10
dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, dan memiliki tingkat kepercayaan sebesar 90 persen.
2.3 Pengaruh Repayment capacity Terhadap Kelancaran Kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Irawati 2011 mengenai faktor yang mempengaruhi realisasi KUR di BRI Unit Cibinong, Bogor menggunakan analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian dengan metode ini menunjukkan bahwa omzet memiliki nilai positif walaupun tidak signifikan, sedangkan repayment
capacity memiliki nilai negatif walaupun tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2009 di BRI Unit Cibungbulang
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelacaran pembayaran KUR di BRI Cibungbulang menunjukkan bahwa omzet bernilai positif dan siginifikan terhadap
tingkat kelancaran pembayaran kredit, akan tetapi repayment capacity memiliki korelasi negatif dan tidak siginifikan. Hal ini sesuai dengan nilai Non-Performing
Loan yang bernilai cukup besar, yaitu 35,61 persen. Auditiya 2011 di dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembalian kredit usaha rakyat mikro menunjukkan bahwa repayment capacity berpengaruh positif terhadap tingkat kelancaran
pengembalian kredit, akan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan. Faktor- faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengembalian kredit adalah
jarak tempat tinggal dengan BRI dan omzet usaha.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Repayment capacity
Durguner dan Katchova 2011 melakukan penelitian yang berjudul
Repayment capacity of Farmers: A Balanced Panel Data Approach untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai repayment capacity petani.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data time series mulai dari tahun 2000 hingga 2006 terhadap 184 orang petani di Illinois. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa working-capital ratio, debt-to-asset ratio dan usia responden berpengaruh signifikan terhadap nilai repayment capacity responden. Working-
capital ratio mempengaruhi nilai repayment capacity secara negatif, debt-to-asset ratio mempengaruhi nilai repayment capacity secara negatif, dan usia responden
mempengaruhi nilai repayment capacity secara positif. Korelasi positif di antara usia dan nilai repayment capacity menunjukkan bahwa semakin dewasa
11
responden maka nilai repayment capacity yang dimiliki akan semakin besar, akan tetapi nilai tersebut mengalami penurunan setelah mencapai tingkat usia tertentu.
Penelitian yang dilakukan oleh Zech dan Pederson 2003 menunjukkan bahwa turnover ratio mempengaruhi nilai repayment capacity secara positif,
besarnya pengeluaran rumah tangga berpengaruh secara negatif, dan debt-to-asset ratio mempengaruhi nilai repayment capacity secara negatif. Usia responden
berpengaruh secara negatif walaupun tidak signifikan. Penelitiaan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Durguner dan Katchova 2011 serta penelitian Zech dan Pederson 2003. Perbedaan dapat dilihat pada skala usaha yang digunakan, metode perhitungan
repayment capacity, ketersediaan data yang dapat digunakan, dan jenis kredit yang menjadi objek penelitian. Akan tetapi, penelitian ini menggunakan penelitian
yang dilakukan oleh Durguner dan Katchova 2011 dan Zech dan Pederson sebagai acuan di dalam penentuan variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi
nilai repayment capacity yang dimiliki oleh responden.
12
III. KERANGKA PEMIKIRAN