Proses dan aktivitas kritis

2 Antara ruas Kondisi antara ruas kokoh 3 Noda hitam Tidak ada noda hitam pada daging, ekor dan kulit 4 Anggota tubuh Anggota tubuh lengkap 5 Berat total produk jadi Berta total produk jadi tidak melebihi penyusutan 65-70 6 Berat total produk per kemasan Sesuai dengan ekspektasi pelanggan yaitu 1800 gram atau 4 lb dengan absistensi air 2,7 ± 50 gram Sumber : PT Lola Mina

5.2.2.4 Jenis dan penyebab kecacatan pada udang

Setelah mengetahui kriteria kecacatan baik pada bahan baku maupun produk jadi, maka langkah selanjutnya adalah mencari penyebab dari masing-masing kecacatan tersebut dengan menggunakan diagram sebab akibat. Berikut ini adalah macam-macam jenis kecacatan pada udang sebelum dan sesudah pembekuan. Tabel 13. Jenis dan penyebab kecacatan pada udang No Jenis kecacatan Penyebab kecacatan 1 Warna yang pudar Oksidasi Naiknya suhu 4°C 2 Antara ruas yang regang Aktivitas fisik Aktivitas enzim 3 Noda hitam Naiknya suhu 4 °C Penguraian protein Aktivitas tyrosinase yang menghasilkan melanosis pada tubuh udang Oksidasi 4 Anggota tubuh tidak lengkap Aktivitas fisik kondisi udang yang terinjak- injak, terlempar dan tersimpan dengan bongkahan es yang besar 5 Penyusutan berat total produk jadi Pemotongan kepala yang kurang benar oleh karyawan potong kepala Penimbangan yang kurang benar Timbangan yang bekerja tidak baik 6 Berat total produk per kemasan 4 lb Timbangan bekerja tidak baik Metode penimbangan kurang benar Pemberian absistensi air yang kurang baik

5.2.3 Proses dan aktivitas kritis

Proses dan aktivitas kritis adalah suatu proses yang dapat mempengruhi hasil produksi, sehingga diperlukan perhatian yang lebih pada aktivitas kritis. Pada kenyataannya di ruang produksi semua aktivitas memerlukan perhatian yang besar, karena semua proses mempengaruhi hasil produksi. Dasar dari proses produksi dan aktivitas produksi tersebut adalah tingkat kecacatan yang besar dari masing-masing proses produksi: 1 Proses penerimaan bahan baku Proses penerimaan bahan baku merupakan proses penting dalam penentuan kualitas udang yang akan diproses. Penentuan kualitas dibagi dalam first grade, second grade, dan below standard. Kali ini hanya akan dibahas mengenai karakteristik udang kualitas first grade. Pada penerimaan bahan baku tidak boleh ada warna udang yang redup sebaiknya bening spesifik jenis udang, anggota tubuh harus lengkap, tidak boleh ada noda hitam dan kulit antara ruas kokoh. Cacat atau defect pada penerimaan bahan baku di perusahaan, ditandai oleh suatu keadaan atau kondisi yang tidak normal pada tubuh udang, dimana ketidaknormalan ini biasanya dinilai dari kondisi fisik yang terlihat langsung secara kasat mata, seperti ekor geripis, kaki renang hilang, luka, ekor sumbing dan perubahan warna tidak sesuai dengan warna spesifik jenis spesies. Maksimal defect pada penerimaan bahan baku adalah sebesar 25 . 2 Proses pemotongan kepala Pemotongan kepala dilakukan dengan cara memotong bagian kepala dengan tangan melalui dua kali penarikan dan udang pada posisi horizontal, kemudian diputar 45 O kearah bawah selanjutnya mencabut kepala secara tepat dan hati- hati. Hal ini dimaksudkan agar udang tidak rusak, sehingga daging dibawah kepala tidak ikut tercabut dan menghasilkan hasil yang bagus. Hasil akhir penyusutan yang diharapkan pada udang Penaeus monodon 65-70 . 3 Proses penimbangan produk Penimbangan produk diharapkan sesuai dengan ekspektasi pelanggan yaitu 1800 gram 4 lb dengan kelebihan air 2,70 ± 50 gram, Penimbangan dilakukan untuk menentukan berat udang yang akan disusun pada tiap pan pembeku. Penimbangan pan dilakukan dengan cara menimbang udang dengan tanggok keranjang kecil seberat 2 kg dengan berat bersih 1,8 kg 4 lb dengan menggunakan timbangan. Berdasarkan manual HACCP yang menjadi panduan bagi perusahaan dalam menerapkan program HACCP, tahapan proses yang tergolong kedalam kategori bahaya penipuan ekonomi economic fraud adalah pada tahapan koreksi akhir final corection dengan bahaya potensial salah timbang akibat kesalahan manusia atau rusaknya malfunction timbangan, sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan berat tidak sesuai dengan spesifikasi pembeli. 4 Proses pembekuan Proses pembekuan dilakukan dengan menggunakan contact plate freezer CPF pada suhu -30 o C. Contact plate freezer yang biasa digunakan oleh PT Lola Mina sebanyak 6 buah, terdiri dari 3 CPF besar dengan kapasitas 120 long panunit, 2 CPF kecil dengan kapasitas 80 long panunit dan I CPF sedang dengan kapasitas 96 long pan. Waktu untuk pembekuan CPF besar adalah 2 jam 45 menit, CPF sedang 2 jam 30 menit, sedangkan CPF kecil 3 jam 45 menit. Pada tahapan ini diharapkan suhu pusat produk -18 C sampai -24 C. Apabila kurang dari suhu -18 C maka akan mengalami kemunduran mutu.

5.2.4 Analisis pengendalian mutu