Lean Lean Six Sigma

Pendekatan Lean akan menyingkapkan proses yang tidak bernilai tambah non value added dan yang bernilai tambah value added serta membuat proses yang value addded mengalir secara lancar sepanjang aliran proses-proses bernilai tambah value stream processes, sedangkan Six Sigma akan mereduksi variasi dari proses yang value added itu Gaspersz 2007. Perusahaan-perusahaan Lean Six Sigma memulai program peningkatan secara terus-menerus secara mendasar melalui perbaikan housekeeping menggunakan prinsip 6S untuk menciptakan dan memlihara agar tempat kerja menjadi teratur, bersih, aman dan memiliki kinerja tinggi. 6S merupakan landasan untuk peningkatan terus-menerus, zero defects, reduksi biaya dan untuk menciptakan area kerja yang aman dan nyaman Hidayat 2007.6S memiliki akronim sebagai berikut: a. Sort, yaitu menyingkirkan dari tempat kerja semua benda yang tidak digunakan lagi dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas. Jika suatu benda diragukan apakah masih digunakan lagi atau tidak, benda tersebut perlu disingkirkan dari tempat kerja, dan disimpan di gudang. Apabila tidak digunakan lagi benda itu dibuang. b. Stabilize, yaitu mengatur atau menyusun benda-benda yang diperlukan dalam area kerja, kemudian mengidentifikasi dan memberikan label atau tanda, sehingga setiap orang dapat menemukan benda-benda itu dengan mudah dan cepat. c. Shine, yaitu menjaga atau memelihara agar area kerja tetap bersih dan rapih. d. Standardize, yaitu menstandarisasikan atau menciptakan konsistensi implementasi sort, stabilize dan shine yang berarti mengerjakan sesuatu yang benar dengan cara yang benar setiap waktu. e. Safety, yaitu memberikan karyawan suatu praktik kerja yang aman dan prosedur- prosedur yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja K3 untuk mencegah kecelakaan kerja. f. Sustain, yaitu menjamin keberhasilan dan kontinuitas program 6S.

2.5.1 Lean

Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan Waste dan meningkatkan nilai tambah value added produk barang dan atau jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan customer value. Tujuan Lean adalah meningkatkan secara terus menerus customer value melalui peningkatan secara terus menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste the value-to-waste ratio fokus pendekatan konsep Lean, yaitu pada pereduksian biaya cost reduction dengan mereduksi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah non-value added activities. Aplikasi Lean telah dilakukan di berbagai sektor industri seperti otomotif, elektronik dan industri consumer goods Evan dan Lindsay 2007. Terdapat lima prinsip dasar Lean Gasperz 2007, yaitu: 1 mengindentifikasi nilai produk perspektif pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk bermutu superior, dengan harga yang kompetitif dan penyerahan tepat waktu. 2 mengindentifikasi pemetaan proses pada value stream value stream process mamping untuk setiap produk. Sebagian besar perusahaan industri di Indonesia hanya melakukan pemetaan proses bisnis atau proses kerja, bukan melakukan proses pemetaan proses produk. Hal ini berbeda dengan konsep Lean. 3 Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas sepanjang proses value stream itu. 4 Mengorganisasikan agar material, informasi dan produk itu mengalir secara lancar dan efesien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik Pull System. 5 Terus-menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan improvement tools and techniques untuk mencapai keunggulan dan peningkatan terus menerus. Lean berfokus pada identifikasi dan mereduksi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah non value adding activities yang merupakan pemborosan waste dalam desain, produksi untuk bidang manufaktur atau operasi untuk bidang jasa dan manajemen suplai supply chain management, yang berkaitan langsung dengan pelanggan. Waste dapat didefinisi sebagai segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses transformasi input menjadikan output sepanjang value stream. Waste harus dihilangkan guna meningkatkan nilai produk dan selanjutnya meningkatkan custumer value Gaspersz 2002. Pada dasarnya dikenal dua kategori utama pemborosan, yaitu type one waste dan type two waste: 1 Type one waste, merupakan aktivitas kerja yang tidak menciptakan nilai tam bah dalam proses tansformasi input menjadi output sepanjang value stream, namun aktivitas itu pada saat sekarang tidak dapat dihindarkan karena berbagai alasan 2 Type two waste, merupakan aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah dan dapat dihilangkan dengan segera. Bisa disebut dengan waste saja karena benar- benar merupakan pemborosan yang harus dapat diidentifikasi dan dihilangkan dengan segera.

2.5.2 Six Sigma