2.2 Warna Mi Instan
Hasil perbandingan warna antara empat jenis mi instan dapat diilihat pada Gambar 5. Berdasarkan data penelitian, diperoleh bahwa warna keempat mi instan
memiliki  warna  yang  cenderung  terang.  Kesan  gelap  bertambah  seiring  dengan adanya  penambahan  mikroenkapsulat  MSM.  Melihat  nilai  a  dari  berbagai  mi
instan,  mi  instan  komersial  memiliki  sedikit  kecenderungan  warna  hijau, sementara  mi  instan  hasil  penelitian  cenderung  ke  warna  merah.  Nilai  b  yang
diperoleh  dari  berbagai  mi  menunjukkan  bahwa  keempat  jenis  mi  memiliki kecenderungan berwarna kuning.
Dari  data  tersebut  terlihat  bahwa  semakin  banyak  mikroenkapsulat  MSM yang ditambahkan maka warna  yang dihasilkan  semakin kuning  dan merah. Jika
dibandingkan  dengan  mi  instan  komersial,  penambahan  mikroenkapsulat  MSM sebanyak  6.5  sudah  menghasilkan  warna  yang  lebih  kuning,  lebih  merah,  dan
lebih  gelap.  Hasil  penelitian  tersebut  menyatakan  bahwa  MMSM  dapat menggantikan  tartrazin  sebagai  pewarna  kuning  pada  mi  instan,  sehingga  dalam
pembuatan  mi  instan  dapat  menggunakan  pewarna  alami  yang  lebih  aman  untuk dikonsumsi, selain itu juga dapat menambah asupan vitamin A.
2.3 Elongasi Mi Instan
Elongasi pada mi instan dipengaruhi dari tersebarnya gluten secara merata dan  juga  proses  gelatinisasi  dari  pati  terigu  Gavin  2001.  Air  dibutuhkan  untuk
melarutkan  dan  mendistribusikan  gluten  yang  terbentuk  dari  terigu,  air  juga digunakan sebagai media penghantar panas untuk gelatinisasi pati dari adonan mi.
Hasil analisis elongasi mi instan dapat dilihat pada Gambar 6.
Semakin  terdistribusinya  gluten  pada  adonan,  maka  tekstur  dari  mi  instan akan  semakin  baik  dan  kokoh.  Begitu  pula  ketika  gelatinisasi  terjadi  merata  di
seluruh  bagian  adonan,  maka  tekstur  dari  mi  tersebut  akan  kokoh  dan  baik. Menurut Hou 2010, kurangnya air pada adonan  menyebabkan adonan menjadi
bergaris-garis  dan  kadang  terjadi  pengelupasan  pada  permukaan  mi.  Hal  ini mengakibatkan mi menjadi mudah patah dan ketika telah dimasak, tekstur mi akan
72,08
-2,02 31,71
69,26
1,31 24,32
58,41
4,75 42,05
52,35
8,68 43,06
-10 10
20 30
40 50
60 70
80
L a
b
°H ue
Komersial 6.50
13
Gambar 5  Karakteristik warna mi instan
lembek dikarenakan gluten kurang terbentuk. Nilai elongasi merupakan parameter untuk  menentukan  seberapa  besar  mi  dapat  meregang  dari  ukuran  awal  ketika
diberi suatu tekanan Marliyati 2010.
Keterangan: Huruf yang sama di belakang angka pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Gambar 6  Elongasi mi instan Pada mi instan komersial dan mi instan kontrol dapat dilihat memiliki nilai
elongasi  yang  tidak  berbeda  nyata,  yaitu  sebesar  200.01  dan  196.77. Sementara  pada  mi  instan  dengan  penambahan  mikroenkapsulat  sebanyak  6.5
terdapat  penurunan  yang  cukup  signifikan  menjadi  146.99.  Nilai  elongasi  juga menurun signifikan pada mi instan  yang ditambahkan mikroenkapsulat  sebanyak
13  yaitu  menjadi  97.91.  Dari  data  tersebut  dapat  dilihat  adanya  penurunan elongasi  seiring  dengan  penambahan  mikroenkapsulat  minyak  sawit  merah  pada
adonan.  Hal  ini  disebabkan  karena  adanya  MMSM  pada  adonan  menyebabkan persentase  air  dalam  adonan  menjadi  lebih  sedikit,  sehingga  gluten  kurang
terdistribusi  dan  juga  media  untuk  proses  gelatinisasi  pati  berkurang.  Adanya minyak sawit merah juga diduga mengurangi absorpsi air pada adonan, sehingga
mengganggu  terjadinya  gelatinisasi  sempurna  dari  pati  terigu  Marliyati  2010. Menurut  Moncel  2013,  adanya  lemak  juga  menyebabkan  formasi  gluten  lebih
sulit  terbentuk,  karena  adanya  lemak  yang  membatasi  antara  senyawa  gluten sehingga  tidak  dapat  membentuk  gluten  yang  kompak.  Analisis  ANOVA  dari
elongasi mi instan dapat dilihat pada Lampiran 13.
3. Sifat Organoleptik Mi Instan
Uji organoleptik yang dilakukan berupa rating garis dengan parameter uji antara lain warna, rasa, aroma, dan tekstur. Uji organoleptik ini menggunakan 30
panelis  sesuai  dengan  ketentuan  organoleptik  dari  SNI  2006.  Uji  rating  garis memungkinkan  suatu  parameter  dinilai  dengan  membandingkan  sampel  dengan
reference  yang  dipilih  sehingga  hasil  uji  tidak  terlalu  acak  antara  panelis  satu
200.01a 196.77a
146.99b 97.91c
50 100
150 200
250
Mie komersial Mie kontrol
Mie 6.5 Mie 13
E lo
ng a
si