna dan pada akhirnya ia menggunakan narkotika. sumber : Tabloid Info Kecantikan, edisi 23 tahun III, 24 Juli-06 Agustus 2009.
Berbagai penelitian juga menunjukkan meningkatnya jumlah penderita penyakit anoreksia dan bulimia yang banyak diderita wanita karena terobsesi
dengan tubuh kurus atau langsing dengan melakukan diet ketat. Anorexia adalah sindrom yang membuat seseorang kehilangan selera makan dan berhasil
menguasai rasa laparnya sendiri. Bulimia adalah sesorang memakan makanan dengan porsi yang wajar didepan publik, tetapi akan memuntahkannya kembali
makanan yang sudah dimakan. Bahkan munculnya bermacam-macam operasi ‘rombak tubuh’ yang sudah disebutkan sebelumnya. Cara-cara ekstrim,
menurunkan berat badan, ditempuh demi memenuhi hasrat kecantikan. Tidak hanya diet ketat, mereka nyaris tidak makan. Prabasmoro, 2003
2.2 Kerangka Pemikiran