16
3.2 Kerangka Operasional
Kredit Usaha Rakyat pada dasarnya adalah kredit semi-program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha melalui pertambahan modal.
Dengan demikian, walaupun memiliki persyaratan yang relatif sederhana,debitur tetap harus mengikuti peraturan kredit yang ditetapkan oleh pemerintah dan bank.
Debitur yang gagal mengembalikan kredit yang diterima setelah masa angsuran selesai secara otomatis akan masuk ke dalam black list Bank Indonesia.
Ada lima prinsip yang dimiliki oleh pihak perbankan dalam menilai kelayakan calon debitur sebelum memberikan kredit, yaitu capacity, capital,
character, condition of economy, dan collateral. Kelima faktor ini dapat digunakan untuk menilai kelayakan seorang calon debitur dan menggambarkan
keadaan usaha yang dimiliki oleh calon debitur. Dari kelima kriteria ini, kriteria utama yang digunakan di dalam Kredit
Usaha Rakyat untuk menilai kelayakan calon debitur adalah capacity. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam mengembalikan dana kredit yang
diterima. Kapasitas dapat dilihat dari cash flow usaha, omzet, dan proyeksi peningkatan usaha jika mendapatkan kredit. Pada akhirnya, output dari capacity
adalah repayment capacity yang menunjukkan kemampuan membayar calon debitur. Nilai dari repayment capacity menunjukkan ability to pay atau
kemampuan membayar debitur. Ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi repayment capacity,
yaitu omzet usaha, debt-to-asset ratio, working capital ratio, pengeluaran rumah tangga, lama usaha, dan usia responden. Keenam faktor ini dipilih sesuai dengan
referensi penelitian terdahulu dan melalui diskusi yang dilakukan dengan pihak yang merupakan ahli di bidang kredit mikro. Akan tetapi dikarenakan
keterbatasan data, maka faktor yang akan digunakan di dalam model adalah omzet, besarnya pengeluaran rumah tangga, lamanya usaha telah berdiri, serta
usia responden. Omzet merupakan pendapatan yang didapatkan dari usaha yang dimiliki
debitur. Omzet usaha diduga berkorelasi positif terhadap tingkat repayment capacity, di mana semakin tinggi omzet usaha maka nilai repayment capacity juga
akan meningkat.
17
Pengeluaran rumah tangga adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh debitur untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada umumnya pengeluaran
rumah tangga bukanlah faktor yang diperhitungkan di dalam penilaian repayment capacity, akan tetapi pada usaha mikro, kecil, dan menengah pengeluaran rumah
tangga dan pengeluaran usaha tidak terpisah, sehingga besarnya pengeluaran rumah tangga berdampak langsung terhadap pendapatan bersih usaha. Oleh
karena itu, pengeluaran rumah tangga diduga berdampak negatif terhadap nilai repayment capacity.
Lama usaha adalah lamanya suatu usaha telah berdiri. Semakin lama suatu usaha telah berdiri maka pengalaman debitur di dalam bidang usahanya akan
semakin banyak. Dengan demikian lama usaha diduga berpengaruh positif terhadap nilai repayment capacity.
Usia responden menunjukkan tingkat kedewasaan responden. Selain itu, usia responden juga mempengaruhi kemampuan rasional debitur, sehingga
semakin bertambah usia responden diduga nilai repayment capacity yang dimiliki akan semakin besar.
Dari penjelasan di atas, maka diduga ada korelasi positif di antara repayment capacity dan tingkat kelancaran pengembalian KUR. Faktor-faktor
yang diduga memiliki dampak terhadap repayment capacity adalah omzet, pengeluaran rumah tangga, lama usaha, dan usia responden. Semua variabel ini
diduga berpengaruh secara signifikan terhadap nilai repayment capacity. Gambar 1 menjelaskan kerangka operasional secara ringkas.
18
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Pengembalian KUR BRI Unit Cibungbulang
Condition of Economy
Collateral Capital
Character Capacity
Omzet Pengeluaran Rumah Tangga
Lama Usaha Usia Responden
Repayment capacity
19
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2012 hingga 20 Februari 2012 pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cibungbulang. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja, dikarenakan BRI Unit Cibungbulang merupakan salah satu Unit yang mengalami penurunan Non-
Performing Loan yang signifikan sejak penelitian terdahulu pada tahun 2009, serta aksesibilitas penulis terhadap responden yang akan diteliti.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berasal dari dua sumber, yaitu:
1 Data Primer
Di dalam penelitian ini, data primer didapatkan dengan melakukan wawancara baik secara kunjungan dengan menggunakan bantuan
kuesioner. Data primer juga didapatkan dengan melakukan wawancara terhadap Kepala Unit BRI Unit Cibungbulang dan Mantri yang
langsung melihat kondisi lapangan debitur. 2
Data Sekunder Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari data internal BRI
nasional berupa data KUR secara nasional, BRI Cabang Bogor berupa penyaluran KUR di daerah Bogor, serta BRI Unit Cibungbulang
berupa data nasabah yang merupakan debitur KUR di bidang agribisnis. Data sekunder juga diperoleh dari jurnal, pedoman KUR
baik dari pihak BRI maupun pemerintah, serta Badan Pusat Statistik. Data sekunder yang digunakan antara lain penyaluran kredit di
Indonesia, penyebaran kredit berdasarkan sektor usaha, dan jumlah UMKM di Indonesia.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah nasabah KUR mikro BRI Unit Cibungbulang yang bergerak di bidang agribisnis, baik di subsistem on-farm
maupun subsistem off-farm. Total dari debitur yang bergerak di bidang agribisnis