1,83 5,5 Sigma
2,00 6,0 Sigma
2,17 6,5 Sigma
2,33 7,0 Sigma
Sumber: Gaspersz 2007
Nilai Cp dan kapabilitas proses diatas dihitung menggunakan kapabilitas proses 3-sigma sebagai referensi, karena formula Cp = USL
– LSL 6s diciptakan untuk pengendalian kapabilitas proses yang diinginkan adalah pada tingkat 4,5 Sigma, maka nilai Cp harus sama dengan 4,53 = 1,50.
Berdasrkan konsep ini, dapat menentukan berbagai nilai Cp pada kapabilitas sigma tertentu, sebagai contoh: jika kapabilitas proses adalah 4,3 Sigma, maka
Cp= 4,333 = 1,43. Dari penjelasan diatas, industri tidak boleh puas hanya mencapai angka indeks Cp = 1,33; karena indeks Cp = 1,33 hanya memiliki
kapabilitas proses 4,0 Sigma, yang berarti proses masih mengandung 6210 DPMO defects per million opportunities. Jika Cp = 2,0; maka
kapabilitas proses adalah 6,0 Sigma dan hanya mengandung 3,4 DPMO defects per million opportunities berarti peluang terjadinya kegagalan proses 3,4 kali
dari kesempatan proses satu juta kali. Berbagai nilai sigma dan DPMO ditunjukkan dalam Lampiran 7.
2. Indeks kapabilitas proses Cpk.
Indeks kapabilitas proses Cp pembahasan pada poin 1 di atas memiliki nilai keterbatasan, yaitu:
a Indeks Cp tidak dapat digunakan apabila CTQ proses yang dikendalikan itu
hanya memiliki satu batas spesifikasi hanya memiliki USL dan LSL saja. Oleh sebab itu, indeks Cp hanya dapat digunakan apabila CTQ proses yang
akan dikendalikan itu memiliki dua nilai batas spesifikasi USL dan LSL. b
Indeks Cp tidak mampu mendeteksi process centering, dimana jika nilai rata- rata proses
x tidak tepat sama dengan nilai target T, maka indeks Cp hanya dapat memberikan misleading results hasil yang salah dalam membuat
keputusan. Kekurangan indeks Cp dapat diatasi dengan memenuhi
persyaratan asumsi bahwa proses yang dikendalikan harus berdistribusi normal.
Jika persyaratan asumsi distribusi normal di atas dapat dipenuhi, maka indeks Cpk dihitung berdasarkan formula: Cpk = Z-minimum3; dan Zu = USL
- xs. x adalah nilai rata-rata CTQ formula Cpk = Z-minimum3 diatas
diciptakan untuk pengendalian proses 6 Sigma, maka indeks Cpk dan kapabilitas proses pada berbagai tingkat Sigma dapat ditunjukkan sama seperti pada Tabel 4.
Pada dasarnya nilai indeks Cp dan Cpk adalah sama pada berbagai tingkat Sigma, kecuali indeks Cpk mampu mendeteksi process centering Apakah telah
bergeser ke arah bawah menuju LSL atau bergeser ke arah atas menuju USL.
3. Indeks kapabilitas proses Cpm
Persyaratan asumsi yang ketat, seperti data harus berdistribusi normal dan nilai rata-rata proses
x harus tepat sama dengan nilai target T berada ditengah-tengah dari nilai USL dan LSL, maka penggunaan indeks Cpm lebih
disukai. Indeks Cpm dihitung berdasarkan fomula:
Cpm = USL – LSL {6 x T
s } atau: Cpm = Cp {
1 x T s } Beberapa keuntungan dari penggunaan indeks Cpm:
a Indeks Cpm dapat diterapkan pada suatu interval spesifikasi yang tidak simetris
asymmetrical specification interval, dimana nilai spesifikasi target kualitas T tidak tepat berada di tengah nilai USL dan LSL.
b Indeks Cpm dapat dihitung untuk distribusi apa saja dan tidak mensyaratkan
data harus berdistibusi normal. Hal ini berarti perhtungan Cpm adalah bebas dari persyaratan distribusi data, serta tidak memerlukan lagi uji normalitas untuk
mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari proses itu berdistribusi normal. Hal ini juga akan meghindarkan pertanyaan-pertanyaan tentang distribusi apa
yang digunakan.
Serupa dengan konsep di atas, yaitu bahwa semua formula yang diciptakan adalah berdasarkan referensi pengendalian proses 3-sigma, maka untuk
pengendalian proses 6-sigma perlu ditentukan angka-angka indeks Cpm pada berbagai tingkat sigma seperti dapat dilihat pada Tabel 4.
4. Indeks kapabilitas proses Cpmk