Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Repayment capacity

47 dan bank. Dengan demikian responden tidak merasa terbebani oleh kewajiban untuk mengembalikan kredit. Agunan tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit, hal ini dapat hasil analisis deskriptif agunan di mana sebagian responden baik lancar maupun menunggak memiliki agunan. Nilai odds ratio dari agunan adalah 0,27 yang berarti jika responden memiliki agunan maka peluang terjadinya penunggakan akan naik sebesar 0,27 kali. 4 Angsuran Angsuran memiliki korelasi positif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Hasil regresi ini tidak sesuai dengan dugaan awal di mana angsuran diduga berkorelasi negatif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Salah satu penyebab ketidaksesuaian ini adalah karena angsuran berbanding lurus dengan besarnya jumlah kredit yang diterima, sehingga semakin besar nilai angsuran maka jumlah kredit yang diterima akan semakin tinggi. Pada Tabel 17, dapat dilihat bahwa angsuran tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit. Hal ini dikarenakan nilai angsuran responden lancar dan menunggak relatif sama. Nilai odds ratio sebesar 1,00 mengindikasikan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai angsuran sebesar satu satuan maka peluang responden untuk mengembalikan kredit akan naik naik sebesar satu kali. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati 2011 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat realisasi dan pengembalian KUR pada BRI Unit Cibinong.

7.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Repayment capacity

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi repayment capacity dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda. Hasil dari regresi ini dapat dilihat pada Tabel 18. 48 Tabel 18. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Repayment capacity Variabel Coef P Value VIF Omzet 832915 0,000 - Pengeluaran Rumah Tangga -0.01205 0.835 1.264 Lama Usaha 8803 0.252 1.176 Usia Responden -11783 0.021 1.154 P=0,000 Dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 persen α=0,1, maka dapat dilihat bahwa telah cukup bukti untuk menolak H0, bahwa paling tidak ada satu variabel prediktor yang mampu menjelaskan variabel respon. Selain itu, nilai VIF masing-masing variabel yang tidak tinggi menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi di antara variabel-variabel prediktor. Berdasarkan hasil uji regresi, maka faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap nilai repayment capacity adalah omzet dan usia responden, sedangkan pengeluaran rumah tangga dan lama usaha tidak berpengaruh terhadap nilai repayment capacity. 1 Omzet Sesuai dengan dugaan awal, omzet memiliki korelasi positif terhadap nilai repayment capacity. Hal ini dikarenakan semakin besar omzet responden maka semakin besar penghasilan yang diterima. Jika pengeluaran responden tidak mengalami perubahan, maka jumlah dana yang dapat dimanfaatkan responden juga akan bertambah. Di dalam penelitian ini terdapat 11 orang responden yang bergerak di bidang on-farm. Pada umumnya, pola pendapatan dari usaha on-farm bersifat musiman, sedangkan penilaian repayment capacity yang dilakukan oleh BRI Unit Cibungbulang bersifat bulanan. Perbedaan di dalam jangka waktu ini akan menyebabkan penilaian repayment capacity yang dimiliki oleh responden menjadi tidak akurat. Nilai p-value variabel omzet yang berada di bawah taraf nyata menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap nilai 49 repayment capacity. Dengan demikian, semakin besar nilai omzet maka nilai repayment capacity akan semakin besar. 2 Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran rumah tangga berkorelasi negatif terhadap nilai repayment capacity. Sesuai dengan dugaan awal, semakin besar pengeluaran rumah tangga maka nilai repayment capacity akan semakin kecil. Salah satu komponen dari pengeluaran rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga tertanggung. Semakin banyak anggota keluarga yang tertanggung maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh responden. Sebaran jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 14. Variabel pengeluaran rumah tangga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai repayment capacity. Hal ini dikarenakan baik responden lancar maupun menunggak memiliki nilai pengeluaran rumah tangga dengan sebaran yang sama. 3 Lama Usaha Lama usaha berkaitan dengan pengalaman responden di dalam menjalankan usahanya. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 18, di mana lamanya suatu usaha telah berjalan memiliki korelasi yang bersifat positif terhadap nilai repayment capacity responden. Dengan demikian semakin lama usaha yang dimiliki responden, maka semakin besar nilai repayment capacity yang dimiliki. Meskipun lama usaha memiliki korelasi yang bersifat positif terhadap besarnya nilai repayment capacity responden, tetapi sebagian besar responden yang tergabung di dalam kategori responden dengan nilai repayment capacity terbesar justru merupakan responden yang memiliki usaha berusia kurang dari lima tahun. Salah satu penyebab paradoks ini adalah sebagian besar responden yang memiliki usaha yang berusia kurang dari lima tahun merupakan responden yang telah memiliki pengalaman di bidang yang dijalani sebelum memulai usaha sendiri. Dengan pengalaman yang telah didapatkan maka responden dapat meningkatkan omzet usahanya relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan responden yang belum memiliki pengalaman sebelumnya. 50 Variabel lama usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai repayment capacity. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis deskriptif, di mana sebaran lama usaha sama untuk setiap nilai repayment capacity. 4 Usia Responden Usia responden memiliki korelasi negatif terhadap nilai repayment capacity. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan awal, di mana usia responden berkorelasi positif terhadap nilai repayment capacity. Salah satu penyebab dari ketidaksesuaian tersebut adalah semakin bertambah usia responden maka tingkat produktivitasnya semakin menurun, demikian juga dengan tingkat adapatasi terhadap perubahan di bidang usaha yang dijalankan. Selain tingkat produktivitas, responden yang berusia lebih tua juga memiliki pengeluaran rumah tangga yang lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang lebih muda. Dengan demikian, pendapatan bersih yang dimiliki oleh responden yang lebih tua relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden yang lebih muda. Pengeluaran rumah tangga yang relatif besar ini tidak terlepas dari banyaknya jumlah tanggungan keluarga, di mana responden yang lebih tua memiliki jumlah tanggungan yang relatif lebih banyak. Usia responden berpengaruh secara signifikan terhadap nilai repayment capacity. Dengan demikian semakin bertambah usia responden maka nilai repayment capacity yang dimiliki akan semakin berkurang.

7.3 Implikasi Manajerial

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Tingkat produktivitas Hasil Panen Padi di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

13 132 73

Analisis Fasilitas Kredit Perumahan Rakyat Terhadap Kepemilikan Rumah Pada Masyarakat Kota Medan Di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan

0 37 94

Analisis Fasilitas Kredit Perumahan Rakyat Terhadap Kepemilikan Rumah Oleh Masyarakat Kota Medan Di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan

1 41 81

Pengaruh Program Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Teluk Panji Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Teluk Panji Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 42 224

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Rakyat Indonesia Unit Leuwiliang Kabupaten Bogor

4 38 120

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pencairan kredit usaha rakyat (KUR) di sektor agribisnis (Kasus pada BRI Unit Cigombong-Bogor)

2 35 103

Pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Rakyat (kur) pada Bank Rakyat Indonesia unit Kuwarasan cabang Gombong

0 7 83

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT MAJENANG PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT MAJENANG CABANG SRAGEN.

0 0 16

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT MAJENANG CABANG SRAGEN.

0 0 18