8
Penelitian mengenai analisis penerimaan KUPEDES terhadap performance business dalam sektor perdagangan, industri, dan pertanian di Bank Rakyat
Indonesia Unit Parung yang dilakukan oleh Sudarmaji 2008 menunjukkan bahwa sektor pertanian dan industri memiliki keterikatan yang lebih besar di
antara KUPEDES dan performance business jika dibandingkan dengan sektor perdagangan. Akan tetapi, sektor perdagangan lebih unggul jika dilihat dari rasio
aktivitas dan profitabilitas.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit
Hasibuan 2010 pada penelitiannya mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet KUPEDES pada BRI Unit Cijeruk, Bogor,
menemukan bahwa variabel usia, tingkat pendidikan, dan agunan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Variabel usia
dan pendidikan memiliki nilai koefisien negatif, akan tetapi variabel agunan memiliki koefisien positif. Dengan demikian semakin bertambah usia dan
semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka kemungkinan terjadinya penunggakan akan semakin tinggi. Sebaliknya, adanya agunan akan mengurangi
kemungkinan terjadinya penunggakan terhadap pengembalian kredit. Penelitian yang dilakukan oleh Triwibowo 2009 mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembalian kredit bermasalah pada BPR Rama Ganda Bogor menyimpulkan bahwa omzet memiliki hubungan negatif dengan
kelancaran pembayaran kredit debitur walaupun hal ini tidak berpengaruh secara signifikan. Faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit di dalam penelitian
ini adalah jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman dalam pengambilan kredit.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammamah 2008 mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit Kupedes studi kasus BRI unit
Cigudeg, Bogor menunjukkan bahwa omzet usaha dan pengalaman dalam pengambilan kredit adalah faktor yang menentukan tingkat kelancaran
pembayaran kredit. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Penelitian yang dilakukan oleh Agustania 2009 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian KUR di BRI Unit Cimanggis
9
menunjukkan bahwa dengan taraf nyata sebesar 10 persen adanya pinjaman terhadap pihak lain, omzet usaha, dan besarnya jumlah pinjaman mempengaruhi
tingkat pengembalian. Adanya pinjaman terhadap pihak lain berdampak negatif terhadap kelancaran pembayaran kredit, sedangkan omzet usaha dan besarnya
jumlah pinjaman berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Limsombunchai, Gan, dan Lee 2005 di dalam penelitiannya yang
berjudul An Analysis of Credit Scoring for Agricultural Loans in Thailand menemukan bahwa total nilai aset, capital turnover ratio, dan durasi kerjasama di
antara bank dan debitur mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit. Semakin besar total nilai aset maka semakin lancar pengembalian kredit debitur.
Akan tetapi, semakin besar capital turnover ratio dan semakin lama durasi kerjasama di antara bank dan debitur maka semakin besar kemungkinan terjadinya
penunggakan kredit. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian
KUPERTA Studi kasus di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawasi Selatan yang dilakukan oleh Sulaiman 2006 menunjukkan bahwa jumlah pinjaman, jarak di
antara rumah debitur dan bank pelaksana, adanya usaha sampingan, lama pinjaman yang lebih dari satu tahun, dan pendidikan yang lebih dari SMA
memiliki peranan yang siginifikan di dalam tingkat kelancaran pengembalian kredit.
Rachmat 2011 di dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan agribisnis pada bank umum syariah
studi kasus pada BMI Cabang Depok menemukan bahwa jumlah tanggungan keluarga, pendapatan usaha, lama usaha, dan jenis usaha berpengaruh nyata
terhadap pengembalian pembiayaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dengan tingkat kepercayaan sebesar 95
persen. Haloho 2010 melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD JaBar Banten KCP Darmaga menemukan bahwa faktor usia, tingkat pendidikan, serta jaminan
menentukan tingkat kelancaran pengembalian kredit. Penelitian ini dilakukan
10
dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, dan memiliki tingkat kepercayaan sebesar 90 persen.
2.3 Pengaruh Repayment capacity Terhadap Kelancaran Kredit