Kelarutan, Metode Gravimetri Fardiaz et al. 1992

yang berlebih maka terjadi penyalutan yang kurang sempurna. Hal ini memiliki efek pada tingginya jumlah minyak yang tidak tersalut. Hal ini mungkin terjadi pada mikroenkapsulat MSM pada formula 3:1:1 Formula I. Tabel 3 Perbedaan karakteristik mikroenkapsulat pada tiga formula Karena mikroenkapsulat MSM Formula I tidak dapat diproduksi, maka dilakukan reformulasi dengan mengurangi jumlah minyak yang ditambahkan pada emulsi dengan kondisi proses yang sama. Formula tambahan yang diuji yaitu sebanyak dua formula. Formula II memiliki perbandingan antara minyak dan penyalut sebesar 0.8:1, dan Formula III memiliki perbandingan antara minyak dan penyalut sebesar 0.75:1. Dari kedua formula tersebut kemudian dilakukan perbandingan pada rendemen produk dan kadar air produk. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa produk yang memiliki kualitas yang baik dari segi kadar air serta memiliki rendemen akhir yang cukup besar adalah Formula III. Menurut penelitian Dian et al. 1996, ketika bahan inti dari mikroenkapsulat tidak terlalu banyak, maka material dinding mampu menyalut bahan inti MSM dengan lebih baik. Penyalutan yang baik berarti kebocoran pada dinding mikroenkapsulat tidak terlalu banyak. Hal ini yang menyebabkan minyak tidak bocor keluar mikroenkapsulat, sehingga serbuk lebih tidak lengket antara satu sama lain sehingga lebih tidak menempel pada dinding spray dryer. Berdasarkan kadar air dan rendemen maka formula III yang digunakan untuk tahap penelitian selanjutnya. Hasil formula III dapat dilihat pada Gambar 3. Formula Rendemen Kadar Air Deskripsi I Penyalut : MSM = 1 : 1 - - Tidak diperoleh produk berupa bubuk. II Penyalut : MSM = 1 : 0.8 4.24 1.84 ± 0.02 Produk berbentuk bubuk namun masih memiliki ukuran granula yang besar. III Penyalut : MSM = 1 : 0.75 33.08 1.15 ± 0.04 Produk berbentuk bubuk dengan ukuran granula kecil. Keterangan : Penyalut terdiri dari maltodekstrin : natrium kaseinat = 3 : 1 Penyalut : Air = 1 : 3.33