teknologi  produksi  barang  industri  lebih  seragam  tanpa  memperhatikan lokasi produksi barang tersebut.
2. Ketidakpastian dalam produksi serta pemasaran.
Dalam  sektor  pertanian  terdapat  tingkat  ketidakpastian  yang  tinggi.  Dalam hal  ini  produksi  sektor  pertanian  tak  luput  dari  pengaruh  cuaca,  penyakit
menular,  serta  dampak  teknologi  baru  pada  hasil-hasil  pertanian.  Dari  segi pemasaran, banyak komoditi pertanian diperdagangkan di pasar dunia yang
harganya tidak stabil, sehingga harga turun-naik secara tiba-tiba. 3.
Saling keterkaitan antara pertanian dan bidang-bidang lain. Kelayakan suatu proyek  pembangunan barang publik seperti pembangunan
jalan  akan  tergantung  pada  seberapa  jauh  proyek  tersebut  dapat mempengaruhi
biaya pemasaran
komoditi pertanian.
Kelayakan memproduksi  komoditi  ini  sebaliknya  tergantung  pada  biaya  pemasaran.
Lain  halnya  dengan  produk-produk  industri  karena  biasanya  ada kemungkinan  mengimpor  sarana  yang  tidak  dapat  diproduksi  secara  lokal
tenaga terampil asing, komponen-komponen. 4.
Intensitas penggunaan lahan. Dalam hal penggunaan lahan, proyek di sektor pertanian jauh lebih intensif
dibandingkan dengan proyek-proyek pada sektor lainnya.
2.4  Penelitian Terdahulu
Beberapa  penelitian  yang  dapat  dijadikan  referensi  antara  lain  penelitian Ridwan  2008,  Rachmiyanti  2009,  Nurmala  2011,  serta  Meizi  2002  dan
Putra  2012.  Ridwan  2008,  melakukan  penelitian  mengenai  analisis  usahatani padi  ramah  lingkungan  dan  padi  anorganik  di  Kelurahan  Situgede,  Bogor.
Penelitian  tersebut  menganalisis  dan  membandingkan  pendapatan,  efisiensi  dan kelayakan  serta  sensitivitas  usahatani  padi  ramah  lingkungan  dan  anorganik.
Analisis  pendapatan  didapatkan  hasil  bahwa  penerimaan  total  untuk  usahatani padi  anorganik  lebih  besar  dibandingkan  penerimaan  total  usahatani  padi  ramah
lingkungan.  Perbedaan  penelitian  dengan  Ridwan  adalah  pada  penelitian  sawah apung hanya melihat kelayakan usahatani dan perbandingan pendapatan. Metode
yang  digunakan  dalam  menganalisis  pendapatan  adalah  sama  yaitu  RC  rasio.
Rachmiyanti 2009, melakukan penelitian mengenai  analisis perbandingan usahatani  padi  organik  metode  System  of  Rice  Intensification  SRI  dengan  padi
konvensional  di  Desa  Bobojong,  Kecamatan  Mande,  Kabupaten  Cianjur,  Jawa Barat.  Tujuan  penelitian  Rachmiyanti  adalah  menganalisis  pengaruh  perubahan
sistem  usahatani,  dari  non  organik  menjadi  organik  dengan  metode  SRI. Penelitian  ini menggunakan  beberapa  alat  analisis,  yaitu  analisis  pendapatan  dan
rasio  penerimaan  dan  biaya  RC  rasio.  Perbedaan  dengan  penelitian  sawah apung  antara  lain  lokasi  penelitian.  Sawah  apung  terletak  di  Desa  Ciganjeng,
Kecamatan Padaherang,
Kabupaten Pangandaran.
Rachmiyanti hanya
menganalisis  perbandingan  pendapatan  usahatani  padi  organik  dan  non  organik, sedangan  penelitian  sawah  apung  mencakup  kelayakan  usahatani  dan
perbandingan pendapatan sawah apung dengan sawah konvensional. Nurmala 2011, melakukan penelitian mengenai analisis ekonomi usahatani
padi  semi  organik  dan  anorganik  pada  petani  penggarap  di  Desa  Ciburuy  dan Desa  Cisalada,  Kecamatan  Cigombong,  Kabupaten  Bogor.  Penelitian  tersebut
mengkaji mengenai kelayakan sistem usahatani padi semi organik dan anorganik, mengkaji  tingkat  biaya  dan  pendapatan  usahatani,  dan  mengidentifikasi  faktor-
faktor  yang  mendorong  petani  untuk  mengurangi  pemakaian  pupuk  kimia.  Yang membedakan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, tujuan penelitian, dan
metode  penelitian.  Persamaan  dengan  penelitian  ini  adalah  dalam  mengkaji mengenai kelayakan sistem usahatani.
Meizi  2012,  melakukan  penelitian  mengenai  studi  kelayakan  usaha pembibitan  itik  di  Desa  Mekar  Sari,  Kecamatan  Rumpin,  Kabupaten  Bogor.
Penelitian  tersebut  mengkaji  mengenai  kelayakan  adanya  usaha  itik  di  Desa Mekar Sari dengan menganalisis kelayakan secara finansial dan pendekatan aspek
pasar,  aspek  teknis,  aspek  manajemen,  aspek  hukum,  aspek  sosial,  ekonomi  dan budaya  serta  aspek  lingkungan.  Analisis  kelayakan  finansial  ini  menggunakan
perhitungan Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost  Ratio  Net  BC,  Payback  Period  PP,  dan  Analisis  Switching  Value.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan usahatani yang diteliti.  Meizi  menganalisis  kelayakan  finansial  pembibitan  itik  dengan
pendekatan  aspek-aspek,  sedangkan  pada  penelitian  ini  menganalisis  kelayakan