Analisis Bahan Baku MSM

2. Analisis kadar air, metode hot plate AOCS Ca 2b-38 1989

Sampel ditimbang dengan teliti 5 – 20 g, sampel dimasukkan ke dalam cawan aluminium yang telah diketahui bobot tetapnya. Cawan tersebut dipanaskan di atas api, kemudian perlahan-lahan diamati untuk menghindari percikan minyak terbuang. Akhir analisis ditandai dengan hilangnya bunyi gemercik dan busa tidak terbentuk pada sampel. Pemanasan sampel selama analisis berlangsung tidak boleh melebihi suhu 130 °C. Pemanasan dihentikan pada saat mulai terbentuk asap. Cawan aluminium didinginkan pada suhu ruang atau dalam desikator dan kemudian timbang bobot tetap. Kadar air dihitung menggunakan Persamaan 2. Kadar air = 100 2 Keterangan: W = bobot wadah g W 1 = bobot wadah dengan contoh uji sebelum dikeringkan g W 2 = bobot wadah dengan contoh uji setelah dikeringkan g

3. Penentuan kadar total karoten metode spektrofotometri PORIM p26

1988 Sebanyak 0.1 g sampel dilarutkan dengan heksana dalam labu ukur 25 mL sampai tanda tera, lalu dikocok hingga benar-benar homogen. Selanjutnya serapan diukur spektrofotometer pada panjang gelombang 446 nm. Pengenceran dilakukan apabila absorbansi yang diperoleh nilainya lebih dari 0.700. Total - karoten dihitung dengan Persamaan 3. Kadar β-karoten mgkg = 3 Keterangan : W = bobot sampel yang dianalisis g As = Absorbansi sampel

4. Analisis Asam Lemak Bebas, Metode Titrasi

AOCS Ca 5a-40 1997 Kadar asam lemak bebas ditentukan berdasarkan jumlah asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel. Minyak ditimbang sebanyak 5 g dalam gelas erlenmeyer 250 mL, untuk sampel minyak dari MSM dan mi instan ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian ditambahkan etanol 95 dan dipanaskan dalam penangas air sambil diaduk. Indikator fenolftalein 1 ditambahkan sebanyak 2-3 tetes. Titrasi kemudian dilakukan dengan NaOH 0.1 N atau 0.25 N hingga terbentuk warna merah muda yang tidak berubah selama 30 detik. Asam lemak bebas dihitung sebagai asam palmitat dengan Persamaan 4.